Menuai di Ladang

Sabtu, 29 September 2018

Menuai di Ladang

Baca: Rut 2:1-12

2:1 Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas.

2:2 Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” Dan sahut Naomi kepadanya: “Pergilah, anakku.”

2:3 Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.

2:4 Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: “TUHAN kiranya menyertai kamu.” Jawab mereka kepadanya: “TUHAN kiranya memberkati tuan!”

2:5 Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: “Dari manakah perempuan ini?”

2:6 Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: “Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab.

2:7 Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.”

2:8 Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: “Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan.

2:9 Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.”

2:10 Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: “Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?”

2:11 Boas menjawab: “Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.

2:12 TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung.”

Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” —Rut 2:2

Menuai di Ladang

Seorang teman asal Tanzania memiliki visi untuk membeli sebidang tanah kosong di ibu kota Dodoma. Setelah menyadari kebutuhan dari sejumlah janda di lingkungan itu, Ruth ingin mengubah tanah yang tidak terpakai itu menjadi tempat untuk beternak ayam dan bercocok tanam. Visinya untuk membantu mereka yang berkekurangan itu berasal dari kasihnya kepada Allah, dan terinspirasi oleh tokoh Alkitab yang bernama sama dengannya, Rut.

Hukum Taurat memperbolehkan orang miskin atau orang asing untuk memungut (menuai) sisa-sisa hasil tuaian dari tepi ladang (Im. 19:9-10). Tokoh Rut di Alkitab adalah seorang asing. Karena itu, ia diizinkan bekerja di ladang dan mengumpulkan makanan untuknya serta untuk Naomi, ibu mertuanya. Karena memungut sisa hasil tuaian di ladang milik Boas—seorang kerabat dekat suami Naomi—Rut dan Naomi pada akhirnya mendapat tempat tinggal dan perlindungan. Rut sehari-hari bekerja mengumpulkan makanan dari tepi ladang dengan cerdik dan tekun, dan Allah pun memberkatinya.

Semangat teman saya, Ruth, dan dedikasi tokoh Rut dalam Alkitab, menggugah saya untuk bersyukur kepada Allah atas pemeliharaan-Nya bagi orang yang miskin dan tertindas. Keduanya menginspirasi saya mencari cara-cara yang konkret untuk menolong orang lain di tengah komunitas saya, bahkan lebih luas lagi sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur saya kepada Allah yang murah hati. Apakah yang bisa kamu lakukan dalam kemurahan hati kepada orang lain sebagai bentuk penyembahanmu kepada Allah? —Amy Boucher Pye

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki agar tak seorang pun kelaparan. Bukalah mata kami agar dapat menolong mereka yang berkekurangan. Kami ingin membagikan kasih-Mu demi kemuliaan nama-Mu.

Allah peduli kepada orang-orang yang tak berdaya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 7-8; Efesus 2

Bagikan Konten Ini
40 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *