4 Cara Mengendalikan Perasaan Negatif

4-cara-mengendalikan-perasaan-negatif

Oleh Jonathan Chandranegara

Empat tahun yang lalu aku sempat menderita gangguan rasa cemas (anxiety disorder). Tekanan mental yang sangat berat membuat kondisi fisikku sangat tidak stabil dan akhirnya aku harus berhenti sekolah. Sendirian di rumah sepanjang hari membuatku merasa kesepian, depresi, malu, dan mulai merasa tidak punya harapan untuk masa depan. Aku minder dan takut bertemu dengan anak-anak seusiaku, karena aku merasa sangat ketinggalan dibanding mereka. Apalagi aku sendiri punya harapan-harapan besar yang ingin kuwujudkan dalam hidupku. Harapan-harapan yang tampak sangat bertolak belakang dengan kondisiku saat itu makin membuat aku tertekan. Dalam kondisi yang demikian, pacarku memutuskan hubungan denganku. Aku merasa sangat tidak berguna, kehilangan harga diri. Untuk apa aku hidup di dunia ini? Rasanya seperti hidup dalam neraka saja. Aku tidak lagi punya semangat untuk melakukan apa-apa. Dan perasaan itu sangat mempengaruhi perilakuku. Saat mengikuti les pelajaran di rumah, aku tidak disiplin, tidak punya niat belajar, dan malas-malasan mengerjakan tugas. Aku berharap orang-orang di sekitarku bisa memahami kondisiku dan menerima aku apa adanya. Namun, ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka tidak ingin dekat-dekat denganku, takut aku akan memberi pengaruh yang buruk. Banyak yang bahkan merendahkan dan membuatku makin tertekan dengan sikap dan kata-kata mereka. Kalau pun ada yang cukup peduli memberi nasihat, nasihat mereka sama sekali tidak membantu karena mereka tidak benar-benar memahami apa yang aku alami.

Karena anugerah Tuhan, hari ini aku bisa pulih. Namun, prosesnya jelas tidak mudah. Setiap kali aku bertemu dengan orang-orang yang gelisah hidupnya, aku teringat akan apa yang pernah kualami. Penyebab kegelisahan itu sendiri bisa bermacam-macam, misalnya karena merasa jelek, kurang pintar, takut akan masa depan, tidak dihargai orang, dikucilkan, menjadi korban bully, “ditikung” teman, dan sebagainya. Adakalanya kita tidak tahu alasannya kenapa, tetapi perasaan kita tidak tenang, penuh kegalauan. Dan perasaan itu akhirnya mengontrol pikiran dan perilaku kita. Membuat hidup kita terasa tidak berarti dan tidak ada gunanya. Bila kamu termasuk orang-orang yang mudah dikontrol oleh perasaan, beberapa hal yang telah menolongku berikut ini semoga bisa menolongmu juga.

1. Terimalah setiap hal yang Tuhan izinkan terjadi dengan rasa syukur

Aku pernah diajari sebuah formula yang sangat menolongku menghadapi hal-hal tidak enak dalam hidup ini:

Pain x Resistance = Suffering
[Rasa Sakit x Perlawanan = Penderitaan]

Makin kita bisa menerima kondisi yang tidak enak atau menyakitkan dalam hidup ini, penderitaan kita akan makin kecil. Sebaliknya, makin kita tidak terima, penderitaan yang kita rasakan akan makin besar.

Ketika aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku punya masalah yang harus dibereskan dalam hidupku, aku sangat menderita. Aku tertekan dan merasa malu karena segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan harapanku. Perasaan-perasaan negatif menguasai pikiran dan cara aku berinteraksi dengan orang lain.

Hanya setelah aku belajar menerima masalah-masalahku, baru aku bisa dipulihkan. Aku tidak lagi protes, “Mengapa Tuhan izinkan ini terjadi dalam hidupku?” Sebaliknya, aku menerima apa yang Tuhan izinkan terjadi sebagai bagian dari proses pembentukan yang Dia mau aku lalui agar aku menjadi pribadi yang lebih baik. Aku mulai berfokus pada apa yang Tuhan sudah karuniakan dalam hidupku, bukan sibuk mengeluhkan apa yang tidak aku miliki.

Pertanyaanku berubah menjadi, “Apa yang Tuhan ingin lakukan di dalam dan melalui hidupku dengan mengizinkan aku mengalami semua ini?” Aku menyadari bahwa pengalamanku unik, tidak dimiliki dengan orang lain, dan Tuhan dapat memakai pengalamanku itu untuk membawa orang lain mengenal dan memuji kebesaran kuasa-Nya yang memulihkan aku.

Perlahan-lahan aku mulai kembali membuka diri, tidak membiarkan perasaan negatif menguasai hidupku. Tadinya aku sudah merasa hidupku tidak berarti dan tidak ada gunanya. Namun, Tuhan menunjukkan kepadaku bahwa Dia dapat berkarya melalui kelemahan-kelemahanku. Aku bahkan dipercaya menjadi ketua suatu komunitas sel, membagikan karya Tuhan dalam hidupku dalam cara-cara yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.

2. Lawanlah perasaan negatif secara aktif dan kreatif

Tuhan sesungguhnya sudah memperlengkapi kita dengan kapasitas yang cukup untuk mengendalikan perasaan kita. Yang perlu kita lakukan adalah menggunakan kapasitas itu secara aktif dan kreatif!

Kapasitas bergerak. Cobalah menurunkan bahumu, menundukkan kepalamu, dan bergeraklah dengan setengah hati. Perasaan negatif bahkan depresi akan dengan cepat melingkupi kita. Namun, cobalah sekarang menarik napas dalam-dalam, berdiri tegak, berjalan dengan penuh keyakinan sembari tersenyum. Perasaan yang tadinya lemah akan menjadi kuat, yang tadinya negatif akan menjadi positif. Depresi tidak lagi mendapat tempat, karena gerakan yang penuh semangat akan menghalaunya pergi. Tuhan telah merancang tubuh kita demikian luar biasa, hingga gerakan-gerakan kita, cara kita memposisikan tubuh kita, dapat mempengaruhi emosi kita.

Kapasitas berbicara. Cobalah mengatakan sesuatu yang negatif, seperti: “Saya capek sekali,” atau “Masalah ini tidak akan mungkin bisa diatasi.” Entah kita sudah beraktivitas seharian atau baru bangun tidur pun, bisa dipastikan kita akan merasa tidak bertenaga, tidak sanggup lagi melanjutkan hidup. Sekarang, cobalah mengatakan sesuatu yang positif, seperti: “Saya bersyukur Tuhan memberi saya kesempatan menyelesaikan pekerjaan ini, meski saya harus bekerja keras seharian,” atau “Masalah ini besar, tetapi bersama Tuhan dan dengan pertolongan-Nya, saya tahu saya akan dapat menyelesaikannya.” Situasi kita tetap sama. Namun, bahasa yang kita gunakan saat meresponi situasi tersebut bisa menyemangati atau menyedot habis semangat kita.

Kapasitas berfokus. Tuhan memberi kita kemampuan untuk memilih ke mana kita hendak mengarahkan pikiran kita. Dan, ke mana kita memusatkan perhatian kita, ke sanalah juga perasaan kita akan tertuju. Ketika kita memilih untuk berfokus pada masalah, kita akan melihat masalah menjadi makin besar dan berat. Ketika kita memilih untuk berfokus pada diri kita sendiri, kita akan melihat kemampuan sekaligus keterbatasan kita. Namun, ketika kita memilih untuk berfokus pada Tuhan, kita akan melihat betapa Tuhan jauh lebih besar dari masalah dan dari diri kita.

Yesus mengajar kita untuk tidak khawatir, tetapi mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:31-33). Ini menunjukkan sebuah usaha yang dilakukan secara aktif. Bukan sebuah penantian yang pasif. Saat perasaan negatif datang, mari secara aktif mengingat firman Tuhan agar firman itu mempengaruhi cara kita bergerak, berbicara, dan mengarahkan fokus hidup.

3. Jadilah bagian dari komunitas yang membangun

Perasaan negatif biasanya membuat kita cenderung menarik diri dari komunitas. Kecenderungan lainnya adalah mencari orang lain yang juga sedang memiliki perasaan negatif. Kita merasa tidak sendirian karena punya teman senasib. Bahayanya, perasaan negatif kita bisa menjadi makin kuat, karena lingkungan jelas akan sangat mempengaruhi perasaan kita.

Kita tidak sekadar perlu orang lain yang bisa menerima dan memahami perasaan kita. Kita perlu berada di sekitar orang-orang yang positif untuk menolong kita mengatasi perasaan-perasaan negatif. Bersikap positif di sini bukan berarti menyangkali atau menutupi kenyataan tentang masalah yang ada, namun memilih untuk percaya bahwa Tuhan yang mengizinkan anak-anak-Nya mengalami masalah memiliki tujuan yang baik dan mulia.

Alkitab memberitahu kita pentingnya memiliki orang lain yang bisa menolong di saat kita lemah, yang bisa memberi teguran/peringatan di saat kita salah (Pengkhotbah 4:9-13).

Salah satu cara untuk memiliki komunitas yang membangun adalah mengambil komitmen untuk tertanam dalam kelompok-kelompok kecil yang ada di gereja.

4. Arahkanlah energimu untuk menolong orang lain

Filipi 2:4 mengingatkan kita sebagai anak-anak Tuhan untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri, tetapi memperhatikan juga kepentingan orang lain. Sebuah perintah yang bagiku dulu sangat tidak mungkin dilakukan. Bagaimana mungkin aku bisa menolong orang lain jika aku sendiri punya banyak masalah dan perlu ditolong? Depresi membuatku merasa tidak mungkin hidupku bisa berguna bagi orang lain.

Namun, Tuhan tidak memberi perintah tanpa memberi kita kekuatan untuk melakukannya. Ketika aku mulai mencoba mengarahkan energiku untuk memperhatikan dan menolong orang lain, aku sendiri dikuatkan dalam menghadapi masalah-masalahku.

Bukan sebuah kebetulan bila kita ditempatkan Tuhan di dalam keluarga, komunitas, sekolah, gereja, kota, bahkan negara tertentu. Setiap kita diciptakan secara istimewa untuk menggenapi tujuan-tujuan Tuhan yang besar di mana pun kita berada.

Jadi, jangan habiskan waktu dan energi kita untuk “memberi makan” perasaan-perasaan negatif yang menyusupi hati kita. Mari mulai mengarahkan energi kita untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang ada di sekitar kita. Hidup akan terasa lebih bermanfaat, dan kita sendiri akan mendapatkan banyak pelajaran untuk mengatasi masalah-masalah kita secara lebih bijak.

Untuk direnungkan lebih lanjut:
Kapan atau dalam hal apa perasaan-perasaan negatif paling mudah menguasaimu? Bagaimana firman Tuhan dapat menolongmu untuk mengatasinya? Yuk bagikan jawabanmu melalui kolom komentar di bawah ini.

Bagikan Konten Ini
44 replies
  1. RE
    RE says:

    Perasaan negatif sering muncul jika pada kondisi mendengar keberhasilan orang lain, bukannya ikut bersukacita malah merasa rendah diri, jika gagal melakukan sesuatu dengan baik maka muncul perasaan tidak berguna, jika dibanding2kan dengan orang lain atau dikritik maka akan merasa down dan tawar hati. Bersyukur Tuhan membuat saya sadar akan kelemahan saya ini, sehingga yg saya perlu lakukan adalah mengakuinya secara jujur di hadapan Allah dan percaya bahwa Ia bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yg dikasihiNya. 🙂

  2. Barnabas A
    Barnabas A says:

    Memang sulit menghilangkan perasaan negatif di saat panik & takut akan masa depan. Trims utk renungannya yg bgtu menginspirasi 🙂

  3. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Luar biasa, terima kasih atas penayangan artikel ini yang sangat berguna untuk menjadi penuntun kehidupanku, Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin

  4. sharen
    sharen says:

    dulu saya pun seperti artikel itu… saya di penuhi pikiran2 negatif sejak kehilangan mama saya… saya sering menyalahkan diri saya sendiri.. saya menutup diri dari lingkungan, apalagi ketika kakak saya seringkali mengomeli saya dan tidak pernah mendukung pendapat saya.. setiap apa yg dikatakan kakak saya seolah dy yg benar. setiap kali saya menceritakan perasaan saya pada sahabat yang juga senasib dengan saya.. dan setiap kali itu juga saya mencoba kluar dr masalah dengan kekuatan saya sendiri.. alhasil sehari dua hari tetap tidak ada yg berubah. sampai saya memutuskan menyerahkan diri saya untuk Tuhan dan dibaptis. pelan2 tapi pasti Tuhan selalu mengarahkan hidupku.
    aku bersyukur.. yang tadinya aku ga berani melangkah, yang tadinya aku selalu depresi,Tuhan mengajarkanku bahwa DIA selalu ada. Dia membimbingku.Dan Dia adalah Jawaban . Thanks God buat artikel yang sangat bagus ini, Tuhan ingin saya membagikan kesaksian akan Kebaikkan Tuhan.dan aku selalu berdoa.. Tuhan aku ingin selalu dekat denganMu.. ajarku menjadi pribadi sperti yang KAU mau. Hidupku Untuk MU Tuhan. amin

  5. Octo Sirait
    Octo Sirait says:

    saya pernah mengalami ini dan jauh lebih parah yang saya alami seperti sdh tidak ada lagi gunaya hidup.setiap saya ketemu orang sangat ketakutan .yang saya lakukan ,menyembah tuhan setiap waktu ,membaca firman setiap pagi dan malam,dan pendek cerita ,pada pagi hari ketika kami menyembah malaikat berbicara buat kami bahawa tuhan sedang membersihkan manusia lama saya untuk menjadi hidup baru.dan pelan pelan rasa ketakutan itu pun hilang sampai sekarang.dan sampai saat ini kami terus tetap menyembah tuhan.pesan saya sembah lah tuhan karena ketika tuhan menyembah disitulah tuhan berbicara kepada setiap kita .semoga bermanfaat tuhan berkati gbu .all

  6. Wening
    Wening says:

    Sangat memberkati, saya rasa bukan kebetulan juga Tuhan mengarahkan jari jemari saya tuk menemukan artikel ini..
    Sangat pas dgn keadaan sy saat ini, yg sedang stres dan putus asa..
    Disaat sprti itu, biasanya ambil gitar, nyanyikan lagu pujian bagi Tuhan, biar air mata ngalir sederes2nya.. Stlh itu smua jd lebih lega..

  7. Ega Septian
    Ega Septian says:

    Ku diberi 2 pilihan yang sulit yaitu Mengikuti kegiatan besar dan berpartisipasi disana sebagai panitia yang mana ini sebuah kesempatan besar untukku sukses atau aku harus stay untuk melayani Tuhan dengan membawa renungan di sebuah ibadah remaja tempat ku bertumbuh

  8. steve
    steve says:

    perasaan negatif itu mudah menguasai saat kita merasa kesepian dan dikucilkan kemudian perasaan Itu terus berulang dan terekam di otak tanpa kita sadari mental kita sudah hancur, untuk mengatasinya saya berdoa, mendengarkan lagu rohani dan bersyukur karena Tuhan memberikan cobaan agar kita menjadi lebih kuat nantinya. amin…

  9. Lenny Rennati
    Lenny Rennati says:

    Perasaan negatif muncul ketika saya melihat orang lain secara fisik lebih dari saya,dan dg mudah saya merasa minder…
    terima kasih untuk artikel ini yg telah membuka mata hati saya…

  10. novita
    novita says:

    saya mngalami masalah yang hampir sama yaitu ketakutan dan kekawatiran yang amat sangat..terima kasih semoga ini bisa mnjadi bahan renungan buat saya.

  11. Dewi Susan Thiago
    Dewi Susan Thiago says:

    Saya sering merasa kuatir …. perasaan negatif selalu ada dlm pikiran …. lebih sering fokus pada diri sendiri……. dan akhirnya terpuruk. terima kasih firmanMu dan sharing ini menguatkan ku kembali.

  12. Rizz
    Rizz says:

    saya sering banget mengalami hal ini, bahasa gaulnya mungkin disebut “moody”, apalagi dalam hal pekerjaan sering sekali merasa di “gunakan”. berbeda dengan yg lainnya. adakah yg bisa memberi saran dan masukan

  13. Lyn
    Lyn says:

    Belakangan aku dihinggapi rasa penyesalan karena sudah resign dari tempatku bekerja. Aku merasa tidak nyaman di tempat kerjaku dan ada beberapa hal yg tidak menyenangkan terjadi ketika itu. Tapi setelah resign aku sangat menyesal dan seperti putus harapan. Aku berusaha untuk tidak menyesalinya dan belajar bersyukur dlm segala hal. Renungan ini benarbenar memberi aku harapan dan semangat. Amin

  14. suluh
    suluh says:

    sy prcaya Tuhan yg membimbing sy untuk mrmbaca renungan ini..krna sy sdang mengalami fase yg persis sama dgn kisah hidup penulis tapi dalam aspek kehidupan yg lain..dan sy percaya Tuhan sedang bekerja saat ini bagi sy..^^

  15. Boleng Ku
    Boleng Ku says:

    artikel pengalaman ini sangat membantu saya…saya sama seperti anda mungkin bisa jadi saya mengidap penyakit psikis sama sperti anda.
    saya selalu berpikir negatif lepas kontrol kalau marah.
    biasanya saya akan marah dan berpikir negatif saat kelemahan saya diperlihatkan…seperti contoh saya tidak suka dicuekin, saya tidak nyaman ini itu, saya merasa org lain lbh mudah bahagia dri pada saya alias saya iri pada org yg pamer kebahagiaan dgn mudah.
    saat saat itulah pasti pikiran negatif itu muncul.
    Tuhan baik Firman Tuhan sempurna…Tuhan menolong saya dengan caranya menjatuhkan saya dikondisi yang terpuruk jadi saya otomatis mau gak mau minta tlngnya ma Tuhan…hal yg buruk bukan? saya akan merasa kuat justru saat saya sudah sangat jatuh, saya merasa Tuhan peduli.
    justru saat saya merasakan kesukacitaan saya merasa hal itu luar biasa Tuhan kasih tapi ttp saja saya merasa takut karna terlena dengan kesukacitaan itu jdi gak deket lg ma firman tuhan itu.

  16. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata besar selama – lamanya buat kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  17. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh teguh tentram baik bahagia menang segar nyaman sejuk kuat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  18. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik penuh bahagia manis murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang benderang lebih kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  19. Tumbur Sirait
    Tumbur Sirait says:

    artikel ini sama dengan apa yang saya alami sekarang. saya tinggal dirumah keluarga dan sampe saat ini saya belum mendapat pekerjaan. jadi perasaan negatif itu datang sama saya yaitu hubungan aku dengan saudaraku ini. belakangan ini kami jarang komunikasi walaupun satu rumah. tapi dengan artikel ini saya sangat terberkati. semoga perasaan positif yg terjalin dalam rumah ini. Amin

  20. Imelda Dria
    Imelda Dria says:

    Saya pernah merasa cemas, tertekan bahkan gagal terutama saat saya mengerjakan tugas-tugas saya. Saya samgat berterima kasih dengan dengan adanya artikel ini, mengubah persepsi saya serta memberikan solusi. Sangat menginspirasi!!

  21. windy
    windy says:

    Amin di berkati sekali dengan artikel ini dan firmanya dalam pengkhotba kita memang membutuhkan org lain di masa sukar dan harus tertanam dlm komunitas greja sebagai tempat sharing kita.

  22. welmalia
    welmalia says:

    pikiran negative adalah salah satu cara utk melawan diri sendiri,karena terkadang pikiran negative adalah kita sendiri yang menciptakannya…banyaklah membaca hal-hal yg baik sehingga kita mampu mengusir pikiran negative,dengan terlebih dahulu berdoa,supaya pikiraN negative bisa kita usir……TYM

  23. erje
    erje says:

    doa saya ketika depresi:
    “Tuhan kenapa ENGKAU ninggalin aku??.. ”

    sy lupa, apa dalam mimpi, TUHAN datang Dan bilang, “anakKU, AKU tidak pernah meninggalkanmu sedetikpun, AKU selalu ada didekatmu, tapi kamu gak pernah menyadari, karna kamu terlalu fokus dengan fikiran negatifmu sendiri..anakKU, AKU tidak pernah meninggalkanmu, karna AKU TUHAN yang setia..”

  24. Afri
    Afri says:

    Saat adalah seorang melankolik sejati. Gelisah dan cemas akan sesuatu yg tidk sesuai dgn keingin saya sering saya alami. Saya tau semua itu salah, saya sedang berjuang. Tolong doakan saya

  25. Vivi
    Vivi says:

    Kapan atau dalam hal apa perasaan-perasaan negatif paling mudah menguasaimu? Bagaimana firman Tuhan dapat menolongmu untuk mengatasinya?

    Perasaan negatif yg paling mudah menguasaiku adalah disaat aku menyadari bahwa aku seorang yg matrealistis dan sangat money oriented. Baik terhadap kondisi pasanganku yang saat ini masih dalam tahap perjuangan sehingga ada saatnya dia tidak punya uang, maupun kadang terhadap gaji pekerjaanku yg masi saja kuanggap kurang.
    Tuhan menolongku membuka mataku dari artikel yg kubaca hari ini.
    Dimana ada satu paragraf yg menguatkanku sekali,
    “Hanya setelah aku belajar menerima masalah-masalahku, baru aku bisa dipulihkan. Aku tidak lagi protes, “Mengapa Tuhan izinkan ini terjadi dalam hidupku?” Sebaliknya, aku menerima apa yang Tuhan izinkan terjadi sebagai bagian dari proses pembentukan yang Dia mau aku lalui agar aku menjadi pribadi yang lebih baik. Aku mulai berfokus pada apa yang Tuhan sudah karuniakan dalam hidupku, bukan sibuk mengeluhkan apa yang tidak aku miliki.”

  26. dion sihaloho
    dion sihaloho says:

    Terimakasih untuk artikelnya…
    Sudah ditulis cukup lama (2016), tetapi Tuhan menuntun jari saya sampai ke artikel ini yg menguatkan..

    Saat ini, saya sedang dalam kondisi rendah diri/minder (perasaan negatif) dan sedang berjuang dgn perasaan tsb. Terkadang berhasil melawan perasaan tsb, tetapi kembali menyerang dan terus menyerang…Kembali harus saya lawan…

    Saya berusaha menerima masalah yg ada mjd bagian pembentukan saya untuk mjd lebih kuat dan pantang menyerah untuk sebuah tujuan (mengalahkan perasaan negatif, yaitu rendah diri/minder). Pada saat saya menerima kejadian yg menimpa, saya bisa merasakan lega dan seperti berhasil menang berperang melawan perasaan negatif.

    Terimakasih untuk artikelnya, say mencoba menyesuaikan gaya bicara, postur tubuh, dan pikiran saya mjd lebih positif untuk tubuh saya. Saya memposisikan diri lebih KUAT & BESAR terhadap masalah saya (perasaan negatif)

    Saya sedang mencoba praktekan untuk menolong orang lain (mengalihkan fokus) dan masih mencari teman bercerita yg tepat.

    Mari kita berdoa bersama untuk rekan-rekan yg sedang berjuang dgn pikiran negatif, agar bisa segera menggantikan dgn segala pikiran positif..amin.

    Selamat berjuang teman-teman terkasih..JESUS loves us 😉
    GBU

  27. Harun
    Harun says:

    Terima kasih artikelnya, membantu menguatkan saya, satu hal yang saya tahu, ada bnyak orang yg merasakan hal yang sama dan mencoba lepas. Kiranya kita dikuatkan dan terus mencari pertolongan dan kemurahanNya. Kiranya banyak orang yang diberkati dengan tulisan Anda. Tuhan Yesus memberkati

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *