Menjawab Seruan

Sabtu, 24 Januari 2015

Menjawab Seruan

Baca: Yesaya 30:15-22

30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

30:16 kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

30:17 Seribu orang akan lari melihat ancaman satu orang, terhadap ancaman lima orang kamu akan lari, sampai kamu ditinggalkan seperti tonggak isyarat di atas puncak gunung dan seperti panji-panji di atas bukit.

30:18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

30:19 Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.

30:20 Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia,

30:21 dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri.

30:22 Engkau akan menganggap najis patung-patungmu yang disalut dengan perak atau yang dilapis dengan emas; engkau akan membuangnya seperti kain cemar sambil berkata kepadanya: "Keluar!"

TUHAN berbelaskasihan, dan segera menjawab kamu bila kamu berseru minta tolong kepada-Nya. —Yesaya 30:19 BIS

Menjawab Seruan

Ketika cucu-cucu saya masih kecil, putra saya membawa mereka untuk menyaksikan sandiwara The Lion King (Singa Sang Raja Rimba). Dalam salah satu adegan, Simba sang singa muda tengah berdiri di atas jasad ayahnya, Raja Mufasa, yang telah dibunuh oleh pamannya yang jahat. Karena ketakutan dan sendirian, si kecil Simba pun berseru, “Tolong, Tolong, Tolong!” Pada saat itu, cucu saya yang masih berusia 3 tahun berdiri dari bangkunya dalam gedung pertunjukan yang sunyi senyap itu dan berseru, “Mengapa tak ada yang menolongnya?”

Perjanjian Lama mengandung banyak catatan tentang umat Allah yang berseru meminta pertolongan. Meskipun masalah yang mereka alami sering kali disebabkan oleh ketidaktaatan mereka sendiri, Allah masih tetap bersedia memberi mereka pertolongan.

Dalam tugasnya, Nabi Yesaya harus menyampaikan banyak berita buruk. Akan tetapi, di antara banyaknya berita buruk itu, ia meyakinkan umat Israel bahwa “TUHAN menanti-nantikan saatnya untuk menunjukkan belas kasihan-Nya kepadamu, Ia siap sedia untuk mengasihani kamu. . . . TUHAN berbelaskasihan, dan segera menjawab kamu bila kamu berseru minta tolong kepada-Nya” (Yes. 30:18-19 BIS). Namun Allah sering mengharapkan umat-Nya sendiri untuk menjadi jawaban atas seruan minta tolong itu (lihat Yes. 58:10 BIS).

Hari ini, orang-orang di sekitar kita membutuhkan seseorang yang mau bertindak untuk menolong mereka. Kini kita mendapat kehormatan untuk menjadi perpanjangan tangan Allah dengan menanggapi seruan mereka yang meminta pertolongan. —JMS

Tuhan, ingatkan aku bahwa Engkau rindu menunjukkan belas kasihan
kepada mereka yang sedang membutuhkan. Engkau juga sering
memanggil kami untuk menjadi alat-Mu. Beriku kesempatan hari ini
untuk menunjukkan kasih-Mu kepada satu orang yang membutuhkan.

Tunjukkan kepedulian Allah melalui uluran tanganmu.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 9-11, Matius 15:21-39

Photo credit: Guilherme Yagui / Foter / CC BY