Kepedihan Duka dan Kelembutan Kasih

Minggu, 18 April 2021

Kepedihan Duka dan Kelembutan Kasih

Baca: Rut 4:13-22

4:13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.

4:14 Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: “Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.

4:15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.”

4:16 Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya.

4:17 Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: “Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki”; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.

4:18 Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron,

4:19 Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab,

4:20 Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,

4:21 Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed,

4:22 Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.

Terpujilah Tuhan. —Rut 4:14

Kepedihan Duka dan Kelembutan Kasih

Ketika James Barrie berusia enam tahun, kakak sulungnya David meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan. Peristiwa itu terjadi sehari sebelum ulang tahun David yang keempat belas. Selama bertahun-tahun, James berusaha menghibur hati Margaret, ibunya yang sangat berduka. Adakalanya sang ibu menghibur dirinya sendiri dengan mengingat bahwa anak sulungnya itu tidak perlu mengalami berbagai kesulitan hidup pada masa dewasanya. Beberapa dekade kemudian, oleh imajinasi James yang sangat kreatif, pemikiran tersebut berkembang menjadi inspirasi untuk menciptakan seorang karakter populer yang tidak pernah menua dalam dongeng anak-anak: Peter Pan. Seperti bunga yang tumbuh dengan susah payah di sela-sela aspal, kebaikan dapat muncul bahkan dari pengalaman duka yang pedih dan tak terbayangkan.

Betapa menghiburnya saat mengetahui bahwa Allah, dengan kreativitas yang tak terbatas, sanggup mendatangkan kebaikan dari keadaan kita yang paling sulit sekalipun. Ilustrasi indah dari karya Allah tersebut dapat kita lihat dalam kisah Rut di Perjanjian Lama. Karena kedua anak laki-lakinya meninggal dunia, Naomi pun kehilangan nafkah. Rut, menantu perempuannya yang kini menjanda, memilih tetap ikut dengan Naomi untuk mencari nafkah dan melayani Allahnya (Rut 1:16). Pada akhirnya, pemeliharaan Allah mendatangkan kebahagiaan yang tidak terduga bagi mereka. Rut menikah kembali dan memperoleh seorang anak, “lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud” (4:17). Nama Obed kemudian juga masuk dalam silsilah Yesus Kristus (Mat. 1:5).

Belas kasihan Allah yang lembut sanggup berkarya lebih jauh daripada kesanggupan kita untuk memahaminya. Mungkin kita akan mengalami belas kasihan itu pada saat-saat yang tidak terduga. Teruslah berharap! Mungkin kamu akan mengalaminya hari ini.—James Banks

WAWASAN
Obed, anak Rut dan Boas, disebut sebagai “penebus” (Rut 4:14). Kata dalam bahasa Ibrani go’el mengacu kepada kerabat terdekat yang akan membeli kembali, menebus, dan memulihkan sesuatu kepada keberadaannya yang semula atau sepatutnya. Penebus sekaligus pelindung ini mempunyai berbagai tanggung jawab: menebus tanah milik kerabatnya supaya tetap menjadi milik kaumnya (Imamat 25:23-34); menebus seorang saudara yang telah menjual dirinya sebagai budak kepada pendatang (ay.35-55); mencari pembunuh kerabatnya dan membawanya ke pengadilan (Bilangan 35:9-34); dan mengawini janda saudaranya yang tidak mempunyai anak untuk meneruskan garis keturunannya (Ulangan 25:5-10). Sosok “penebus sekaligus pelindung” adalah pusat fokus kitab Rut (2:20; 3:9,12; 4:1,3,6,8,14). Allah menyebut diri-Nya sendiri sebagai Penebus Israel (lihat Yesaya 41:14; 44:6,24; 47:4; 54:5; 63:16). —K.T. Sim

Pernahkah kamu melihat Allah mendatangkan kebaikan yang tidak terduga dari kesulitan dalam hidupmu? Bagaimana kamu dapat membagikan berkat dari karya Allah tersebut kepada orang lain?

Allah Mahakasih, aku bersyukur karena kelak Engkau akan menghapus setiap air mata kesedihanku. Engkau jauh lebih besar daripada setiap kepedihan atau kesulitan yang pernah dan akan kuhadapi.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 3-5; Lukas 14:25-35

Bagikan Konten Ini
38 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari,
    pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami,
    sembuhkan juga orang- orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana,
    kami serahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan. biarlah rancangan Mu saja yang terjadi atas kami,
    terpujilah namaMu kekal selamanya,
    amin

  2. Christiyani
    Christiyani says:

    Tuhan selalu baik dalam kehidupanku dan saudara, dimasa” yg sudah ku lalui begitu banyak kepedihan dan kesedihan tapi aku tau Tuhan akan selalu menyertai dan kalimat yg selalu aku percaya “Tuhan tidak akan mendatangkan cobaan jika kita tidak sanggup melaluinya” jadi apapun cobaan yg kamu hadapi hari ini Tuhan percaya kamu bisa melewatinya Amin.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *