VIII. Peristiwa Kebangkitan Itu Tidak Terduga, Namun Telah Dinubuatkan

Para murid begitu terkejut. Mereka mengharapkan Mesias mereka akan memulihkan kerajaan Israel. Pikiran mereka begitu tertuju pada kedatangan kerajaan mesianik yang politis sehingga mereka tidak menduga peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan keselamatan jiwa mereka itu. Mereka pasti berpikir bahwa Kristus berbicara dalam bahasa simbolik ketika Dia berulang kali mengatakan bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem untuk mati dan dibangkitkan kembali dari kematian. Ucapan yang berasal dari Pribadi yang sering berbicara dalam perumpamaan itu membuat mereka gagal memahami perkataan-Nya yang jelas, sampai semuanya sudah terjadi. Dalam proses ini, mereka juga mengabaikan nubuat Nabi Yesaya tentang Hamba yang Menderita yang akan menanggung dosa Israel, seperti domba dituntun ke pembantaian, sebelum Allah memperpanjang umur-Nya (Yes. 53:10).

BEFORE: ALASAN #7 |  NEXT: ALASAN #9

Dosa Itu Menyakitkan

Jumat Agung, 22 April 2011

Baca: Ibrani 2:10-18

Ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena Ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun Ia menanggung dosa banyak orang. —Yesaya 53:12

Cepat atau lambat kita semua merasakan dampak menyakitkan dari dosa. Kadang-kadang ini disebabkan karena beban dosa kita sendiri dan rasa malu karena telah gagal dengan begitu mengenaskan. Di lain waktu, mungkin beban dosa orang lain yang menekan kita—seseorang telah mengkhianati, menipu, mengabaikan, mengejek, mencurangi, atau membodohi kita.

Pikirkan suatu masa ketika beban rasa bersalah atau rasa sakit itu begitu beratnya sehingga Anda tidak dapat beranjak dari tempat tidur. Sekarang, coba bayangkan beratnya beban dari kombinasi duka yang disebabkan oleh dosa setiap orang terhadap keluarga Anda, gereja Anda, lingkungan Anda. Tambahkan lagi dengan penderitaan oleh dosa yang dialami setiap orang di kota, propinsi, negara Anda, dan seluruh dunia. Sekarang, coba bayangkan akumulasi duka yang disebabkan oleh dosa yang telah terjadi sepanjang abad demi abad sejak penciptaan.

Bukankah tidak mengherankan bahwa beratnya beban dari seluruh dosa ini begitu sangat menekan Yesus pada malam Dia dipanggil untuk menanggungnya? (Mat. 26:36-44). Di hari berikutnya, bahkan Bapa-Nya yang terkasih meninggalkan-Nya. Tidak ada penderitaan lain yang sebanding dengan penderitaan yang dialami Yesus.

Dosa menempatkan Yesus pada ujian yang terbesar. Namun, kasih-Nya memampukan Dia untuk menanggungnya, kekuatan-Nya untuk menopangnya, dan kuasa-Nya untuk mengatasinya. Berkat kematian dan kebangkitan Yesus, kita dapat sangat yakin bahwa dosa tidak akan dan tidak mungkin menang. —JAL

Apakah Allah tak mengenal derita manusia
Yang merusak hidup fana kita?
Tentu tidak, Kristus telah merasakan
Ketika dosa dan maut Dia kalahkan! —D. De Haan

Kubur Kristus yang kosong menjamin kemenangan kita atas dosa dan kematian.