Filosofi Cecak

Oleh Lia Wetangterah

Kata siapa cecak tak punya filosofi?

Coba nyanyikan lagu cecak-cecak di dinding dengan perlahan sambil menghayati setiap kata-katanya…

“Cecak-cecak di dinding diam-diam merayap. Datang seekor nyamuk… Hap! Lalu ditangkap…”

Lagu ini terkesan biasa saja, bahkan diperuntukkan bagi anak kecil, tetapi pernahkah kita berpikir bahwa cecak adalah seekor binatang yang merayap di dinding, ia tidak bisa terbang tetapi kenapa justru makanan utamanya adalah nyamuk, si kecil dan lincah yang dapat terbang ke mana-mana.

Cecak memang tidak bisa terbang, tetapi Allah membekalinya dengan kesabaran dan ketekunan agar ia mampu untuk diam-diam merayap menangkap nyamuk. Allah tidak membiarkan cecak mati dalam kelemahannya karena tidak bisa menangkap nyamuk. Keterbatasan sang cecak yang tidak bisa terbang, tidak serta merta berarti bahwa ia tidak bisa menangkap nyamuk yang bisa terbang.

Sama seperti cecak, tidak ada manusia yang sempurna. Setiap kita memiliki kekurangan masing-masing. Namun apakah dengan kekurangan itu kita dapat berdiam diri dan mengeluh? Mari belajarlah dari filosofi cecak bahwa di tengah-tengah kelemahannya yang tidak bisa terbang Allah memberikannya kemampuan untuk menangkap nyamuk yang bisa terbang.

Demikian juga manusia. Allah tidak memberikan kita kelemahan agar kita menyerah. Paulus sebagai seorang rasul pun tidak luput dari kelemahan, tetapi di saat ia mengeluh Tuhan berkata “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Kor. 19:9). Ada maksud baik yang Tuhan rencanakan di balik kelemahan kita, yaitu supaya kuasa Kristus menjadi sempurna di dalam kelemahan kita.

Lalu, selain kelemahan, Tuhan juga memberikan kita kekuatan. Mungkin yang kita butuhkan adalah kembali mengenal diri untuk menemukan kemampuan apa yang Allah berikan bagi kita. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas kelemahan dan kekuatan yang Dia anugerahkan kepada kita, karena semuanya itu adalah untuk kebaikan kita.

Sharing: Menurut Kamu, Seperti Apa Sih Orang Yang Lemah Lembut Itu?

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (Matius 5:5)

Ayo sharingkan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini!

Menolong Mengatasi Rintangan

Senin, 8 Oktober 2012

Menolong Mengatasi Rintangan

Baca: Kisah Para Rasul 15:36-41; 2 Timotius 4:11

Berdua lebih baik dari pada seorang diri . . . . Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya. —Pengkhotbah 4:9-10

Ketika putri saya Debbie masih kecil, ia mengikuti les balet. Salah satu gerakan tari mengharuskannya melompati gulungan matras senam. Usaha pertama Debbie membuatnya terpental dari gulungan matras ini. Untuk sesaat ia duduk tertegun di lantai, lalu ia mulai menangis. Segera saya menghampirinya untuk menolong dan menghiburnya. Lalu sambil memegang tangannya, saya berlari bersamanya sampai ia berhasil melompati matras tersebut. Debbie memerlukan dukungan saya untuk mengatasi rintangan tersebut.

Ketika melayani bersama Paulus dalam perjalanan misinya yang pertama, Yohanes Markus menghadapi suatu rintangan besar: Perjalanan itu semakin hari semakin sulit, dan ia pun menyerah. Usaha Barnabas untuk melibatkan Markus dalam perjalanan misi Paulus yang kedua menimbulkan konflik di antara Barnabas dan Paulus. Barnabas ingin memberi Markus kesempatan kedua, tetapi Paulus menganggap Markus sebagai beban. Akhirnya, Paulus dan Barnabas berpisah, dan Barnabas membawa Markus bersamanya dalam perjalanannya (Kis. 15:36-39).

Alkitab tidak menuliskan tanggapan Yohanes Markus ketika Barnabas menolongnya mengatasi rintangan dalam pelayanannya. Meski demikian, Markus pasti telah berhasil membuktikan pengabdiannya, karena di kemudian hari Paulus menulis tentang Yohanes Markus: “pelayanannya penting bagiku” (2 Tim. 4:11).

Ketika kita melihat seorang saudara seiman jelas-jelas bergumul dengan kegagalannya, kita harus memberikan pertolongan. Apakah Anda terpikir mengenai seseorang yang membutuhkan pertolongan Anda untuk mengatasi rintangannya? —HDF

Tuhan, aku ingin menunjukkan kebaikan hati-Mu hari ini.
Tunjukkan padaku siapa yang bisa kubantu dan
bagaimana caranya. Aku ingin perkataanku dan perbuatanku
mencerminkan kasih-Mu. Amin.

Ketika masalah membuat seseorang terpuruk, kebaikan hati sesama akan mengangkatnya kembali.