Bertumbuh dalam Kasih Karunia Allah

Jumat, 9 Juli 2021

Bertumbuh dalam Kasih Karunia Allah

Baca: 2 Petrus 1:3-11

1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.

1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,

1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,

1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.

1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

Kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan. —2 Petrus 1:5

Bertumbuh dalam Kasih Karunia Allah

Pengkhotbah asal Inggris, Charles H. Spurgeon (1834-1892) bisa dikatakan menjalani kehidupan dengan “kecepatan tinggi.” Ia menjadi gembala gereja pada usia sembilan belas tahun—dan tak lama kemudian mulai berkhotbah di hadapan jemaat dalam jumlah besar. Ia menyunting sendiri semua khotbahnya, yang ketika dibukukan berjumlah enam puluh tiga jilid, menulis banyak buku tafsiran, buku-buku tentang doa, dan karya-karya lainnya. Ia pun biasa membaca enam judul buku dalam seminggu! Dalam salah satu khotbahnya, Spurgeon berkata, “Dosa tidak melakukan apa-apa adalah salah satu dosa terbesar, karenanya orang terseret kepada banyak dosa lain . . . Kemalasan sangatlah mengerikan! Kiranya kita dijauhkan Allah dari kemalasan!”

Charles Spurgeon hidup dalam ketekunan, yang berarti bahwa ia “sungguh-sungguh berusaha” (2Ptr. 1:5) untuk bertumbuh dalam kasih karunia Allah dan hidup bagi Dia. Jika kita adalah pengikut Kristus, Allah dapat menanamkan dalam diri kita kerinduan dan kapasitas yang sama untuk bertumbuh semakin serupa dengan Yesus, untuk “sungguh-sungguh berusaha . . . menambahkan kepada iman [kita] kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan . . . penguasaan diri, . . . ketekunan, . . . kesalehan” (ay.5-7).

Setiap dari kita memiliki motivasi, kemampuan, dan tingkat energi yang berbeda—tidak semua orang dapat, atau harus, hidup secepat Spurgeon! Namun, ketika kita memahami semua yang telah Yesus lakukan bagi kita, kita memiliki motivasi terbesar untuk menjalani hidup dengan tekun dan setia. Kita juga menerima kekuatan melalui sumber daya yang telah diberikan Allah kepada kita untuk hidup dan melayani Dia. Melalui Roh-Nya, Allah akan memampukan segala usaha kita—besar ataupun kecil—untuk melakukannya. —ALYSON KIEDA

WAWASAN
Surat-surat Petrus dalam Perjanjian Baru mencerminkan hikmat yang dimilikinya pada masa-masa akhir hidupnya (1 Petrus 5:5-6; 2 Petrus 1:13-14). Saat masih muda dalam iman, ia pernah menunjukkan pandangan, iman, dan keberanian yang tidak lazim. Namun, sikap gegabah yang sering membuatnya salah bicara dan ketakutan yang mendesaknya mengkhianati Yesus pasti telah mendorongnya untuk sungguh-sungguh memikirkan apa yang dibutuhkan seseorang untuk dapat mewariskan pengaruh rohani yang teguh. Dari pengalaman ia belajar bagaimana Roh Allah bekerja di dalam dan melalui kebiasaan yang kita kembangkan secara sadar, berupa keputusan dan usaha kita sendiri (2 Petrus 1:3-5). Ia juga belajar, tak satu pun kebajikan bisa berdiri sendiri untuk waktu lama. Namun, ketika kebajikan itu saling melengkapi, apa yang dimulai dalam iman akan menghasilkan kasih yang setia dan benar kepada sesama. Dengan usaha yang sungguh-sungguh, kebajikan akan dilengkapi oleh pengetahuan, pengetahuan oleh penguasaan diri, penguasaan diri oleh ketekunan, ketekunan oleh pengabdian kepada Allah, pengabdian kepada Bapa oleh kasih kepada keluarga, dan kasih kepada keluarga oleh kasih yang diteladankan Yesus kepada kawan maupun lawan. —Mart DeHaan

Bagaimana kamu akan sungguh-sungguh berusaha untuk bertumbuh semakin menyerupai Kristus? Apa yang akan menolongmu dalam usaha ini?

Allah Mahakasih, tolonglah aku untuk tekun hidup bagi-Mu dalam segala perbuatan dan perkataanku. Terima kasih karena Engkau telah memampukanku melakukannya melalui Roh-Mu di dalamku.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 38-40; Kisah Para Rasul 16:1-21

Bagikan Konten Ini
63 replies
« Older Comments
  1. mmm
    mmm says:

    Tuhan, ajari kami selalu untuk bisa hidup seturutMu. Tuntun dan sertai selalu langkah kami Tuhan. Berilah kami kekuatan menghadapi apapun yg terjadi di dalam hidup kami Tuhan. Cuma engkau yg bisa menolong kami Tuhan. Didalam kesesakan, Kau beri kesabaran dan kelegaan. Jangan sampai hilang harapan kami Tuhan. Jadikanla kami keluarga yg takut akan Tuhan. Tuhan lah penopang hidup kami. Terpujilah Tuhan. Aimn

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *