Menyerahkan Kendali kepada Allah

Sabtu, 6 Agustus 2022

Baca: Yehezkiel 17:19-24

17:19 Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Demi Aku yang hidup, Aku pasti menimpakan atas kepalanya sumpahnya kepada-Ku, yang dipandangnya ringan dan perjanjiannya di hadapan-Ku, yang diingkarinya.

17:20 Aku akan memasang jaring-Ku untuk menangkap dia dan di dalam perangkap-Ku ia akan terjebak; Aku akan membawa dia ke Babel dan di sana Aku akan berperkara dengan dia, karena ia berobah setia terhadap Aku.

17:21 Dan semua tentara pilihannya akan tewas dimakan pedang dan yang terluput akan dihamburkan ke semua mata angin. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang mengatakannya.

17:22 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas;

17:23 di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya.

17:24 Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya.”

Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah. —Yehezkiel 17:24

Bayangkan pohon ek megah yang cukup kecil untuk ditempatkan di atas meja dapur. Itulah bonsai, pohon hias yang cantik, versi mini dari pohonnya yang dapat kamu temukan di alam. Tidak ada perbedaan genetik antara bonsai sebagai hiasan dan pohon ukuran besarnya. Ukuran bonsai hias tetap kecil karena batang dan akarnya sengaja dipangkas dan ditempatkan dalam pot kecil untuk menghambat pertumbuhan.

Selain menjadi pajangan yang indah, bonsai juga menggambarkan kuasa dari kendali. Memang benar kita dapat memanipulasi pertumbuhannya karena pohon tersebut merespons lingkungan sekitarnya, tetapi pada akhirnya, Allah sajalah yang menumbuhkan segala sesuatu.

Allah berbicara kepada Nabi Yehezkiel demikian: “Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah” (Yeh. 17:24). Allah memberi pertanda kejadian-kejadian di masa depan ketika Dia akan “mencabut” bangsa Israel dengan mengizinkan bangsa Babel menyerbu mereka. Namun, kelak Allah akan menanam pohon baru di Israel yang akan berbuah, dengan “segala macam burung” bernaung di bawah cabang-cabangnya (ay.23). Allah menyatakan, bagaimanapun bergejolaknya masa yang akan datang, Dia masih memegang kendali.

Dunia mendesak kita untuk berusaha mengendalikan keadaan kita dengan cara manipulasi dan kerja keras kita sendiri. Namun, damai sejahtera dan pertumbuhan sejati akan didapat ketika kita menyerahkan kendali kita kepada satu-satunya Pribadi yang dapat menumbuhkan pohon-pohon. —Karen Pimpo

WAWASAN
Babel yang perkasa telah menyerang Yehuda dan mengepung Yerusalem (605–597 SM). Mereka telah mengirim para anggota keluarga kerajaan, bangsawan, dan para pembesar Yahudi ke dalam pembuangan (2 Raja-Raja 24:10-16; Daniel 1:1-5), termasuk Nabi Yehezkiel, seorang imam (Yehezkiel 1:1-3). Dari Babel (593 SM), Yehezkiel melayani orang-orang Yahudi yang sudah di dalam pembuangan (3:11) dan juga mereka yang masih tinggal di Yehuda (12:10). Ia memohon kaum sebangsanya untuk bertobat dan berpaling kepada Allah, dan memperingatkan apabila mereka terus melakukan perbuatan dosa, Yerusalem akan dihancurkan dan bangsanya akan diasingkan. Namun, orang Yahudi tetap tidak mau bertobat, dan hanya berpura-pura ingin mengikuti Allah (33:31-32). Dalam waktu tujuh tahun (586 SM), Yerusalem musnah terbakar habis dan seluruh bangsa diangkut ke dalam pembuangan (2 Raja-Raja 24:18–25:21), seperti yang dinubuatkan oleh Yehezkiel (Yehezkiel 12:10-16). —K.T. Sim

Menyerahkan Kendali kepada Allah

Bagaimana kamu pernah tergoda untuk berusaha mengendalikan keadaan hidup kamu sendiri? Bagaimana damai sejahtera dapat kita alami saat kita menyerahkan kendali kepada Allah?

Kami memuji-Mu, Allah Mahakasih, sebagai Raja yang Mahakuasa. Tolonglah aku mengakui kedaulatan-Mu dalam hidupku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 70-71; Roma 8:22-39

Bagikan Konten Ini
41 replies
  1. Marta Silaban
    Marta Silaban says:

    Percayalah..
    Tdk ada satupun kuasa yg lbh kuat dibanding kuasa Tuhan, Sang Pencipa semesta dan isinya.
    Oleh krn itu biarlah Tuhan yg pegang kendali hidup kita. Amin

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkan lah kan kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuh kan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. Andreas Sitorus
    Andreas Sitorus says:

    Menjalani hidup dengan pemikiran kita sendiri dan juga gagah serta yakin akan kemampuan sendiri. Membuat saya tersadar bahwa hanya Tuhan saja yang memegang kendali atas hidup saya. Semua usaha yang saya lakukan adalah sia-sia, sebab hanya Tuhan tempat perlindungan dan sumber pertolongan yang sejati.

  4. Yosafat
    Yosafat says:

    Dunia mendesak kita untuk berusaha mengendalikan keadaan kita dengan cara manipulasi dan kerja keras kita sendiri. Namun, damai sejahtera dan pertumbuhan sejati akan didapat ketika kita menyerahkan kendali kita kepada satu-satunya Pribadi yang dapat menumbuhkan pohon-pohon. —Karen Pimpo

    Sangat memberkati 🙏

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *