Beban Masa Lalu

Jumat, 6 Oktober 2017

Beban Masa Lalu

Baca: 1 Petrus 1:3-9

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,

1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.

1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api—sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,

1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Karena rahmat-Nya yang besar [Allah] telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. —1 Petrus 1:3

Beban Masa Lalu

Dalam perjalanan menuju kantor, saya mendengarkan lagu “Dear Younger Me” (Hai Diriku di Masa Lalu). Dengan indah, sang penyanyi bertanya: Seandainya kamu bisa kembali ke masa lalu, apa yang akan kamu katakan kepada dirimu sendiri? Saya pun terpikir tentang segala peringatan dan petuah yang bisa saya berikan kepada diri saya yang masih muda dan belum berpengalaman. Banyak dari kita tentu pernah terpikir tentang hal-hal tertentu di masa lalu yang dapat kita lakukan dengan cara yang berbeda—seandainya saja ada kesempatan untuk mengulang kembali semua itu.

Namun lagu itu menggambarkan bahwa meskipun masa lalu kita mungkin dipenuhi penyesalan, semua pengalaman tersebut telah membentuk diri kita apa adanya saat ini. Kita tidak dapat kembali ke masa lalu atau mengubah konsekuensi dari setiap pilihan atau perbuatan dosa kita. Namun, puji Tuhan, kita tidak perlu terus memikul beratnya segala beban dan kesalahan kita di masa lalu. Itu semua karena karya yang telah Yesus lakukan! “Karena rahmat-Nya yang besar [Allah] telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan”! (1Ptr. 1:3).

Ketika kita beriman kepada Allah dan menyesali dosa-dosa kita, Dia akan mengampuni kita. Pada saat itulah, kita dijadikan ciptaan baru dan memulai proses transformasi rohani (2Kor. 5:17). Tidak peduli apa pun yang pernah (atau belum) kita lakukan, kita diampuni karena apa yang telah dilakukan Yesus Kristus. Kita dapat terus melangkah, mengisi hidup dengan sebaik-baiknya, sembari menantikan masa depan yang kekal bersama-Nya. Di dalam Kristus, kita telah bebas! —Alyson Kieda

Tuhan, aku sangat bersyukur karena melalui Engkau, kami bisa terbebas dari beratnya beban masa lalu—segala kesalahan, kepedihan, dosa kami. Kami tak perlu lagi memikul rasa sesal dan malu. Kami dapat menyerahkan semua itu kepada-Mu.

Serahkanlah beban beratmu kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 26-27; Filipi 2

Bagikan Konten Ini
57 replies
« Older Comments
  1. Ghiovanny Lora Marlin Takasowa-Woba
    Ghiovanny Lora Marlin Takasowa-Woba says:

    terima kasih Tuhan Yesus aku bisa melalui masa lalu, hingga bisa memaafkan mereka orang2 i2 Tuhan. bimbinglah kami terus agar selalu hidup di jalan yang benar. Amin

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *