Keras Dan Lembut

Jumat, 10 Desember 2010

Baca: Mazmur 37:30-40

Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; tetapi pendurhaka-pendurhaka akan di- binasakan bersama-sama. —Mazmur 37:37-38

“Setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak” (Ams. 20:3). “Nama orang fasik menjadi busuk” (10:7). “Siapa membenci teguran adalah dungu” (12:1).

Apakah sesuai bagi firman Allah untuk menyebut seseorang bodoh, fasik, dan dungu? Bukankah Allah itu penuh kasih dan kebaikan?

Benar, Allah adalah kasih. Allah adalah kebaikan. Dia menciptakan dunia dengan berbagai kesempatan besar untuk merasakan sukacita dan kepuasan.

Namun, Allah mengingatkan kita bahwa dalam kasih-Nya, Dia tidak mengabaikan kebodohan hati dan perbuatan kita. Ayat-ayat dari Amsal itu mengingatkan kita bahwa meskipun Allah adalah kasih, Dia memiliki harapan besar bagi kita. Kehidupan menjadi lebih keras dari yang seharusnya, bagi mereka yang mendatangkan masalah bagi diri sendiri.

Setiap kata negatif dalam Amsal itu memiliki imbangannya—sebuah alternatif yang menyatakan cara untuk menjalani hidup yang diperkenan Allah. Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak (20:3). Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk (10:7). Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu (12:1).

Selalu ada pilihan dalam hidup ini. Jalanilah hidup sesuai dengan cara Allah dan nikmati senyum persetujuan-Nya—atau jalanilah hidup sebagai orang bodoh dan berakhir dengan kehancuran. Itulah kebenaran yang keras namun lembut tentang hidup dalam dunia Allah. Manakah yang Anda pilih? —JDB

Tipu daya, penyimpangan, dan segala dusta
Orang bodoh perilakunya;
Tetapi siapa yang memegang Sabda-Nya
Hidup yang diperintah hikmat buktinya. —Sper

Hanya orang bodoh yang bermain-main dengan dosa.