Setiap Napas

Jumat, 12 Maret 2021

Setiap Napas

Baca: Yehezkiel 37:1-3,7-10,14

37:1 Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang.

37:2 Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.

37:3 Lalu Ia berfirman kepadaku: “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?” Aku menjawab: “Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!”

37:7 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain.

37:8 Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas.

37:9 Maka firman-Nya kepadaku: “Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali.”

37:10 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.

37:14 Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN.”

 

Aku akan . . . memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. —Yehezkiel 37:6

Setiap Napas

Ketika Tee Unn terserang penyakit autoimun langka yang melemahkan seluruh otot tubuhnya dan nyaris merenggut nyawanya, ia menyadari bahwa masih bisa bernapas adalah anugerah. Selama lebih dari seminggu, sebuah mesin harus memompa udara ke dalam paru-parunya beberapa detik sekali, dan itulah bagian menyakitkan dari perawatan yang harus dijalaninya.

Tee Unn berhasil pulih secara ajaib, dan hari ini ia mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak mengeluh saat menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. “Saya hanya akan menarik napas dalam-dalam” katanya, “dan bersyukur kepada Tuhan bahwa saya masih bisa bernapas.”

Betapa mudahnya fokus kita tertuju kepada hal-hal yang kita butuhkan atau inginkan, sampai terkadang kita lupa bahwa hal-hal paling sederhana bisa menjadi mukjizat-mukjizat yang terbesar dalam hidup. Dalam penglihatan Yehezkiel (Yeh. 37:1-14), Allah menunjukkan kepadanya bahwa hanya Dialah yang sanggup memberikan hidup bagi tulang-tulang yang kering. Bahkan setelah urat, daging, dan kulit telah tampak, “mereka belum bernafas” (ay.8). Baru setelah Allah memberi napas, mereka dapat hidup kembali (ay.10).

Penglihatan ini menggambarkan janji Allah untuk memulihkan umat Israel dari kehancuran. Hal ini juga mengingatkan saya bahwa apa pun yang saya miliki, besar atau kecil, tidaklah berarti kecuali Allah memberi saya napas kehidupan.

Bagaimana jika kita mengucap syukur kepada Allah untuk berkat-berkat sederhana dalam hidup yang kita miliki saat ini? Di tengah pergumulan kita sehari-hari, marilah sesekali berhenti untuk menarik napas dalam-dalam, dan “biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan” (Mzm. 150:6).—LESLIE KOH

WAWASAN
Dalam catatan Yehezkiel tentang penglihatan tulang-tulang kering (Yehezkiel 37:1-14), dua perkataan yang diulang-ulang menggambarkan peristiwa yang terjadi dengan terang benderang: tulang-tulang dan napas. Perkataan-perkataan itu menegaskan perbedaan tajam antara apa yang Yehezkiel lihat dan apa yang Allah lakukan. Sepuluh kali istilah tulang-tulang disebut dalam bagian ini. Pengulangan itu menciptakan gambaran yang jelas tentang kematian, tetapi bukan dari mereka yang belum lama meninggal. Yang ditunjukkan kepada Yehezkiel oleh Roh Allah adalah kematian yang sudah lama terjadi—karena itu tidak ada lagi kulit, otot, atau urat; tulang-tulang yang sangat kering bertaburan di lembah itu, tidak lagi saling tersambung. Tulang-tulang kering itu dikontraskan dengan janji dan kuasa dari napas Allah. Hanya itu yang sanggup menghapus kematian. Meski “tulang-tulang itu bertemu satu sama lain” (ay.7) dan kembali tertutup oleh urat dan daging, tulang-tulang itu belum hidup. Setelah napas Allah memasuki mereka, barulah mereka kembali menjadi tentara yang hidup. —J.R. Hudberg

Apakah yang hendak kamu syukuri kepada Allah saat ini? Bagaimana cara kamu mengingatkan diri sendiri untuk lebih sering bersyukur kepada-Nya hari ini?

Terima kasih, ya Allah, untuk setiap napas kehidupan yang Engkau berikan kepadaku. Terima kasih untuk hal-hal paling sederhana dan juga mukjizat-mukjizat yang terbesar dalam hidupku.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 17-19; Markus 13:1-20

Bagikan Konten Ini
54 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *