Melihat dan Memahami Injil Natal Lewat Tokoh Manga
Oleh Jefferson
“Dasar lu wibu!” canda teman-temanku.
“Huh? Apa tuh ‘wibu’?” aku bertanya, bingung.
Oleh Jefferson
“Dasar lu wibu!” canda teman-temanku.
“Huh? Apa tuh ‘wibu’?” aku bertanya, bingung.
“Sebenernya gak masalah kita ngomongin orang. Kan kisah hidupnya bisa jadi pelajaran buat kita, sebagai bahan evaluasi…”
Waktu kita lagi ngumpul sama temen-temen satu circle, salah satu topik yang sering dibahas mungkin kisah hidup orang lain. Ada yang bilang ini sih obrolan biasa, tapi…. ada juga yang bilang kalau ini tuh: gosip atau julid.
“Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya Tuhan.” (Mazmur 54:8).
Kita semua pasti punya “kesukaan”. Entah itu benda, sosok, ataupun hobi.
Tapi, seringkali tanpa kita sadari, “kesukaan” itu menyita banyak porsi hidup kita. Mulai dari waktu, tenaga, hingga perasaan. “Kesukaan” yang awalnya ‘cute’ lantas berevolusi menjadi ‘monster’ yang diam-diam menghancurkan kita dari dalam.
“Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya Tuhan.” (Mazmur 54:8).
Makin banyak ritualnya, berasa makin suci dan mantap ibadahnya!”
Anggapan ini bukan sesuatu yang baru. Pada zaman ketika Yesus melayani di dunia, ada orang-orang Farisi yang saleh dan ketat menjalankan ritualnya, tetapi Yesus justru menolak mereka dengan keras.
“Diberikatilah negeriku dengan damai sejahtera, kemakmuran, keadilan dan segala kebaikan yang diturunkan dari Bapa segala terang.” (Yakobus 1:17).
“Untuk segala sesuatu ada masanya. untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” (Pengkotbah 3:1).
“Banyaklah rancangan dihati manusia tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana” (Amsal 19:21).
YMI Today (Bahasa Inggris)
雅米 (Simplified Chinese)
雅米 (Traditional Chinese)
Mustard Seed (Thai)