Berteman Lagi

Selasa, 21 April 2020

Berteman Lagi

Baca: Roma 5:6-11

5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–.

5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!—Roma 5:10

Berteman Lagi

Suatu hari seorang ibu dan putrinya yang masih kecil duduk di dalam gereja. Pada kebaktian hari itu, dibuka kesempatan bagi jemaat yang rindu menerima pengampunan Allah untuk maju ke depan. Setiap kali ada orang yang maju ke depan, si gadis kecil bertepuk tangan. “Maafkan saya,” kata sang ibu kepada pemimpin gereja. “Saya menjelaskan kepada putri saya bahwa pertobatan membuat kita berteman lagi dengan Tuhan. Karena itu, setiap kali ada yang maju, ia bertepuk tangan dengan senang.”

Penjelasan yang cukup sederhana bagi seorang anak kecil itu merupakan penjelasan yang baik tentang Injil. Dahulu kita musuh Allah, tetapi kini telah diperdamaikan dengan-Nya melalui kematian dan kebangkitan Kristus (Rm. 5:9-10). Sekarang kita benar-benar menjadi sahabat Allah. Karena kita yang memutuskan hubungan pertemanan itu (ay.8), pertobatan menjadi bagian yang harus kita lakukan untuk melengkapi proses pemulihan tersebut. Respons yang ditunjukkan gadis kecil itu sangat pantas. Karena seluruh surga bersukacita ketika ada satu orang yang bertobat (Luk. 15:10), gadis kecil itu tanpa sadar juga menggaungkan sorak-sorai surgawi.

Yesus menggambarkan karya pendamaian-Nya dengan istilah yang serupa. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Berkat pengorbanan Sang Sahabat itu bagi kita, kini kita dapat bersahabat kembali dengan-Nya. “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, . . . tetapi Aku menyebut kamu sahabat” (Yoh. 15:15).

Dahulu kita musuh Allah, tetapi kini sahabat Allah. Alangkah luar biasa! Sungguh pantas kita bersorak-sorai!—Sheridan Voysey

WAWASAN
Rekonsiliasi memulihkan mereka yang selama ini terasingkan. Paulus satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang memakai kata memperdamaikan (rekonsiliasi), seringkali memakainya berulang kali dalam sebuah perikop; contohnya, kata itu dipakainya tiga kali di Roma 5:10-11. Ia juga menggunakan kata serupa di Roma 11:15, 2 Korintus 5:18-19, dan 1 Korintus 7:11 (berkaitan dengan rekonsiliasi antar manusia). Perikop hari ini memberikan perhatian kepada kematian Yesus yang diperlukan bagi pendamaian kita dengan Allah. Pendamaian kita melalui kematian-Nya membawa kita pada keselamatan melalui kehidupan-Nya. Paulus menulis, “Lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” (Rm. 5:10). Perhatikanlah terdapat dua penanda waktu berbeda yang dipakai: kita telah diperdamaikan dan kita akan diselamatkan. Paulus berkata bahwa keduanya, kematian dan hidupNya setelah kebangkitan, diperlukan untuk keselamatan kita.—J.R. Hudberg

Seberapa sering kamu menggambarkan hubunganmu dengan Allah sebagai suatu persahabatan? Dalam istilah praktis, bagaimana persahabatanmu dengan-Nya hari ini?

Ya Allah, terima kasih karena Engkau mencintaiku ketika aku masih menjadi musuh-Mu. Aku bertobat dari segala sesuatu yang mengecewakan-Mu dan bersyukur dapat menjadi sahabat-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 12-13; Lukas 16

Bagikan Konten Ini
22 replies
  1. Ramlan Sembiring
    Ramlan Sembiring says:

    Tuhan walaupun aky selalu berbuat dosa,engkau selalu memberikan pengampunan ajari aku Tuhan untuk selalu menjadi lebih baik amin

  2. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Menjadi sahabat dikala suka dan duka. Terkadang kita tarik ulur sama Tuhan sama seperti seorang sahabat yang ada kala dalam masa yg tidak baik. Tapi pertobatan adalah salah satu bentuk kerendahan hati kita untuk membuka diri kepadaNya dan ketahuilah bahwa Ia adalah sahabat yang tidak akan pernah jauh dan meninggalkan kita. Selamat menikmati waktu baik bersama sahabat (Tuhan) kita.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *