Alat yang Dibentuk oleh Allah

Rabu, 15 September 2021

Alat yang Dibentuk oleh Allah

Baca: Yesaya 64:5-9

64:5 Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala.

64:6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

64:7 Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.

64:8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.

64:9 Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu.

Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. —Yesaya 64:8

Alat yang Dibentuk oleh Allah

Permainan video The Legend of Zelda: Ocarina of Time dari Nintendo dianggap sebagai salah satu permainan terbaik yang pernah diproduksi dan telah terjual lebih dari 7 juta kopi di seluruh dunia. Permainan itu juga ikut mempopulerkan ocarina, sebuah alat musik kuno berukuran mungil yang terbuat dari tanah liat dan berbentuk seperti kentang.

Ocarina tidak kelihatan seperti alat musik pada umumnya. Orang memainkannya dengan meniup bagian ujungnya sambil menutup lubang-lubang pada permukaannya yang tidak lazim. Ketika dimainkan, ocarina menghasilkan bunyi indah yang sangat menenangkan sekaligus menyentuh kalbu. 

Pembuat ocarina mengambil sebongkah tanah liat, membentuk, memanaskan, dan mengubahnya menjadi sebuah alat musik yang luar biasa. Saya melihat gambaran tentang Allah dan kita di sini. Yesaya 64 mengatakan: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis. . . . Tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami. . . . Ya Tuhan, janganlah murka amat sangat” (ay.6,8-9). Nabi Yesaya hendak mengatakan: Ya Allah, Engkaulah yang berdaulat. Kami semua berdosa. Bentuklah kami menjadi alat yang indah bagi-Mu. 

Memang itulah yang Allah lakukan! Karena kemurahan-Nya, Dia mengaruniakan Anak-Nya, Yesus, untuk mati bagi kita. Sekarang Dia terus membentuk dan mengubah kita sembari kita hidup menuruti tuntunan Roh-Nya dari hari ke hari. Seperti napas pembuat ocarina melewati rongga alat musiknya untuk menghasilkan alunan yang indah, Allah bekerja melalui kita—alat yang dibentuk-Nya sendiri—untuk menggenapi rencana-Nya yang indah: menjadikan kita semakin serupa dengan Yesus Kristus (Rm. 8:29). —Ruth Wan-Lau

WAWASAN
Nabi Yesaya menggunakan tema “tukang periuk dan tanah liat” untuk menggambarkan ketegangan hubungan Allah dengan umat-Nya. Metafora itu mengacu kepada sosok Pencipta yang berdaulat dan makhluk ciptaan yang tunduk kepada-Nya. Sebagai tanah liat, kita adalah hasil buatan tangan Bapa (Yesaya 64:8). Karena memilih mengikuti jalan kita sendiri, kita menolak wewenang Allah atas hidup kita dan “memutarbalikkan segala sesuatu” sehingga tanah liat dianggap sama seperti tukang periuk (29:16), seolah-olah tanah liat bisa memerintahkan tukang periuk apa yang harus dilakukannya. Yesaya memperingatkan, “Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya” (45:9). Sebagai Pencipta kita, Allah berhak menentukan apa pun yang ingin diperbuat-Nya (ay.10-12). Kira-kira enam puluh tahun setelah perkataan Yesaya ditulis, Nabi Yeremia pergi ke rumah tukang periuk untuk menyampaikan pesan yang sama kepada umat Allah: “Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” (Yeremia 18:6). —K.T. Sim

Dengan menyadari kamu telah menerima kemurahan Allah, bagaimana hal itu mempengaruhi cara kamu berpikir, berkata-kata, dan bertindak hari ini? Bagaimana kamu dapat berserah penuh kepada perubahan yang dikerjakan oleh-Nya?

Bapa, terima kasih karena Engkau menyelamatkan dan mengubahku supaya aku makin serupa dengan Anak-Mu, Yesus. Ajarlah aku untuk terus berserah kepada proses perubahan yang dikerjakan Roh-Mu. 

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 22–24; 2 Korintus 8

Bagikan Konten Ini
47 replies
  1. Erna Batuwael
    Erna Batuwael says:

    Ya Firman Tuhan yang benar… sering kali hal ini terjadi d dlm hdp kita, sbg tnh liat d tngn tukang periuk… seenaknya kita(aq) juga berlaku memerintahkan Tuhan untuk melakukan, mengabulkan keinginan2 kita(aq) disini aku belajar dan menyadari bahwa aku adalah tanah liat yg hrs d bntuk dan msu d bntuk oleh tangan Sang penjunan yaitu YESUS. terima kasih telah menyadarkan aku, aku berharap Firman hari ini menjadi perisai bagiku melewati hari ni… dan siap d tuntun oleh Tuhan, bukan membuat Tuhan untuk mengabulkan segala apa yg aku inginkan tetapi lebih kepada apa yg ingin Tuhan buat bagi saya.

  2. ritha
    ritha says:

    Jdilah rencana-Mu dalam hidupku y Tuhan Allahku,aku hanya bisa berdoa segala kerinduan dan harapanku kuserahkan ke dalam tangan pengasihan-Mu saja.Amin.

  3. renato aja
    renato aja says:

    Allah bekerja melalui kita—alat yang dibentuk-Nya sendiri—untuk menggenapi rencana-Nya yang indah: menjadikan kita semakin serupa dengan Yesus Kristus

  4. Erni
    Erni says:

    Terima kasih Tuhan Yesus yang baik yang selalu setia menjaga kami sekeluarga., dan memberikan kedamaian selalu.

  5. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Bapa, terima kasih karena Engkau menyelamatkan dan mengubahku supaya aku makin serupa dengan Anak-Mu, Yesus. Ajarlah aku untuk terus berserah kepada proses perubahan yang dikerjakan Roh-Mu. 

  6. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang- orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya , amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *