Keluar dari Kemiskinan

Kamis, 11 Maret 2021

Keluar dari Kemiskinan

Baca: Markus 12:38-44

12:38 Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: “Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar,

12:39 yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan,

12:40 yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.”

12:41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.

12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.

12:43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.

12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”

 

Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. —Markus 12:44

Keluar dari Kemiskinan

Warren Buffett bersama Bill dan Melinda Gates mencetak sejarah ketika meluncurkan sebuah gerakan donasi yang disebut The Giving Pledge, dengan berjanji menyumbangkan setengah dari harta kekayaan mereka. Pada tahun 2018, terkumpul sumbangan sebesar 92 miliar dolar AS. Karena penasaran, psikolog Paul Piff pun meneliti tentang pola memberi, dan menemukan bahwa orang miskin cenderung memberi 44 persen lebih banyak ketimbang orang kaya. Mereka yang menyadari kemiskinannya sering tergerak untuk lebih bermurah hati.

Yesus tahu tentang hal ini. Ketika datang ke Bait Allah, Yesus memperhatikan orang banyak memasukkan uang ke dalam peti persembahan (Mrk. 12:41). Banyak orang kaya memberi dalam jumlah yang besar, tetapi seorang janda miskin memasukkan dua peser terakhir miliknya, jumlah uang yang terkecil nilainya, ke dalam peti. Saya membayangkan Yesus berdiri, merasa senang dan takjub. Dia mengumpulkan murid-murid-Nya dan memastikan mereka tidak melewatkan tindakan yang luar biasa itu. “Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan” seru Yesus (ay.43). Mungkin kemudian murid-murid-Nya berpandang-pandangan karena bingung, berharap ada yang dapat menjelaskan maksud Yesus. Jadi, Yesus pun menjelaskannya: mereka yang memberi banyak “memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya” (ay.44).

Mungkin kita tidak bisa memberi banyak, tetapi Yesus mengajak kita untuk memberi dari kekurangan. Meski bagi orang lain terlihat kecil, kita memberi dari apa yang kita punya, dan Allah sangat disenangkan oleh pemberian kita yang melimpah. —WINN COLLIER

WAWASAN
Sukacita atas kemurahan hati yang diceritakan Yesus dalam Markus 12:43-44, terutama soal pemberian dari kondisi yang berkekurangan, juga tecermin dalam tulisan Rasul Paulus mengenai jemaat di Makedonia. Meski didera berbagai penderitaan berat, “sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan” (2 Korintus 8:2). Mereka telah memberi “bahkan melampaui kemampuan mereka” (ay.3) karena mereka menganggapnya sebagai “kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus” (ay.4). Rahasia kemurahan hati jemaat Makedonia adalah karena “mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian . . . juga kepada kami” (ay.5). Dengan kata lain, pengabdian mereka yang utama dengan Yesus terungkap dalam komitmen mereka terhadap kesejahteraan orang lain. Sejatinya, kemurahan hati tidak dapat dipaksakan karena itu harus menjadi gerakan hati. Jadi, kata Paulus, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (9:7). —Con Campbell

Apa artinya kamu memberi dari kekurangan? Bagaimana kamu dapat memberi “semua” dari dirimu untuk Yesus hari ini?

Ya Allah, aku merasa tidak punya apa-apa. Persembahanku sangatlah kecil dan tak berarti. Namun, inilah diriku seutuhnya. Maukah Engkau menerimaku dalam segala kekuranganku?

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 14-16; Markus 12:28-44

Bagikan Konten Ini
42 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami. sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  2. Sindhu
    Sindhu says:

    aku tertarik dng pembacaan dr 2 Kor 8:2-5. mereka saling memberi dr kekurangan mereka. puji Tuhan

  3. Cio
    Cio says:

    Menurut saya, makna dari ayat ini bukan memberi. Tapi Yesus sedang menyindir orang sinagoga waktu itu, krn janda sistem waktu itu untuk memberi yg “terbaik” untuk bait Allah sedangkan ia tidak bisa hidup karna Yesus tidak pernah mempedulikan tentang uang. Konteks ayat itu nyambung dengan ayat sebelumnya

    Semoga memberkati

  4. George C
    George C says:

    Ya Allah, aku merasa tidak punya apa-apa. Persembahanku sangatlah kecil dan tak berarti. Namun, inilah diriku seutuhnya. Maukah Engkau menerimaku dalam segala kekuranganku? , Biarlah aku selalu bisa memiliki kemurahan hati dan selalu bisa memberi dengan sukacita dan dengan kerelaan hati bukan paksaan . Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *