Demi Kesehatan Kita

Senin, 2 Februari 2015

Demi Kesehatan Kita

Baca: 1 Tawarikh 16:7-14

16:7 Kemudian pada hari itu juga, maka Daud untuk pertama kali menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi TUHAN:

16:8 Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!

16:9 Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

16:10 Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!

16:11 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!

16:12 Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,

16:13 hai anak cucu Israel, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!

16:14 Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukuman-Nya.

Bersyukurlah kepada TUHAN. —1 Tawarikh 16:8

Demi Kesehatan Kita

Menurut seorang peneliti terkemuka dari Duke University Medical Center, “Seandainya sikap mengucap syukur adalah obat, hal itu akan menjadi produk terlaris di dunia dengan [manfaat kesehatan] bagi setiap sistem kerja organ tubuh yang utama.”

Bagi sebagian orang, mengucap syukur berarti menjalani hidup dengan rasa terima kasih—mengambil waktu untuk menyadari dan memperhatikan hal-hal yang telah kita miliki saat ini daripada untuk membayangkan hal-hal yang tidak kita miliki. Alkitab memperdalam makna dari sikap mengucap syukur itu. Tindakan mengucap syukur akan mendorong kita untuk mengenali Pribadi yang telah menyediakan segala berkat dalam hidup kita (Yak. 1:17).

Daud mengetahui bahwa Allah sendiri yang telah berperan dalam pengangkutan tabut perjanjian hingga tiba dengan selamat di Yerusalem (1Taw. 15:26). Oleh karena itu, ia menggubah sebuah kidung ucapan syukur yang berfokus kepada Allah, lebih daripada sekadar sebagai ungkapan sukacitanya atas peristiwa penting itu. Kidung itu dimulai dengan, “Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!” (1Taw. 16:8). Selanjutnya, Daud menyanyikan rasa sukacitanya atas kebesaran Allah, dengan menyoroti keselamatan dari Allah, kuasa penciptaan-Nya, dan kasih setia-Nya (ay.25-36).

Hari ini, kita dapat sungguh-sungguh bersyukur dengan cara mengagungkan Sang Pemberi, dan bukan meninggikan pemberian yang kita nikmati dari-Nya. Berfokus pada hal-hal yang baik dalam hidup kita mungkin akan bermanfaat bagi tubuh kita, tetapi mengarahkan syukur kita kepada Allah akan bermanfaat bagi jiwa kita. —JBS

Mengucap syukur adalah respons alami kita atas anugerah Allah.
Sikap yang tidak tahu berterima kasih datang dari orang yang tak
punya hati. Mengucap syukur bukan hanya merupakan kebajikan
terbesar, tetapi juga sumber dari semua kebajikan yang lain. —Cicero

Ucapan syukur yang sejati berpusat pada Sang Pemberi, bukan pada pemberian-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 29-30; Matius 21:23-46

Photo credit: epSos.de / Foter / CC BY

Bagikan Konten Ini
4 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Ya Tuhan Allah bapa kami yang berada didalam kerajaan surga, kami mengucap syukur kepadamu atas segala pemberian kasih karuniah rohol kudusmu yang engkau telah berikan kepada kehidupan kami sekeluarga, Haleluya terpujilah namamu bapa disurga, Amin

  2. diana chan
    diana chan says:

    Terima Bapa, untuk stiap nafas kehidupan yang Kau berikan bagi kami…
    Terpujilah nama Yesus, Haleluya………..
    Amin

  3. patrick
    patrick says:

    Jesus is The Only One..

    You are my savior.
    Tuntunlah hambaMu ini ke jalan Mu yang suci kudus. sehingga hamba blh menikmati indahnya kasihmu yang kekal abadi

  4. vickyw
    vickyw says:

    Tuhan terimakasih atas segala sesuatunya.terimakasih atas suka dan duka yg ku lewatin tanpa kehilangan makna.dan ajari aku untuk trus dan trus bersyukur di setiap musim didalam hidupku.amin.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *