Ketika menonton televisi atau menjelajahi media sosial, informasi tentang tindakan kejahatan rasanya bukanlah hal yang jarang kita simak. Menghitung berapa jumlah kasus-kasus itu tentu tak akan ada habisnya. Dunia seakan telah berteman dengan kejahatan, dan fakta yang mungkin membuatmu tercengang: kita semua adalah bagiannya.
Menjalani kehidupan pasti akan menghadapi penderitaan. Dalam profesiku sebagai dokter, rasa sakit, tangis, dan kesedihan adalah kawan yang menjadi keseharianku.
Ketika kali pertama kamu mengenal Tuhan Yesus, masih ingatkah kamu bagaimana perasaanmu? Mungkin kamu merasa senang, rasa selalu ingin dekat dengan Tuhan, serta kerinduan untuk menghidupi pertobatanmu sangat kuat. Rasa-rasanya kita ingin selalu berbuat baik dan hidup berkenan pada-Nya.
Belakangan ini berita tentang korban pelecehan seksual yang berani bersuara tersiar di banyak media. Membaca berita-berita itu membuatku seolah merasa lega, sebab masyarakat mulai menyadari bahwa pelecehan seksual sejatinya adalah sebuah kejahatan yang harus diusut tuntas.
Beberapa bulan lalu, Marion Jola (salah seorang kandidat juara Indonesia Idol 2019) merilis lagunya yang berjudul “Favorite Sin”. Istilah yang digunakan di judul ini tidak terdengar asing di telinga kita, bukan? Frasa “favorite sin” atau dosa favorit masih sering kita dengar, khususnya dalam khotbah-khotbah atau renungan.
Jika ditanya apa yang menjadi sumber kebahagiaan kita? Tentu jawabannya bisa beragam. Ada yang menjawab sumber kebahagiaannya adalah memiliki tabungan berlimpah, rumah, mobil, pekerjaan tetap, anak-anak yang sehat dan pintar, bahkan pensiun di masa tua dengan pemasukan yang terus berjalan.
Menjadi orang yang minder dan kurang percaya diri membuatku sering kesulitan saat membuat pilihan dalam hidup ini. Bukan hanya pilihan dalam ruang lingkup besar dan krusial, tapi juga pilihan ‘sepele’ dalam kehidupan sehari-hari. Semisal: aku harus pakai baju apa hari ini agar terlihat bagus?
Saat sedang berjalan-jalan santai, penulis Martin Laird sering bertemu dengan seorang pria yang membawa empat ekor anjing Kerry Blue Terrier. Tiga anjingnya berlari-lari liar di padang terbuka, tetapi yang seekor lagi tidak pernah jauh-jauh dari pemiliknya dan hanya berputar-putar saja.
Aku dan suamiku sudah menikah selama setengah tahun. Sebelum menikah, kami pacaran selama dua tahun lebih.
Selama masa-masa pacaran, kami bergumul dengan dosa yang amat kami sesali. Hanya teman yang paling dekat dan pemimpin di gereja kami yang tahu akan dosa itu: hawa nafsu.