Kupikir aku adalah orang yang punya ingatan bagus. Orang-orang sering berkata, “Ingetin aku ya….”. Tapi sekarang, aku terkejut karena betapa mudahnya aku melupakan apa yang seharusnya amat penting—siapa Tuhanku—ketika perasaan insecure dan kebohongan menghampiri pikiranku.
Hari-hari ini media mana saja membahas COVID-19 tanpa henti, bak seorang artis yang viral mendunia. Setiap hari aku membaca berita, mencari tahu update terkini. Namun, lama-lama kebiasaan ini rupanya melemahkan iman percayaku.
Di ibadah yang kuikuti beberapa minggu lalu, ada lagu yang mengusik hatiku. Lagu ini ditulis oleh Ira Forest Stanphill, yang berjudul “I Know Who Holds Tomorrow”. Berikut ini sepenggal liriknya:
Sebulan terakhir aku merasa biasa-biasa saja. Aku malah membuat beberapa lelucon dan video pendek mengolok-olok orang-orang yang takut dengan virus corona. Tapi, sekarang pertandingan olahraga ditunda, presiden berpidato mendadak dan serius, rumor-rumor beredar kalau perusahaanku akan tutup sementara, penerbangan-penerbangan akan dibatalkan, kampus-kampus mulai kuliah online, dan larangan bepergian ke banyak negara diberlakukan.
Aku pernah berada di suatu masa ketika emosiku seperti roller coaster. Emosiku bisa naik begitu tinggi dan terjatuh begitu kelam hanya dalam satu hari.
Di hari-hari biasa, ketika aku bangun disambut dengan mentari pagi yang cerah dan hangat, mood-ku pun bagus. Aku merasa hidupku keren dan cerah. Aku bahkan membeli sekuntum bunga untuk menghiasi kamarku.
Aku bekerja sebagai guru. Di bulan April 2019, aku mendapatkan keputusan dari atasanku bahwa kontrak kerjaku tidak dilanjutkan lagi. Berita yang membuatku hopeless dan cukup gelisah.
Ketika sharing kepada orang lain tentang pergumulan yang sedang kamu hadapi, pernahkah kamu mendengar respons: “Sudah, jangan khawatir, berserah saja”, “tenang, bawa saja dalam doa”, atau kalimat-kalimat penenang lainnya?