Ketika Banjir Melanda

Sabtu, 2 Januari 2021

Ketika Banjir Melanda

Baca: Lukas 6:46-49

6:46 “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?

6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya–Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan–,

6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.

6:49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”

Barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. —Lukas 6:49

Ketika Banjir Melanda

Saya tinggal di Colorado, sebuah negara bagian di wilayah barat Amerika Serikat yang terkenal dengan Pegunungan Rocky dan tingginya curah salju yang turun setiap tahun. Namun, bencana alam terburuk yang pernah dialami negara bagian ini tidak disebabkan oleh salju, melainkan hujan. Peristiwa banjir besar Thompson terjadi pada tanggal 31 Juli 1976, di sekitar kota wisata Estes Park. Sesudah banjir itu surut, korban yang tewas berjumlah 144 jiwa, belum termasuk ternak. Setelah bencana tersebut, dilakukan penyelidikan di daerah tersebut, terutama yang berkaitan dengan fondasi jalan dan jalan raya. Hasil penyelidikan itu menemukan bahwa dinding jalan-jalan yang bertahan terhadap terjangan badai adalah dinding yang terbuat dari beton. Dengan kata lain, tembok-tembok tersebut memiliki fondasi yang benar-benar kuat. Dalam hidup kita, masalahnya bukanlah apabila tetapi ketika banjir datang. Terkadang kita memang mendapat peringatan akan datangnya bencana, tetapi lebih sering tidak. Yesus menekankan pentingnya memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi saat-saat seperti itu—fondasi yang dibangun bukan hanya dari mendengar perkataan-Nya tetapi juga melakukannya (Luk. 6:47). Penerapan itu bagaikan menuang beton ke dalam hidup kita. Ketika banjir datang melanda, dan banjir pasti datang, kita dapat bertahan menghadapinya karena kita “kokoh dibangun” (ay.48). Namun, tanpa menerapkan perkataan Tuhan, hidup kita menjadi rapuh dan terancam hancur (ay.49). Itulah bedanya orang yang berhikmat dan yang bodoh. Ada baiknya kita sesekali berhenti sejenak dan menyelidiki fondasi hidup kita. Yesus akan menolong kita memperkuat titik-titik lemah dalam diri supaya kita tetap berdiri tegak dengan kekuatan-Nya ketika banjir besar datang. —JOHN BLASE

WAWASAN
Lukas 6:17-49 mirip dengan Khotbah di Bukit (Matius 5-7), walaupun sebenarnya adalah khotbah lain yang diberikan “pada suatu tempat yang datar” (Lukas 6:17). Lukas 6:46-49 mengungkapkan hal yang sama dengan Matius 7:21-27, dan juga—sama dengan perikop itu—mengandung peringatan keras: “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46). Perikop Matius malah lebih keras lagi: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 7:21). Pesan Kristus jelas: Jika kita mengaku mengasihi-Nya, maka kita akan mendengarkan dan menaati perintah-perintah-Nya. Ringkasan singkat dari perintah-perintah-Nya terdapat dalam Lukas 6:27-36: mengasihi musuh kita; berbuat baik kepada orang yang membenci kita; murah hati; tidak menghakimi; mengampuni dengan lapang dada; memberi dengan murah hati. Orang yang melakukan hal-hal tersebut sedang membangun dasar hidupnya di atas batu yang kukuh (ay.48). —Tim Gustafson

Apa saja titik lemah dalam dirimu yang perlu mendapat perhatian khusus? Apa yang kamu lakukan untuk mengatasinya?

Tuhan Yesus, aku tidak mau hanya menjadi pendengar, tetapi juga pelaku firman. Bukalah mataku agar dapat melihat titik-titik lemah dalam fondasiku yang membutuhkan perhatian. Terima kasih karena Engkau berjanji untuk mendampingiku ketika banjir datang melanda.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 4-6; Matius 2

Bagikan Konten Ini
27 replies
  1. Wimpy Pristianto
    Wimpy Pristianto says:

    seringkali masalah datang krn pelanggaran yg kita buat sendiri,dengan terus belajar dan memohon penyertaan Roh Kudus mari kita taat,setia dan patuh agar tidak sia2 atas rumah yg kita bangun sepanjang hidup kita….Amin

  2. Erni
    Erni says:

    Bukalah mata dan hati ku Tuhan. supaya aku tahu apa yg blm ak lakukan sesuai perintah Mu. Kami mohon lindungi dan sertai kami selama lamanya. Amin

  3. Linda
    Linda says:

    Ajar kami bisa sungguh2 melakukan kehendakMu dlm hidup kami, bukan hanya sekedar membaca firman Tuhan saja

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    ajar kami untk hdp taar mekakukan hdp yg seturut dgn ke hdkmu bpk dan memulyakan engkau dgn segenap hati dan segenap jiwa haleluyah bpk amin

  5. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  6. George
    George says:

    aku diingatkan lagi ya Tuhan , Bahwa jika aku hanya mendengarkan firman ataupun mendengarkan perkataan” mu tetapi tidak melakukannya dalam kehidupan sehari-hari itu adalah sia” , biarlah aku selalu bisa menjadi pelaku firmanu , tidak menjadi pendengar saja atau pun pembaca tapi aku harus selalu bisa menjadi pelaku firman mu , dan juga biarlah aku selalu lebih baik lagi dalam segala perbuatan dan perkataan aku . Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *