Hikmah Dari Kekhawatiran

Rabu, 2 Juli 2014

Komik-Strip-WarungSateKamu-20140702-Gelas

Baca: Mazmur 3

3:1 Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.

3:2 Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;

3:3 banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah." Sela

3:4 Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.

3:5 Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela

3:6 Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!

3:7 Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.

3:8 Bangkitlah, TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.

3:9 Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela

Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! —Mazmur 3:2

Hikmah Dari Kekhawatiran

Seorang teman memberi saya segelas penuh air dan menyuruh saya untuk memegang gelas itu. Semakin lama saya pegang, semakin berat rasanya. Akhirnya, tangan saya pun kelelahan, dan saya harus meletakkan gelas tersebut. “Aku belajar bahwa rasa khawatir sama seperti memegang gelas yang penuh itu,” katanya. “Semakin lama aku mengkhawatirkan sesuatu, semakin ketakutanku menjadi beban yang memberatkan.”

Raja Daud tahu betul apa artinya takut. Seluruh hidupnya kini menjadi kacau balau. Anaknya, Absalom, telah berhasil merebut hati dan kesetiaan bangsa Israel darinya dan sedang berusaha menduduki takhta kerajaan. Raja Daud tidak tahu lagi siapa yang masih setia kepada dirinya dan siapa yang hendak melawannya. Satu-satunya pilihan yang dimilikinya hanyalah melarikan diri. Daud berkata kepada para pegawainya, “Pergilah dengan segera, supaya [Absalom] jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita” (2Sam. 15:14).

Dalam sebuah mazmur yang mungkin ditulis Daud pada saat hendak menyelamatkan diri, ia berkata: “Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus” (Mzm. 3:5). Di tengah ketakutan yang melandanya, Daud mencari Tuhan. Allah menunjukkan anugerah-Nya dan mengembalikan Daud ke takhtanya.

Ada banyak kekhawatiran yang dapat membebani kita. Namun pada saat kita menyerahkan semua kekhawatiran tersebut ke dalam tangan Allah, Dia akan menolong kita untuk mengatasi segala ujian yang kita hadapi. —AMC

Terima kasih, Tuhan, karena kami tidak perlu terbebani
oleh kekhawatiran. Tolong kami untuk menyerahkan
segala kekhawatiran kami ke dalam tangan-Mu,
supaya kami tidak takut akan hari esok.

Kekhawatiran adalah beban yang tidak pernah diberikan Allah untuk kita tanggung.

Bagikan Konten Ini
7 replies
  1. Yoshua
    Yoshua says:

    Menurutku khawatir itu perlu, tapi dalam porsinya. Karena jika kita tidak khawatir maka mungkin kita sendiri akan berleha-leha dan tidak berusaha.
    1 Petrus 5:7
    Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

  2. Rangga
    Rangga says:

    haleluya,,praise the Lord.
    benar sekali ketika kita khawatir itu sama saja kita ga percaya bahwa Tuhan mampu menolong kita.
    GBU all

  3. welmalia
    welmalia says:

    amin,sangat memeberkati sekali renungan hari ini,karena ALLAH tidak menghendaki kita hidup dalam kekwatiran,karena DIA allah yg berkuasa atashidup ini,satuhal yg dia minta yaitu tetap bersyukur…doaku,ya Tuhan jadikanlah aku pribadi yg selalu bersyukur dalam kondisi apapun juga..^_^ amin..TUHAN YESUS MEMBERKATI semua orang.

  4. cacul
    cacul says:

    I’m so blessed 🙂 merasa khawatir sangatlah perlu disamping kekhawatiran ada doa penyerahan, Tuhan adalah Allah Immanuel menyertai kita semua. Jbus

  5. galih
    galih says:

    saat kekhawatiran terasa, janganlah merasakan kekhawatiran itu terus menerus, namun lebih baik rasakan bahwa ALLAH selalu dan pasti memberikan damai sejahtera-Nya serta cara untuk kita semua mengatasi masalah – masalah kehidupan ini dan selalu bersyukur atas apa yang diberikan-Nya karena apa yang diberikan dari-Nya merupakan yang paling baik dan terbaik bagi kita semua. Gbu us all. Amien

  6. Febriwan Harefa
    Febriwan Harefa says:

    terkadang saya banyak mengalami ke kwatiran tentang studi saya, tentang masa depan saya. Tapi ketika saya mulai berdoa dan menumpahkan semua permasalahan saya kepada Tuhan. Semua permasalahan yang saya kwatirkan tadi sebelum saya berdoa, hilang begitu saja dan malah di gantikan rasa optimis.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *