Apa Yang Kamu Harapkan?

Kamis, 9 Oktober 2014

KomikStrip-WarungSateKamu-20141009-Apa -Yang-Kamu-Harapkan

Baca: Yohanes 16:25-33

16:25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.

16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,

16:27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.

16:28 Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."

16:29 Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan.

16:30 Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."

16:31 Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang?

16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.

16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. —Yohanes 16:33

Apa Yang Kamu Harapkan?

Dalam God in the Dock (Allah Dihakimi), C. S. Lewis menulis: “Bayangkan ada sekelompok orang tinggal di sebuah gedung. Setengahnya berpikir gedung itu adalah hotel, setengah lainnya berpikir itu adalah penjara. Mereka yang berpikir bahwa itu hotel mungkin merasa tidak tahan tinggal di situ, dan mereka yang berpikir itu penjara mungkin merasa bahwa di luar dugaan mereka, tempat itu sangat nyaman untuk dihuni.” Dengan cerdik, Lewis memakai perbedaan tajam antara hotel dan penjara untuk menggambarkan cara kita memandang hidup menurut harapan-harapan kita. Ia menulis, “Jika kamu berpikir bahwa dunia ini dimaksudkan untuk menjadi tempat kita bersenang-senang, kamu akan merasa tidak tahan berada di sini; sebaliknya, jika kamu menganggap dunia ini sebagai suatu tempat pelatihan dan perbaikan diri, maka rasanya dunia ini tidak jelek-jelek amat.”

Terkadang kita berharap hidup ini seharusnya bahagia dan bebas dari derita. Namun Alkitab tidak mengajarkan demikian. Bagi orang percaya, dunia menjadi tempat bagi iman untuk bertumbuh melalui saat-saat yang baik maupun buruk. Yesus bersikap realistis saat Dia menjelaskan apa yang sepatutnya diharapkan dalam hidup. Dia memberi tahu para murid, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33). Dalam berkat maupun derita, kita dapat memiliki damai sejahtera meyakini bahwa Allah merancang beragam peristiwa sesuai dengan kedaulatan dan rencana-Nya.

Kehadiran Kristus dalam hidup kita akan memampukan kita untuk “menguatkan hati” meski sedang berada di tengah penderitaan. —HDF

Kekuatan serta penghiburan diberikan Tuhan padaku.
Tiap hari aku dibimbing-Nya, tiap jam dihibur hatiku
Dan sesuai dengan hikmat Tuhan ‘ku dib’rikan apa yang perlu,
Suka dan derita bergantian memperkuat imanku. —Berg
(Kidung Jemaat, No. 332)

Di tengah berbagai masalah yang melanda hidup,
damai sejahtera dapat ditemukan di dalam Yesus.

Kekuatan Ritual

Rabu, 1 Oktober 2014

KomikStrip-WarungSateKamu-20141001-Ritual-Sebelum-Tidur

Baca: 1 Korintus 11:23-34

11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti

11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.

11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.

11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

11:33 Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain.

11:34 Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum. Hal-hal yang lain akan kuatur, kalau aku datang.

Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! —1 Korintus 11:24

Kekuatan Ritual

Pada masa kanak-kanak saya, salah satu peraturan di dalam keluarga kami adalah kami tidak boleh tidur dalam keadaan marah (Ef. 4:26). Semua pertengkaran dan perselisihan di antara kami harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kami tidur. Peraturan itu juga disertai suatu ritual sebelum tidur: Ayah dan Ibu akan mengucapkan kepada saya dan saudara saya, “Selamat tidur. Ayah/Ibu sayang padamu.” Dan kami akan membalas, “Selamat tidur. Aku juga sayang Ayah/Ibu.”

Nilai ritual dalam keluarga itu baru-baru ini begitu membekas di hati saya. Ketika ibu saya terbaring sekarat di rumah sakit karena kanker paru-paru, lambat laun tanggapan fisiknya semakin lemah. Namun setiap malam saat saya hendak beranjak dari sisi tempat tidurnya, saya biasa berucap, “Aku sayang Ibu.” Meski Ibu tidak dapat banyak berbicara, ia akan membalas, “Aku juga sayang padamu.” Saat masih kecil, saya tidak pernah membayangkan bahwa ritual tersebut akan menjadi begitu berharga untuk saya bertahun-tahun kemudian.

Waktu dan pengulangan dapat merenggut makna dari ritual-ritual yang kita lakukan. Namun ada ritual-ritual yang dapat mengingatkan kita pada kebenaran-kebenaran rohani yang teramat penting. Umat percaya pada abad pertama pernah menyalahgunakan praktik Perjamuan Kudus, tetapi Rasul Paulus tidak memerintahkan mereka untuk berhenti melakukannya. Sebaliknya ia menyatakan kepada mereka, “Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor. 11:26).

Daripada menghentikan ritual, mungkin yang perlu kita lakukan adalah mengembalikan ritual itu kepada makna sesungguhnya. —JAL

Tuhan, ketika kami menerima Perjamuan Kudus, tolong kami
untuk terhindar dari sikap yang membiarkan ibadah kami
menjadi sekadar rutinitas. Kiranya kami selalu tergerak
oleh rasa syukur akan indahnya ritual yang Engkau karuniakan.

Ritual apa pun dapat kehilangan maknanya, tetapi hal itu tidak menjadikannya sia-sia.

Hutang

Oleh: Bella Nesya

KomikStripKamu-WarungSateKamu-20141001-Hutang

Masalah Kepercayaan

Jumat, 26 September 2014

KomikStrip-WarungSateKamu-20140926-Masalah-Kepercayaan

Baca: Mazmur 5

5:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan suling. Mazmur Daud.

5:2 Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.

5:3 Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.

5:4 TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.

5:5 Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu.

5:6 Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.

5:7 Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu.

5:8 Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

5:9 TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku.

5:10 Sebab perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu.

5:11 Biarlah mereka menanggung kesalahan mereka, ya Allah, biarlah mereka jatuh karena rancangannya sendiri; buanglah mereka karena banyaknya pelanggaran mereka, sebab mereka memberontak terhadap Engkau.

5:12 Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.

5:13 Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.

Semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka. —Mazmur 5:12

Masalah Kepercayaan

Sebuah berita dari Australia menceritakan kisah hidup dari Pascale Honore, seorang wanita penderita paraplegia (kelumpuhan tubuh bagian bawah). Setelah 18 tahun selalu duduk di atas kursi roda, Pascale memutuskan untuk belajar berselancar. Bagaimana caranya?

Ty Swan, seorang peselancar muda, mengikat tubuh Pascale ke atas punggungnya dengan menggunakan lakban. Setelah mendapatkan keseimbangan yang sempurna, Ty mendayung ke laut agar kemudian mereka bisa mengarungi ombak dan Pascale dapat merasakan kegembiraan berselancar dalam air. Aktivitas itu membutuhkan rasa percaya yang sangat besar karena besar pula kemungkinan untuk terjadinya kesalahan. Namun demikian, kuatnya keyakinan Pascale kepada Ty telah memampukannya untuk mewujudkan mimpinya, kendati apa yang mereka lakukan itu sangat berbahaya.

Demikianlah juga kehidupan seorang pengikut Kristus. Kita hidup di tengah dunia yang penuh bahaya dengan beragam tantangan yang tidak terduga dan jerat yang tidak terlihat. Meskipun demikian, kita tetap mempunyai sukacita karena kita mengenal Pribadi yang oleh kekuatan-Nya sanggup membawa kita mengatasi terjangan ombak kehidupan yang mengancam untuk menenggelamkan kita. Sang pemazmur menulis, “Semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu” (Mzm. 5:12).

Di hadapan segala bahaya dan tantangan besar dalam hidup ini, kita dapat mengalami sukacita yang timbul dari kepercayaan kita kepada Allah. Kekuatan-Nya lebih dari cukup untuk menolong kita! —WEC

Aku bahagia belajar mempercayai-Mu,
Yesus yang mulia, Juruselamat, dan Sahabat;
Dan kutahu bahwa Engkau menyertaiku,
Senantiasa bersamaku sampai akhir. —Stead

Iman kita diteguhkan ketika kelemahan kita diganti dengan kekuatan Allah.

Lagu: My Strength [Engkaulah Kekuatanku]

Lagu ini dibuat waktu aku merasa down banget, capek dengan masalah yang seakan ga ada habisnya… Aku cuma bisa doa & curhat sama Tuhan… mengingat janji-Nya:

Allah setia dan… tidak akan membiarkanmu dicobai melampaui kekuatanmu
(1 Korintus 10:13)

Aku sadar hanya Tuhan yang bisa kasih kekuatan… Harus kuakui, waktu lagi senang atau sibuk, kerap quality time-ku sama Tuhan jadi berkurang… Masalah yang datang menjadi pengingat bagiku, bahwa Tuhan mau aku selalu dekat dan bergantung kepada-Nya. Sungguh bersyukur bahwa Tuhan selalu hadir bagi kita dalam keadaan apa pun. Hanya Dia yg bisa diandalkan & jadi sumber kekuatan kita 🙂

Semoga lagu ini menjadi berkat buat teman-teman juga ….

My Strength

When I am weak
When I am down
Feel like can’t stand anymore
Sometimes I feel like
I’m going to give up
I wanna run far away
But YOU come and say
“Your problems won’t be bigger than your power”
and YOU embrace me with Your love

Jesus Jesus You’re the reason I stand this far
Jesus Jesus Your my savior and my refuge
Jesus Jesus YOU are my strength in my life

lirik dalam bahasa Indonesia:
Engkaulah Kekuatanku

Saat ku lemah
Saat kecewa
Tak sanggup lagi melangkah
Kadang ku merasa
ingin menyerah
Tak ingin hadapi semua ini
Tapi Tuhan berjanji
“Masalah takkan melampaui kekuatanmu”
Lalu Dia dekapku p’nuh kasih

Yesus, Engkau yang menopangku selalu
Yesus, Engkau Peny’lamat dan Perlindunganku
Yesus, Engkaulah kekuatan di hidupku

Berhemat

KomikStrip-WarungSateKamu-20140919-Berhemat

Suka Menuturkan Kisah-Nya

Kamis, 18 September 2014

KomikStrip-WarungSateKamu-20140918-Kusuka-Menuturkan

Baca: 1 Tawarikh 16:7-13

16:7 Kemudian pada hari itu juga, maka Daud untuk pertama kali menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi TUHAN:

16:8 Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!

16:9 Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

16:10 Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!

16:11 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!

16:12 Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,

16:13 hai anak cucu Israel, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!

Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! —1 Tawarikh 16:8

Suka Menuturkan Kisah-Nya

Ketika Studs Terkel, seorang penulis ternama, mencari tema untuk buku yang akan ditulisnya, seorang teman mengusulkan tema “kematian”. Awalnya ia menolak, tetapi ide itu akhirnya menjadi kenyataan saat sang istri yang telah mendampinginya selama 60 tahun meninggal dunia. Buku itu kemudian juga berisi upaya pencariannya sendiri: suatu hasrat untuk mengetahui apa yang terjadi di alam baka, tempat berpulangnya kekasih hatinya itu. Setiap halaman bukunya menjadi pengingat yang kuat tentang pencarian kita sendiri akan Yesus dan beragam pertanyaan serta pergumulan tentang kekekalan yang dialami di sepanjang perjalanan iman kita.

Saya bersyukur atas jaminan pasti bahwa kita akan bersama Yesus setelah kita meninggal, apabila kita telah mempercayai Dia untuk mengampuni dosa kita. Tidak ada pengharapan yang lebih besar daripada itu. Sekarang kita memiliki hak istimewa untuk memberitakan pengharapan itu pada sebanyak mungkin orang yang dapat kita jangkau. l Petrus 3:15 menguatkan kita: “. . . siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.” Kita diberikan kesempatan oleh Allah, sebagaimana dikatakan Daud, untuk memanggil nama-Nya dan “memperkenalkan perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa” (lTaw. 16:8).

Selama hidup orang-orang yang kita kasihi belum usai, kita diberi hak istimewa untuk menceritakan kasih Yesus kepada mereka. Kesempatan itu adalah anugerah yang amat berharga. —RKK

‘Kusuka menuturkan cerita mulia
Yang sungguh melebihi impian dunia.
‘Kusuka menuturkan semua padamu
Sebab cerita itu membawa s’lamatku. —Hankey
(Kidung Jemaat, No. 427)

Kiranya keseharian kita dipenuhi dengan kerinduan— dan kesempatan—menuturkan kisah kita tentang Yesus.

Surat Yang Mengagumkan

Rabu, 10 September 2014

KomikStrip-WarungSateKamu-20140910-Surat-yang-Mengagumkan

Baca: Mazmur 119:9-16

119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

119:10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.

119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

119:12 Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

119:13 Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.

119:14 Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.

119:15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.

119:16 Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.

Firman-Mu tidak akan kulupakan. —Mazmur 119:16

Surat Yang Mengagumkan

Sesekali ketika saya dan istri membuka surat-surat yang kami terima, kami menemukan ada surat yang tidak berisi kata-kata. Ketika mengeluarkan “surat” itu dari amplopnya, kami menemukan secarik kertas yang hanya berisi coret-coretan spidol yang berwarna-warni. “Surat” itu menggembirakan hati kami karena itu dibuat oleh Katie, cucu kami yang masih batita, yang tinggal di negara bagian lain. Sekalipun tanpa kata, surat-surat itu memberitahukan kepada kami betapa Katie mengasihi kami dan memikirkan keadaan kami.

Tentunya kita memandang surat-surat dari orang yang kita kasihi dan yang mengasihi kita sebagai sesuatu yang berharga. Itulah sebabnya kita begitu bersukacita ketika menyadari bahwa Bapa kita di surga telah memberi kita sebuah surat yang disebut Alkitab. Nilai dari Kitab Suci ini jauh melampaui kata-katanya yang penuh dengan kuasa, tantangan, dan hikmat. Di antara semua kisah, pengajaran, dan tuntunan yang diberikan Alkitab, gagasannya yang terutama adalah tentang Allah yang mengasihi kita dan yang telah merencanakan keselamatan kita. Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa Dia memperhatikan keberadaan kita (Mzm. 139), mencukupkan kebutuhan kita (Mat. 6:31-34), menghibur kita (2Kor. 1:3-4), dan menyelamatkan kita melalui pengorbanan Yesus, Anak-Nya (Rm. 1:16-17).

Kamu sangat dikasihi oleh Allah melebihi apa pun yang dapat kamu bayangkan. Allah sendiri yang mengatakannya melalui pesan yang diilhamkan-Nya dalam Alkitab bagimu. Tidak heran, pemazmur pun menuliskan, “firman-Mu tidak akan kulupakan” (Mzm. 119:16). Alkitab sungguh adalah surat yang mengagumkan! —JDB

Tuhan, tolong aku untuk menggali Alkitab, mengerti kebenarannya,
dan menerapkannya dalam hidupku. Kiranya aku senang menerima
dan membaca surat-Mu bagiku, sama seperti kesenanganku
menerima surat, e-mail, atau pesan Facebook dari teman.

Alkitab adalah surat Allah yang menyatakan kasih-Nya kepada kita.