Tidak Pernah Mengecewakan

Kamis, 24 April 2014

Tidak Pernah Mengecewakan

Baca: Ratapan 3:13-26

3:13 Ia menyusupkan ke dalam hatiku segala anak panah dari tabung-Nya.

3:14 Aku menjadi tertawaan bagi segenap bangsaku, menjadi lagu ejekan mereka sepanjang hari.

3:15 Ia mengenyangkan aku dengan kepahitan, memberi aku minum ipuh.

3:16 Ia meremukkan gigi-gigiku dengan memberi aku makan kerikil; Ia menekan aku ke dalam debu.

3:17 Engkau menceraikan nyawaku dari kesejahteraan, aku lupa akan kebahagiaan.

3:18 Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN.

3:19 “Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu.”

3:20 Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku.

3:21 Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:

3:22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,

3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

3:24 “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.

3:25 TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

3:26 Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi. —Ratapan 3:22-23

Tidak Pernah Mengecewakan

Ketika saya masih kecil, salah satu permainan favorit saya di waktu senggang adalah bermain jungkat-jungkit di sebuah taman dekat rumah. Masing-masing anak duduk saling berhadapan di tiap ujung papan dan bergantian menggerakkan papan itu naik-turun. Terkadang salah satu dari mereka yang dalam posisi turun akan menahan papan yang didudukinya dan membiarkan teman mainnya yang sedang duduk di ujung satunya terperangkap di atas yang berteriak-teriak minta diturunkan. Namun tindakan yang paling kejam di antara semuanya adalah melompat dari jungkat-jungkit dan melarikan diri ketika temanmu sedang berada di atas, karena ia akan turun dan jatuh terjerembab ke tanah dengan benturan yang menyakitkan.

Terkadang kita mungkin merasa Yesus melakukan hal yang sama terhadap kita. Kita percaya bahwa Dia ada bersama kita saat hidup berjalan naik-turun, dalam suka maupun duka. Akan tetapi, saat jalan hidup ini berbelok arah, membuat kita terjungkal hingga kita benjol dan memar, mungkin rasanya seolah-olah Yesus telah meninggalkan kita dan membiarkan hidup kita jatuh terjerembab dengan menyakitkan.

Namun Ratapan 3 mengingatkan kita bahwa “tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya” (ay.22) dan bahwa Allah tetap setia sampai akhir, bahkan ketika segala sesuatu dalam hidup ini rasanya hancur berantakan. Ini berarti bahwa di tengah-tengah kepedihan kita, walaupun kita mungkin merasa kesepian, sesungguhnya kita tidak sendirian. Walaupun kita mungkin tidak merasakan kehadiran-Nya, Dia hadir sebagai sahabat terpercaya yang tidak akan pernah meninggalkan dan mengecewakan kita! —JMS

Terima kasih, Tuhan, bahwa kami dapat mempercayai kehadiran-Mu
yang senantiasa ada, bahkan ketika kami merasa sendirian.
Tolonglah kami dengan sabar menantikan Engkau
untuk menunjukkan kehadiran-Mu yang setia dan penuh kasih.

Ketika yang lain mengecewakan, Yesuslah sahabatmu yang tepercaya.

Bagikan Konten Ini
7 replies
  1. Fedelia Fenicia
    Fedelia Fenicia says:

    Jagalah hati kami ya Yesus, tetap percaya ketika benturan itu datang dalam kehidupan ini, amin

  2. Githa
    Githa says:

    Hanya Yesus yg dapat ku percaya dan andalkan. Dunia hanya bisa memberikan harapan palsu dan kekecewaan.

  3. vIna
    vIna says:

    Apapun posisi kita saat ini, yakinlah bahwa TUHAN pny mksud yng indah atas hidupmu krn TUHAN tdk prnh mengecewakn.
    GOD bless:)

  4. galih
    galih says:

    hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus tidak akan pernah mengecewakan karena Dia tidak akan pernah meninggalkan kita kapan pun. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *