Sahabat dalam Kegagalan

Rabu, 8 Juli 2020

Sahabat dalam Kegagalan

Baca: Kisah Para Rasul 15:36–16:5

15:36 Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: “Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka.”

15:37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus;

15:38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.

15:39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.

15:40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan

15:41 berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.

16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.

16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,

16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.

16:4 Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya.

16:5 Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.

Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka. —Kisah Para Rasul 15:38

Sahabat dalam Kegagalan

Pada tanggal 27 November 1939, tiga pemburu harta karun yang ditemani oleh sekelompok kru film menggali jalan beraspal di depan amfiteater Hollywood Bowl di California Selatan. Mereka sedang mencari harta karun Cahuenga Pass berupa emas, berlian, dan mutiara yang menurut desas-desus telah dikubur di sana selama tujuh puluh lima tahun.

Namun, harta karun itu tidak pernah ditemukan. Setelah menggali selama dua puluh empat hari, mereka membentur batu besar dan berhenti. Yang mereka hasilkan hanyalah lubang selebar hampir tiga meter dan kedalaman tiga belas meter. Mereka pun pulang dengan kecewa.

Melakukan kesalahan merupakan hal yang manusiawi—kita semua pasti pernah gagal. Kitab Suci mencatat bahwa seorang pemuda bernama Markus meninggalkan Paulus dan Barnabas dalam suatu perjalanan misi “dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.” Karena hal ini, “Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta” Markus dalam perjalanan berikutnya (Kis. 15:38). Sikapnya mengakibatkan perselisihan besar dengan Barnabas. Namun, meski awalnya gagal, Markus muncul kembali bertahun-tahun kemudian secara mengejutkan. Ketika Paulus kesepian dan mendekam di penjara menjelang akhir hidupnya, ia meminta Markus datang dan menyatakan bahwa “pelayanannya penting bagiku” (2Tim. 4:11). Allah bahkan mengilhami Markus untuk menulis Injil yang kemudian menyandang namanya.

Hidup Markus menunjukkan bahwa Allah tidak membiarkan kita menghadapi kesalahan dan kegagalan kita seorang diri. Kita memiliki Sahabat yang lebih besar daripada segala kesalahan kita. Saat kita mengikuti Sang Juruselamat, Dia akan menyediakan pertolongan dan kekuatan yang kita butuhkan.—James Banks

WAWASAN
Mengapa isu tentang sunat muncul di Kisah Para Rasul 16:3? Bagi orang Yahudi, sunat melambangkan mereka sebagai bangsa pilihan Allah (lihat Kejadian 17:9-14). Meski demikian, perhatikan bahwa Paulus tidak menyunatkan Timotius sebagai tanda bahwa ia percaya kepada Yesus. Di surat Galatia, Paulus menulis, “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih” (5:6). Dalam hal ini, Paulus menyunatkan Timotius supaya ia tidak menyinggung perasaan orang-orang Yahudi yang tinggal di Galatia Selatan (sekarang bagian dari Turki). Paulus menunjukkan kepekaan budaya yang besar agar kabar baik tentang Yesus Kristus dapat menjangkau lebih banyak orang. —Tim Gustafson

Kesalahan atau kegagalan apa yang kamu hadapi akhir-akhir ini? Bagaimana kamu mengalami kembali kekuatan dari Allah ketika kamu menyerahkan kegagalan itu kepada-Nya di dalam doa?

Tuhan Yesus, terima kasih Engkau selalu hadir saat aku ingin berbicara dengan-Mu. Aku memuji-Mu untuk penghiburan dan pengharapan yang kuterima hanya dari-Mu!

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 36–37; Kisah Para Rasul 15:22-41

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. lien sihotang
    lien sihotang says:

    Dalam mendengar firman Tuhan saya sering melihat 2 kendala dalam diri kita

    yang pertama, banyak acara ibadah kekristenan yang monoton… atau Firman yang disampai adalah Firman yang sudah sering kita dengar, dan dalam kondisi seperti ini kita sering merasa tidak bersemangat untuk mendengarkan atau bahkan tidak bersemangat untuk hadir.

    hal ini sebenarnya sangat memilukan hati, karna saat seperti itu, secara tidak langsung kita sudah menutup telinga untuk mrndengar suara Tuhan. maka siapakah kita??? layakkah kita sombong kepada Tuhan yang sudah memberikan kehidupan???

    yang ingin saya katakan, Firman Tuhan adalah makanan rohani kita, sama seperti makanan jasmani , kita butuh makan agar kita bisa tetap menjalankan aktivitas dengan baik. seandainya kita tidak makan satu hari saja…. memang iya, kita masih tetap beraktivitas. namun kita tidak mempunyai energi atau kita sudah lemas sehingga aktivitas yang kita kerjakan tidak maksimal atau kita bisa kena serang penyakit yang mengancam kematian.

    demikianlah Firman Tuhan, apabila kita berhenti membacanya kita bisa lemas iman dalam arti mudah goyah, terpengaruh dengan dunia, dan kita juga tidak dapat mengerjakan aktivitas kesaksian dengan maksimal bahkan menjadi kesaksian yang buruk, dan juga kita bisa kena serang penyakit dalam iman atau kita sudah mulai kehilang bagian dari visi yang sudah kita terima dari pimpinan Tuhan….dengan kata lain saat kita tidak lagi membaca Firman Tuhan kita adalah “mati”

    jadi, saat kita diundang dalam ibadah dengan topik apapun… marilah rendah hati untuk datang dan dengarlah suara Tuhan melalui Firman yang disampaikan…
    karna firman Tuhan yang tertulis dalam alkitab adalah sebagi penegur, pengingat, penghibur bagi kita.
    sekalipun kita sudah sering mendengar khotbah yang disampaikan dalam suatu ibadah, percayalah…. Roh Kudus nyata bekerja dalam kita 🙂

    kendala yang kedua, kita juga sering merasa tidak bergairah untuk membaca Firman Tuhan, mungkin ada penyebabnya… seperti kita sedang lelah, atau kita sedang bersedih, atau kita sedang banyak beban pikiran atau banyak lagiii…
    Namun, kembali saya katakan bahwa Firman Tuhan itu adalah makanan rohani kita. seperti makanan jasamani terkadang kita tidak selera makan, bisa jadi karna bosan dengan makanan nya atau sedang banyak pikiran atau sedang sakit atau banyak lagiiii…
    dan disaat itu kita harus tetap memakannya, karna saat kita makan kita akan mendapat tenaga juga gizi untuk kesehatan meski tidak selera. makanan itu akan tetap jadi vitamin yang baik bagi tubuh kita meski tak selera. bahkan jika kita tidak makan malah masalah yang akan bertambah, seperti menjadi sakit, atau semakin parahnya penyakit. demikian lah membaca Firman Tuhan atau Alkitab, meski terkadang kita tidak selera membacanya karna berbagai alasan, kita tetap harus membacanya karna Firman itu akan hidup dalam diri kita dan bahkan dapat menolong kita untuk menyelesaikan penyeban tidak selera dalam membaca Firman itu….

    sangat simpel tapi tidak mudah, namun tidak mudah adalah satu alasan untuk berjuang dan bayar harga…

    karna dalam Firman Tuhan dikatakan “sangkal diri pikul salib, ikut Aku” (lukas 9 : 23″

  2. Kristin Sariani Silaban
    Kristin Sariani Silaban says:

    Kegagalan sering kali mengikuti kehidupan kita, apa itu kegagalan dalam ujian, dalam pertemanan, usaha atau berkomitmen dalam melakukan sesuatu semua kita pasti mengalami. Namun ada pilihan yang mau Tuhan tawarkan, terpuruk dalam kegagalan atau merendahkan diri datang meminta pertolongan Tuhan agar kita dimampukan. Sama seperti kisah Markus menunjukkan bahwa Allah tidak membiarkan kita menghadapi kesalahan dan kegagalan kita seorang diri. Kita memiliki Sahabat yang lebih besar daripada segala kesalahan kita.
    “There’s no need to worry for God never fails”

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat dan pertolonganMu kepada kami,
    pimpin selalu kami ya Tuhan,
    dan kuatkan kami,
    terpujilah namaMu kekal selamanya,
    Amin

  4. Sulinda Manik
    Sulinda Manik says:

    Terimakasih buat Santapan Rohani hari ini .
    Tuhan tetap Maha Pengasih dan Penyayang …selalu menyelamatkan kita dari dosa dan maut. Terpujilah Dia…Amin ..! GBU

  5. Dyto
    Dyto says:

    Amen, Terimakasih Tuhan Yesus atas kekuatan yang Engkau berikan bagiku, untuk menghadapi kegagalan yang terjadi dalam hidup ini.

  6. Johannes Anes
    Johannes Anes says:

    Amin.. Terimakasih Tuhan Yesus atas Firman mu kau berikan ditengah keluarga kami..kami percaya setiap pergumulan kami Tuhan Yesus hadir ditengah keluarga kami..segala Tuhan berikan berkat melimpah kami sekeluarga bersyukur atas buah kebaikan Tuhan beri dikeluarga kami.. haleluya..

  7. Renato
    Renato says:

    Ya Allah Bapa ajarlah kami untuk mengikuti Engkau , sebagai Juru Selamat kami , yang tidak membiarkan kami menghadapi kesalahan dan kegagalan , dan Engkau menyediakan pertolongan dan kekuatan yang kami butuhkan . Amien

  8. Richard Anderson
    Richard Anderson says:

    Amen. Tuhan kira Nya kau mendengar doaku selama ini. Jadilah kehendak -Mu bukan kehendak ku ya Tuhan.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *