Kebangkitan Dan Hidup

Senin, 25 April 2011

Baca: 1 Korintus 15:1-11

Akulah kebangkitan dan hidup. —Yohanes 11:25

Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup!” Membuat pernyataan seyakin itu adalah suatu hal yang berani; tetapi belum tentu orang dapat membuktikannya. Namun, Yesus membuktikannya dengan jalan bangkit dari kematian.

“Jika Anda percaya bahwa Anak Allah  telah mati dan bangkit kembali,” tulis George MacDonald, “seluruh masa depan Anda dipenuhi fajar pagi yang kekal, muncul dari bukit-bukit kehidupan, dan penuh dengan pengharapan yang bahkan tidak terbayangkan oleh imajinasi tertinggi dari seorang penyair.”

Anak Allah mati dan bangkit kembali, dan kebangkitan-Nya adalah jaminan bahwa Allah akan membangkitkan kita dari dalam kubur, menjadi seseorang yang dapat dikenali, punya pikiran, perasaan dan ingatan yang akan hidup selama-lamanya.

Hidup selamanya berarti sungguh-sungguh menjalani apa yang disebut sebagai kekekalan yang telah ditempatkan Allah dalam hati kita; bertemu lagi dengan kekasih-kekasih kita, orang-orang percaya yang sebelumnya terpisah dari kita oleh kematian; hidup di suatu dunia yang tak mengenal duka; melihat Tuhan kita yang mengasihi kita dan yang telah memberikan segalanya untuk menyatukan kita dengan-Nya selamanya.

Namun, saya melihat arti lainnya. Karena kita akan menjalani hidup ini dan hidup kekal kelak, kita tidak perlu “mengerti segala sesuatu” di masa kini. Kita dapat hidup dalam tubuh yang hancur dan rusak untuk sementara waktu lamanya; kita dapat bertahan dalam kemiskinan dan kesulitan untuk sementara; kita dapat menghadapi kesepian, sakit hati, dan penderitaan yang berlangsung sesaat. Mengapa? Karena kita mengalami kelahiran kembali—hidup dalam surga selamanya. —DHR

Ya, Kristus Tuhan t’lah bangkit,
Dia k’luar dari kubur;
Belenggu maut Dia patahkan bagimu
Dan kini berkuasa menyelamatkan. —Woodruff

Kebangkitan Kristus adalah dasar iman kita.