Penglihatan Akan Kekekalan

Kamis, 4 Juli 2013

Penglihatan Akan Kekekalan

Baca: 2 Korintus 4:16-5:8

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. —2 Korintus 4:18

Saya menerima kabar baik ketika memeriksakan mata saya bulan lalu— penglihatan jarak jauh saya telah membaik. Saya anggap ini kabar baik, sampai seorang teman mengatakan: “Penglihatan jarak jauh memang akan membaik seiring dengan bertambahnya usia, tetapi penglihatan jarak dekat yang mungkin akan berkurang.”

Hasil pemeriksaan itu membuat saya berpikir tentang membaiknya penglihatan jarak jauh lainnya, yang saya perhatikan telah dialami sejumlah orang Kristen. Mereka yang telah lama mengenal Tuhan atau yang pernah mengalami ujian yang berat sepertinya mempunyai penglihatan surgawi yang lebih baik dibandingkan orang pada umumnya. Penglihatan mereka akan kekekalan semakin membaik, sementara penglihatan jarak dekat mereka pada hal-hal yang duniawi semakin berkurang.

Dengan penglihatan akan kekekalan yang dimilikinya, Rasul Paulus menguatkan jemaat di Korintus: “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami . . . . karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2Kor. 4:17-18).

Di dunia ini, kita bergumul dengan “penglihatan” kita. Kita merasakan dilema antara menikmati semua yang telah Allah sediakan dalam hidup ini dengan keyakinan kita akan masa depan kita. Teolog Jonathan Edwards berkata: “Kenikmatan kekal yang kita alami bersama Allah di surga kelak akan jauh lebih indah daripada kesenangan duniawi yang paling luar biasa sekalipun.” Bertemu dengan-Nya akan membuat penglihatan kita menjadi sempurna. —AMC

Tuhan, kami tahu hidup kami di dunia ini hanyalah sementara
jika dibandingkan dengan kekekalan. Tolong kami untuk menikmati
waktu yang Kau berikan dan pakai kami untuk menceritakan tentang
kasih dan kebaikan-Mu sampai tiba saatnya kami bertemu dengan-Mu.

Pusatkan pandangan kita pada upah surgawi yang sudah menanti.

Bagikan Konten Ini
2 replies
  1. joko panggabean
    joko panggabean says:

    mungkin telinga saya telah tuli mendengarkan Firman Tuhan, mungkin saya bagaikan benih yang ditaburkan penabur di tanah yang berduri, hamba tahu, bahwa hamba hanyalah butiran debu, namun ya Tuhan Yesus, jika Engkau berkenan, jadikanlah butiran debu tersebut untuk melapisi batu Krisopras yang menghiasi halaman dalam kerajaanMu. Amin.

  2. windy
    windy says:

    Tuhan tolong saya dalam menjalani hidup ini dan disetiap keputusan saya, memandang pada kekekalan,tetap mengingat Tujuan hidup sebagai Kesaksian bagi kemuliaan-Mu,sehingga waktu ini tidak diisi dengan hal-hal yg sia-sia. Amin. Gbus..

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *