Tercela

Jumat, 10 Februari 2012

Baca: Kejadian 27:6-23

Justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. —2 Korintus 12:9

Seorang aktor terkenal berkomentar bahwa ia suka memerankan tokoh-tokoh “tercela” dalam film-filmnya karena para penonton dapat lebih mudah bersimpati dengan tokoh yang tidak sempurna. Kebanyakan dari kita akan setuju bahwa lebih mudah bagi kita untuk memahami orang yang tidak sempurna karena kita tahu bahwa kita pun tidak sempurna.

Dalam Alkitab, Allah memasukkan kisah demi kisah tentang orang-orang yang penuh tipu daya, lemah, tidak dapat diandalkan, dan pemarah. Contohnya, Yakub menipu ayahnya demi mendapatkan berkat (Kej. 27:1-29). Lalu ada Gideon yang sangat tidak yakin terhadap Allah hingga dua kali ia meminta bukti bahwa Allah akan sungguh-sungguh melakukan apa yang telah dikatakan-Nya (Hak. 6:39). Kemudian ada Petrus yang karena mengkhawatirkan keselamatannya dirinya, menyangkal sama sekali bahwa ia mengenal sahabat dan Tuhannya (Mrk. 14:66-72).

Namun, ketika membaca kelanjutan kisah mereka, kita mengamati bahwa orang-orang tersebut, dengan pertolongan Allah, mampu mengatasi kekurangan mereka dan pada akhirnya dipakai oleh-Nya. Hal itu terjadi ketika mereka bergantung bukan kepada diri mereka sendiri, tetapi kepada Allah.

Sama seperti orang-orang tersebut, yang hidup ribuan tahun yang lalu, setiap kita memiliki cacat cela. Namun oleh anugerah Allah, kita dapat mengatasi ketidaksempurnaan tersebut dengan cara menerima kuasa Allah yang justru menjadi sempurna dalam kelemahan kita (2 Kor. 12:9). —CHK

Kuasa Allah menjadi sempurna dalam kelemahan,
Karena ketika kita lemah Dia kuat;
Dia memberi kita anugerah-Nya dan kuasa-Nya
Untuk mengatasi apa yang salah dalam diri kita. —Sper

Alangkah baiknya menyadari kelemahan kita,
jika itu mendorong kita untuk bersandar pada kuasa Allah.

Bagikan Konten Ini
7 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *