Sisa Waktu

Rabu, 11 November 2015

Sisa Waktu

Baca: Daniel 6:11-24

6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

6:12 Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.

6:13 Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?” Jawab raja: “Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.”

6:14 Lalu kata mereka kepada raja: “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya.”

6:15 Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.

6:16 Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!”

6:17 Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!”

6:18 Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.

6:19 Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.

6:20 Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;

6:21 dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?”

6:22 Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekallah hidupmu!

6:23 Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”

6:24 Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.

Tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. —Daniel 6:11

Sisa Waktu

Seorang teman sedang mengunjungi kota kami. Ia seorang yang sangat sibuk dan jadwalnya pun sangat padat. Namun, setelah melakukan rapat demi rapat sepanjang hari itu, ia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah kami selama setengah jam untuk makan bersama yang singkat di larut malam. Kami menikmati kunjungannya, tetapi saya sempat terpikir, “Kami hanya mendapat sisa-sisa waktunya.”

Lalu saya teringat betapa seringnya Allah mendapatkan sisa-sisa waktu saya—adakalanya hanya beberapa menit sebelum saya terlelap.

Daniel adalah seorang yang sibuk. Ia memegang kedudukan yang tinggi di pemerintahan kerajaan Babel kuno, dan saya yakin ia memiliki jadwal yang padat. Namun, ia telah membangun kebiasaan untuk meluangkan waktunya bersama Allah—berdoa tiga kali sehari, memuji Allah, dan mengucap syukur kepada-Nya. Rutinitas itu menolongnya membangun keteguhan iman yang tidak goyah ketika menghadapi penganiayaan (Dan. 6).

Allah rindu bersekutu dengan kita. Di pagi hari, kita dapat mengundang Allah hadir dalam hari kita, kemudian kita dapat memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya di sepanjang hari itu. Di waktu lain, kita dapat meluangkan waktu untuk menyepi bersama-Nya dan merenungkan kasih setia-Nya. Ketika kita menyediakan waktu bersama Allah di dalam doa dan firman-Nya, kita akan bertumbuh dalam persekutuan dengan-Nya dan belajar untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya. Pada saat kita mendahulukan waktu bersama Allah, kita akan semakin menikmati kebersamaan dengan-Nya. —Keila Ochoa

Bapa Surgawi, aku ingin memiliki persekutuan yang intim dengan-Mu. Aku mengundang-Mu untuk masuk dalam keseluruhan hariku—mulai dari aku bangun tidur sampai aku tidur kembali.

Orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru. —Yesaya 40:31

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 50; Ibrani 8

Bagikan Konten Ini
17 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Yah Allah bapa kami Yesus kistus Tuhan kita yang berada didalam kerajaan surga,perkenangkanlah ksmi datang kepadamu untuk memuji dan memujamu atas segala berkat dan kabaikanmu yang engkau berikan kepada kehidupan kami sekeluarga,tuntun dan bimbinglah jalan huidup kami yah Tuhan, agar kami tetap setia melaksanakan sepanjang hidup kami sesuai dengan kehendakmu saja, dan ampunilah segala dosa-dosa kami yah Tuhan, segenap tubuh dan jiwa kami dipersembahkan kepadamu, didalam nama Tuhan Yesus, kami bersyukur dan beterima kasih kepadamu terpujilah namamu bapa disurga, Amin

  2. Isaac Jonathan Panggabean
    Isaac Jonathan Panggabean says:

    Renungan yang mengingatkan kita kembali untuk selalu menyediakan waktu kita untuk Tuhan, bersekutu denganNya. Haleluya!

  3. Lie Su Mie
    Lie Su Mie says:

    trmksh FirmanMu meneguhkan setiap org yg me gaku percaya utk menyediakan wkt kapan saja.bukan kalau sempat saja…

  4. Philip Hutapea
    Philip Hutapea says:

    Amsal 11:10 (TB) Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai.

    Ayat ini menggambarkan keadaan yg tepat utk kisah Daniel di atas. Bagaimana orang (raja) akan bersukacita ketika orang benar (Daniel) mendapatkan kemujuran.

    Apakah kita siap spt Daniel, menjadi pribadi yg berani & berintegritas di tengah dunia yg butuh sosok spt ini? Kiranya Tuhan memampukan kita semua utk berkata YA pada kebenaran dan berkata TIDAK pada ketidakadilan (tawaran uang haram, menyogok, titip absen, merokok, melanggar lalu lintas, dan hal-hal lainnya).
    Maka niscaya kota akan beria-ria akan keberadaan kita.

    Berani & Berintegritas, Bisa!

    http://www.digiFRAME.biz.id

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *