Ketika Pepohonan Bersemi

Rabu, 25 Mei 2016

Ketika Pepohonan Bersemi

Baca: Yohanes 11:14-27

11:14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: “Lazarus sudah mati;

11:15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.”

11:16 Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.”

11:17 Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.

11:18 Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya.

11:19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya.

11:20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.

11:21 Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

11:22 Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”

11:23 Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.”

11:24 Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”

11:25 Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”

11:27 Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. —Yohanes 11:25

Ketika Pepohonan Bersemi

Di tengah musim dingin yang bersalju dan membeku, harapan akan datangnya musim semi telah menguatkan kami yang tinggal di Michigan, Amerika Serikat. Bulan Mei menjadi jawaban dari penantian itu. Perubahannya begitu menakjubkan. Dahan pohon yang tadinya kering pada awal Mei mulai berubah menjadi ranting yang akan ditumbuhi daun-daun hijau lebat di akhir bulan. Meski dari hari ke hari perubahannya nyaris tak terlihat, tetapi pada akhir Mei, pepohonan di halaman telah berubah dari keabu-abuan menjadi kehijauan.

Allah membuat siklus antara istirahat dan pembaruan bagi karya ciptaan-Nya. Apa yang terlihat mati bagi manusia, bagi Allah adalah masa istirahat. Sebagaimana istirahat menjadi persiapan untuk pembaruan, kematian pun menjadi persiapan untuk kebangkitan.

Saya suka mengamati pepohonan yang seakan hidup kembali di musim semi, karena hal itu mengingatkan saya bahwa kematian hanyalah kondisi sementara yang bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan dan awal baru bagi sesuatu yang jauh lebih baik. “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24).

Meski serbuk sari sering dianggap sebagai gangguan di musim semi karena mengotori perabot rumah dan membuat orang bersin, bagi saya hal itu mengingatkan bahwa Allah masih bekerja untuk memelihara keberlangsungan dari segala sesuatu. Setelah kematian yang membawa dukacita, Dia menjanjikan kebangkitan yang mulia bagi mereka yang percaya kepada Anak-Nya. —Julie Ackerman Link

Kiranya kamu dikuatkan saat membaca 1 Korintus 15:35-58 yang mengingatkan kita pada pengharapan akan kebangkitan.

Setiap helai daun yang baru bertumbuh di musim semi mengingatkan kita pada kebangkitan yang telah dijanjikan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 25-27; Yohanes 9:1-23

Artikel Terkait:

3 Hal yang Membuat Kematian Yesus Berbeda

Kematian itu menakutkan. Bisa merenggut siapa saja tanpa memandang usia. Namun, kematian Yesus Kristus sangat berbeda dengan kematian manusia pada umumnya. Mengapa? Temukan jawabannya di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
19 replies
  1. ani
    ani says:

    Terimah kasih Tuhan.Engkau adalah kota benteng ku,Tanduk keselamatan ku.kepada mu aku percaya.Amin

  2. Dorkas Radja-Bella
    Dorkas Radja-Bella says:

    Tuhan Yesus sumber kuatku, pengharapan ku, gunung batu ku. bersamaNya aku percaya Ya dan Amin

  3. Desi Purba
    Desi Purba says:

    saya baru kehilangan ayah tercinta sebulan yg lalu kepergian ayah membuat saya lemah,saya anak tunggal dan ayah pergi dlm usia yg msh sgt muda,knp Tuhan padahal aq setia kepadMu dan aktif dipelayanan knp Tuhan beri percobaan begini berat hingga kemarin saya selalu berpikir bgt,tp setelah membca firman dipagi ini sata mendapat pencerahan….Tx Lord qu percaya engkau selalu menopang qu….Amin

  4. Robin Daeli
    Robin Daeli says:

    Sebagaimana istirahat menjadi persiapan untuk pembaruan, kematian pun menjadi persiapan untuk kebangkitan.
    Aku percaya Engkau akan memulihkan segala sesuatu tepat pada waktunya, ya Tuhan. Bantu aku untuk kuat menjalani dan menunggu waktu-Mu.
    Thanks Jesus.

  5. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik penuh bahagia murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang benderang lebih kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *