Bawa Perahu kamu

Jumat, 19 Oktober 2018

Bawa Perahu kamu

Baca: Amsal 3:21-31

3:21 Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu,

3:22 maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu.

3:23 Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk.

3:24 Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak.

3:25 Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang.

3:26 Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.

3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

3:28 Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: “Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu.

3:29 Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.

3:30 Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu.

3:31 Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya,

Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. —Amsal 3:27

Bawa Perahu kamu

Pada tahun 2017, badai Harvey telah menyebabkan banjir besar di wilayah timur Texas. Guyuran hujan yang tiada henti telah membuat ribuan orang terjebak di dalam rumah mereka. Banyak warga sipil dari bagian lain di Texas atau wilayah lain di Amerika Serikat datang membawa perahu mereka guna membantu evakuasi para korban banjir. Karena bentuk pertolongan yang mereka berikan itu, mereka pun dijuluki “The Texas Navy” (Angkatan Laut Texas).

Tindakan orang-orang yang gagah berani dan murah hati itu mengingatkan kita pada dorongan yang tercantum dalam Amsal 3:27. Kita diperintahkan untuk menolong orang lain kapan pun kita sanggup melakukannya. Para warga sipil itu mempunyai kesanggupan untuk menolong para korban dengan perahu mereka, maka itulah yang mereka lakukan. Tindakan mereka menunjukkan adanya kerelaan untuk menggunakan sumber daya apa pun yang bisa mereka kerahkan demi kepentingan orang lain.

Mungkin kita tidak selalu merasa sanggup menjalankan tugas yang ada di depan kita; bahkan sering tak berdaya karena kita merasa tidak memiliki kecakapan, pengalaman, sumber daya, atau waktu untuk membantu orang lain. Perasaan itu membuat kita memandang rendah diri sendiri dan mengesampingkan apa yang sebenarnya kita miliki yang mungkin dapat membantu orang lain. The Texas Navy tidak dapat menghentikan luapan banjir atau mengatur bantuan pemerintah. Namun, mereka menggunakan apa yang mereka miliki dalam kesanggupan mereka—perahu mereka—untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan oleh sesama mereka. Kiranya kita semua rela membawa “perahu” kita—apa pun itu—untuk membantu orang-orang di sekitar kita menuju ke tempat yang lebih baik. —Kirsten Holmberg

Ya Tuhan, semua yang kumiliki berasal dari-Mu. Tolonglah aku agar selalu memakai apa yang telah Engkau berikan kepadaku untuk menolong sesamaku.

Allah memelihara umat-Nya melalui kebaikan hati umat-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 56-58; 2 Tesalonika 2

Artikel Terkait:

Mengapa Harus Aku?

Bagikan Konten Ini
27 replies
  1. Petricia Cindy Loveni
    Petricia Cindy Loveni says:

    Semakin terberkati dngn renungannya.. Isinya renungannya ssuai dngn pengalaman dan cerita yg baru-baru ini alami:))

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *