Posts

5 Harapanku untuk Perayaan Natal Tahun Ini

Penulis: Yosua Andreas

harapanku-saat-natal

Natal adalah momen yang istimewa bagi banyak orang. Aku sering mendengar harapan-harapan indah yang diungkapkan teman-temanku menjelang Desember tiba, misalnya:
Aku ingin di hari Natal nanti gebetanku menerima cintaku.
Aku ingin merayakan malam Natal yang spesial bersama pacarku.
Aku berharap Natal tahun ini menjadi Natal yang tak terlupakan dalam hidupku.”

Tidak ada yang salah tentunya orang mengharapkan sesuatu yang indah di hari Natal. Namun, ketika aku merenungkan kembali makna Natal yang sesungguhnya, aku menemukan bahwa banyak harapan kita di hari Natal terlalu berfokus pada diri kita sendiri. Jadi, aku pun mencoba menuliskan kembali harapan-harapanku untuk perayaan Natal tahun ini.

1. Aku ingin hati dan pikiranku berfokus pada kelahiran Yesus
Natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus. Ya, setiap orang Kristen pasti tahu akan hal ini. Namun, sering kita lupa dan merayakan Natal tanpa berfokus pada Kristus. Ibaratnya, kita datang ke perayaan ulang tahun seseorang namun malah lupa memberi selamat kepada yang berulang tahun.

Memang ada sejumlah perbedaan pendapat mengenai kapan sebenarnya kelahiran Tuhan Yesus yang tidak akan dibahas di sini. Namun, pada dasarnya, sebagai orang Kristen, kita merayakan Natal untuk mengingat berita sukacita bagi seluruh dunia: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:11). Sebab itu, aku ingin merayakan Natal dengan hati dan pikiran yang tertuju hanya kepada Tuhan Yesus.

2. Aku ingin membagikan arti Natal yang sesungguhnya bagi orang-orang yang tidak mengetahuinya
Pendeta di gerejaku pernah menceritakan pengalamannya di restoran pada hari Natal. Semua pegawai restoran itu memakai topi dan kostum ala sinterklas. Beliau bertanya kepada salah satu pegawai, “Mbak tahu tidak sebenarnya perayaan Natal itu apa? Kenapa semua staf di sini memakai topi dan dandanan Sinterklas?” Pegawai tersebut menjawab, “Setahu saya Natal itu merayakan kelahirannya Sinterklas, iya kan Pak?”

Tanpa disadari mungkin kita menganggap semua orang pasti tahu bahwa kita merayakan Natal untuk mengingat kelahiran Kristus. Padahal, banyak orang yang tidak pernah datang ke gereja apalagi mengenal Yesus. Bagi mereka, Natal mungkin lebih identik dengan sosok Sinterklas, pohon cemara yang dihias, rusa berhidung merah, atau boneka salju. Kelihatannya saja semua orang ikut merayakan Natal, namun berapa banyak yang memahami artinya?

Aku ingin orang tahu bahwa ikon utama Natal adalah Yesus, bukan Sinterklas atau yang lain. Aku ingin orang mendengar cerita tentang bayi di dalam palungan yang menggenapkan nubuat para nabi, tentang bala tentara malaikat yang megah bernyanyi memuji Allah yang datang menyelamatkan umat-Nya, tentang bintang istimewa yang membawa para majus menyembah Raja Semesta. Aku ingin menjadikan Natal sebagai momen untuk membagikan pengharapan yang kumiliki di dalam Yesus.

3. Aku ingin memenuhi perayaan Natalku dengan ucapan syukur
Hari Natal seringkali menjadi ajang orang untuk saling tukar kado. Sebuah tradisi yang menurutku baik. Namun, terlalu sibuk dengan urusan hadiah Natal bisa juga menggeser fokus kita dari Tuhan. Salah seorang temanku bahkan memakai perayaan Natal sebagai ajang memberikan kado sebagai pernyataan cinta bagi orang yang ia sukai. Sama sekali tidak berhubungan dengan makna perayaan Natal yang sesungguhnya. Ketika kemudian cintanya ditolak, ia menjadi sangat kecewa dan menganggap Natal itu adalah hari terburuk dalam hidupnya.

Aku tidak ingin mengukur keindahan Natal dengan apa yang aku terima dari orang lain. Aku ingin mengingat hadiah terindah yang telah diberikan Tuhan di hari Natal, yaitu diri-Nya sendiri. Kedatangan Kristus menunjukkan kasih Allah yang begitu besar kepada kita. Siapakah kita sehingga Tuhan mau datang untuk menyelamatkan dan memperbarui hidup kita? Setiap kita mengingatnya, hati kita akan berlimpah dengan ucapan syukur. Kristus membuat hidup kita berarti.

4. Aku ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan Tuhan
Natal sering dianggap sebagai momen untuk bersenang-senang, berkumpul dengan kerabat atau teman-teman dekat, melakukan hal-hal yang asyik dan seru sekali dalam setahun. Ada yang bahkan berpesta pora dan melakukan hal-hal negatif. Yang penting hati senang.

Namun, jika Natal adalah tentang Kristus, tidakkah seharusnya kita memikirkan hal-hal yang menyenangkan hati-Nya, bukan yang menyenangkan hati kita saja? Yesus telah datang ke dunia bukan hanya untuk menyelamatkan kita dari hukuman dosa, tetapi menyelamatkan kita untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan memuliakan Tuhan.

5. Aku ingin bertumbuh menjadi pribadi yang lebih serupa Yesus
Tahun demi tahun merayakan kelahiran Yesus belum tentu menjadikan kita makin mengenal dan bertumbuh serupa Dia. Hal ini juga yang menjadi refleksiku tahun ini. Apakah aku telah bertumbuh makin mengasihi Dia sepanjang tahun ini? Apakah aku makin suka merenungkan dan melakukan firman-Nya? Apakah tutur dan perilaku hidupku makin mencerminkan karakter Yesus? Ucapan dan kado Natal belaka tidak ada artinya jika tidak disertai dengan perubahan hidup yang lahir dari perjumpaan pribadi kita dengan Yesus.

Bagaimana dengan kamu?
Apa saja harapan yang ingin kamu wujudkan pada Natal tahun ini?