Saat Tak Sanggup Lagi Melangkah

Jumat, 19 November 2021

Baca: Ratapan 3:21-23

3:21 Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:

3:22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,

3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

 

Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! —Ratapan 3:22-23

Pada tahun 2006, ayah saya didiagnosa menderita penyakit syaraf yang membuatnya kehilangan ingatan, kemampuan berbicara, dan kendali atas gerak-gerik tubuhnya. Pada tahun 2011, beliau hanya bisa terbaring di tempat tidur dan dirawat oleh ibu saya di rumah. Masa-masa awal dari penyakitnya menjadi pengalaman yang kelam. Saya merasa takut, karena saya tidak tahu bagaimana harus merawat orang sakit, dan saya mengkhawatirkan kondisi keuangan serta kesehatan ibu saya.

Firman Allah di Ratapan 3:22 sering menolong saya untuk tetap bangun di pagi hari di saat keadaan hati saya sedang muram: “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya.” Kata dalam bahasa Ibrani yang dipakai untuk “berkesudahan” mempunyai arti “terpakai habis” atau “sampai ke titik penghabisan.”

Kasih setia Allah yang besar memampukan kita untuk terus maju dan bangun menghadapi hari demi hari. Ujian yang kita alami mungkin terasa begitu berat, tetapi kita tidak akan “dihabiskan” oleh masalah-masalah tersebut, karena kasih setia Allah yang besar itu “tak berkesudahan”!

Jika saya mengingat-ingat, alangkah seringnya Allah menunjukkan kasih setia-Nya kepada keluarga kami. Saya melihat pemeliharaan-Nya melalui kebaikan kerabat dan teman-teman, nasihat bijak dari dokter, kecukupan keuangan, dan keyakinan dalam hati kami bahwa—suatu saat nanti—ayah saya akan pulih kembali secara sempurna di surga.

Bila saat ini kamu sedang melewati masa-masa suram, jangan putus harapan. kamu tidak akan “dihabiskan” oleh masalah yang kamu hadapi. Tetaplah mempercayai kasih dan pemeliharaan Allah atas diri kamu. —KAREN HUANG

WAWASAN
Penulis Kitab Ratapan tidak disebutkan namanya, tetapi ada sejumlah alasan untuk percaya bahwa Yeremia adalah penulisnya. Setelah bernubuat selama empat puluh tujuh tahun (627-??580 SM) kepada bangsa Yehuda yang tidak taat dan tidak percaya, Yeremia menulis sebagai saksi mata, meratapi kehancuran yang terjadi ketika tentara Babel memasuki Yerusalem. Dua tahun lamanya (588-??586 SM), Nebukadnezar mengepung kota tersebut. 2 Raja-Raja 25:1-4 bercerita tentang kondisi memprihatinkan di sana (Ratapan 2:20; 4:10). Yeremia menyaksikan kehancuran yang akhirnya menimpa kota itu dan bait Allah (Yeremia 52:12-27). Dalam lima nyanyian atau ratapan penguburan yang penuh emosi, Yeremia menggambarkan penderitaan bangsanya dan alasan di baliknya. Sang nabi juga menulis tentang pengharapan di tengah keputusasaan (Ratapan 3:21-32). Allah, yang telah menghakimi ketidaksetiaan umat-Nya, tetap menjadi pengharapan mereka. Dia adalah Allah yang penuh belas kasihan, kesetiaan, dan keselamatan (ay. 21-26). —K. T. Sim

Saat Tak Sanggup Lagi Melangkah
 

Di tengah kesulitan yang melanda, ke mana kamu pergi untuk memperoleh kekuatan? Bagaimana kamu dapat mengingatkan diri sendiri untuk selalu percaya kepada kasih setia Tuhan yang besar?

Bapa, tolonglah aku untuk terus mempercayai-Mu. Bukalah mataku agar aku bisa melihat kasih dan kesetiaan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 11–13; Yakobus 1

Bagikan Konten Ini
53 replies
Newer Comments »
  1. rico art
    rico art says:

    Terima kasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpuji lah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Katsilingkat kogoya
    Katsilingkat kogoya says:

    Ingatlah juga bawah dari kecil engkau sudah mengenal kitab cuci yang dapat memberi hikmat kepala dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus

    2 Timotius 3- 15

  3. Ria Dwi
    Ria Dwi says:

    Bljt untuk ttp terus mlangkah brsama Tuhan, apapun kondisi n keadaannya, ttp n salalu percaya pd Nya…Amen…God bless 🙏

  4. Rosa
    Rosa says:

    aminn.. hanya Tuhan yang memampukan sya untuk dapat menjalani hidup ini, sekalipun terkadang terasa sesak dan tidak sanggup untuk berjalan tapi kasihNya selalu nyata.

  5. Fei Fang
    Fei Fang says:

    amin
    Tuhan beneran baik
    hari ini saya begitu “hetik” mencoba struggle dg situasi, saya lelah dan kelelahan, mau menyerah
    tp disaat saya duduk ditengah keramaian, saya merasakan ketenangan setelah baca ini, sanggat menguatkan..
    pengen nangis, tp kutahan
    ga lucu kalo aku tiba2 nangis ditengah org2 yg sedang tertawa riang
    Tuhan Yesus selalu baik

Newer Comments »

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *