Posts

Memperkuat Hati

Rabu, 6 Juli 2016

Memperkuat Hati

Baca: 1 Timotius 4:6-11

4:6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.

4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

4:11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.

 

Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia. —Ibrani 13:9

Memperkuat Hati

Pusat kebugaran di lingkungan tempat saya berolahraga selama bertahun-tahun baru saja ditutup bulan lalu, sehingga saya harus bergabung dengan pusat kebugaran baru. Tempat sebelumnya itu memberikan kehangatan tersendiri, dengan fasilitas yang nyaman dan para pengunjung yang gemar bersosialisasi sambil berolahraga. Rasanya kami tak pernah sampai berkeringat. Sebaliknya, pusat kebugaran yang baru berisi fasilitas canggih dan dipenuhi dengan para pria dan wanita yang serius berolahraga dan sungguh-sungguh berupaya membentuk tubuh yang lebih sehat. Saya mengamati mereka berusaha keras dan bersusah payah melakukannya. Tubuh mereka terlihat kuat, tetapi saya tidak tahu apakah organ jantung di dalam tubuh mereka juga diperkuat.

Jantung adalah sebuah otot yang memampukan otot-otot lain untuk bekerja. Memang baik untuk membentuk dan mengencangkan otot-otot kita lainnya, tetapi yang paling penting adalah melakukan apa saja agar membuat jantung tetap kuat.

Begitu pula dengan hati rohani kita. Kita membentuk dan memperkuat hati kita dengan menerima kebenaran firman Tuhan yang menyatakan tentang kebaikan dan kasih karunia Allah. Menjaga hati rohani kita tetap kuat dan sehat haruslah menjadi prioritas pertama dan hal utama yang kita upayakan.

Paulus pun setuju: “Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1Tim. 4:7-8). —David Roper

Kiranya aku hidup dari menikmati kebaikan-Mu setiap hari, ya Tuhan, supaya hatiku semakin diperkuat oleh Roh Kudus-Mu.

Latihan dari Allah bertujuan agar kita bertumbuh dalam iman.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 32-33; Kisah Para Rasul 14

Artikel Terkait:

5 Hal yang Menolongku Mengatasi Kebiasaan Menunda

Aku orang yang suka menunda. Ini adalah pergumulanku sejak lahir. Berikut ini ada lima strategi yang kugunakan hingga saat ini untuk melawan kebiasaan menunda.

Beristirahat dan Menanti

Sabtu, 14 Mei 2016

Beristirahat dan Menanti

Baca: Yohanes 4:4-14

4:4 Ia harus melintasi daerah Samaria.

4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.

4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.

4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.”

4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.

4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)

4:10 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”

4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?

4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?”

4:13 Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,

4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”

Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Yohanes 4:34

Beristirahat dan Menanti

Saat itu tepat siang hari. Karena letih setelah menempuh perjalanan panjang, Yesus beristirahat di samping sumur Yakub. Murid-murid-Nya telah pergi ke kota Sikhar untuk membeli roti. Seorang wanita keluar dari kota untuk menimba air . . . dan menemukan Sang Mesias. Diceritakan bahwa wanita tersebut kemudian cepat-cepat kembali ke kotanya dan mengundang orang-orang untuk datang menemui “seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat” (Yoh. 4:29).

Lalu para murid datang membawa roti. Saat mereka mendesak Yesus untuk makan, Dia berkata kepada mereka, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (ay.34).

Pertanyaannya: Pekerjaan apa yang telah Yesus lakukan? Sedari tadi Yesus hanya beristirahat dan menanti di tepi sumur.

Karena keterbatasan fisik yang saya alami sekarang, kisah di atas memberikan saya dorongan yang sangat membesarkan hati. Kisah tersebut mengingatkan bahwa saya tidak perlu tergesa-gesa dan khawatir tentang bagaimana saya dapat melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikannya. Di masa hidup saya sekarang ini, saya bisa beristirahat dan menantikan Allah bekerja membawa seseorang untuk saya layani.

Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Mungkin kamu berada di apartemen yang sederhana, di ruang kerja yang kecil, di dalam sel penjara, atau di atas ranjang rumah sakit. Semua itu dapat menjadi “sumur Yakub” kamu sendiri, yakni tempat untuk beristirahat dan menantikan Bapa bekerja membawa jiwa-jiwa untuk kamu layani. Siapakah yang akan Dia bawa kepadamu hari ini? —David Roper

Tuhan, situasi kami sering mengancam untuk menenggelamkan kami. Tolonglah kami hari ini untuk melihat Engkau di seluruh kehidupan kami. Kami belajar mempercayai bahwa Engkau bekerja menurut kehendak-Mu.

Lihatlah ladang pelayanan yang terbentang luas di sekitarmu.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 19-21 dan Yohanes 4:1-30

Memasuki Usia Lanjut

Jumat, 26 Februari 2016

Memasuki Usia Lanjut

Baca: Yesaya 46:4-13

46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

46:5 Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?

46:6 Orang mengeluarkan emas dari dalam kantongnya dan menimbang perak dengan dacing, mereka mengupah tukang emas untuk membuat allah dari bahan itu, lalu mereka menyembahnya, juga sujud kepadanya!

46:7 Mereka mengangkatnya ke atas bahu dan memikulnya, lalu menaruhnya di tempatnya; di situ ia berdiri dan tidak dapat beralih dari tempatnya. Sekalipun orang berseru kepadanya, ia tidak menjawab dan ia tidak menyelamatkan mereka dari kesesakannya.

46:8 Ingatlah hal itu dan jadilah malu, pertimbangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak!

46:9 Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,

46:10 yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,

46:11 yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.

46:12 Dengarkanlah Aku hai orang-orang yang congkak, orang-orang yang jauh dari kebenaran:

46:13 Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan tidak bertangguh lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku kepada Israel.”

Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. —Yesaya 46:4

Memasuki Usia Lanjut

Bagaimana kabar Mama hari ini?” tanya saya seperti biasa. Sambil menunjuk pada sendi-sendinya yang sakit dan nyeri, Mama yang sudah berusia 84 tahun berbisik, “Susah sekali menjalani usia tua!” Lalu lanjutnya dengan sungguh-sungguh, “Tetapi Allah baik kepadaku.”

“Memasuki usia lanjut menjadi kejutan terbesar yang pernah saya alami dalam hidup,” demikian tulis Billy Graham dalam bukunya, Nearing Home (Menjelang Pulang), “Sekarang saya sudah berusia lanjut, dan percayalah, menjalaninya tidaklah mudah.” Namun Graham juga menulis, “Meski Alkitab tidak menutupi masalah-masalah yang kita hadapi dengan bertambahnya usia, Alkitab juga tidak menggambarkan usia lanjut sebagai suatu masa yang penuh kehinaan atau suatu beban yang harus ditanggung dengan rasa sesal.” Lalu Graham menyebutkan sejumlah pertanyaan yang mau tidak mau harus ia hadapi ketika usianya bertambah lanjut, salah satunya, “Bagaimana caranya agar kita tidak saja belajar mengatasi semua ketakutan, pergumulan, dan bertambahnya keterbatasan yang kita hadapi, tetapi juga benar-benar menguatkan iman kita di tengah segala kesulitan itu?”

Dalam Yesaya 46 kita memperoleh jaminan dari Allah: “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu” (ay.4). Kita tidak tahu berapa lama lagi kita akan hidup di dunia ini. Kita juga tidak tahu apa yang akan kita hadapi seiring dengan pertambahan usia kita. Namun ada satu hal yang pasti: Allah akan memelihara kita seumur hidup kita. —Lawrence Darmani

Tuhan, ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Lihat Mazmur 90:12)

Jangan takut memasuki usia lanjut; Allah selalu menyertaimu!

Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 12-14; Markus 5:21-43

Kekuatan Abu-Abu

Kamis, 30 Juli 2015

Kekuatan Abu-Abu

Baca: Yosua 14:6-12

14:6 Bani Yehuda datang menghadap Yosua di Gilgal. Pada waktu itu berkatalah Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, kepadanya: “Engkau tahu firman yang diucapkan TUHAN kepada Musa, abdi Allah itu, tentang aku dan tentang engkau di Kadesh-Barnea.

14:7 Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya.

14:8 Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.

14:9 Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.

14:10 Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;

14:11 pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.

14:12 Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.”

Seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang. —Yosua 14:11

Kekuatan Abu-Abu

Seniman asal Belanda, Yoni Lefevre, menciptakan suatu proyek yang dinamakan “Kekuatan Abu-Abu” untuk menunjukkan vitalitas dari para kaum lanjut usia di Belanda. Ia meminta anak-anak sekolah setempat untuk menggambar sketsa dari kakek dan nenek mereka. Lefevre ingin menunjukkan “kejujuran dan kemurnian pandangan” dari kaum lanjut usia, dan ia percaya bahwa anak-anak dapat membantu untuk menunjukkannya. Gambar anak-anak itu memberikan sudut pandang yang berbeda dan nyata tentang generasi yang lebih tua—dengan kakek dan nenek yang digambarkan sedang bermain tenis, berkebun, melukis, dan banyak lagi!

Kaleb adalah pria asal Israel kuno yang tetap kuat sampai masa tuanya. Di masa mudanya, ia menyusup ke Tanah Perjanjian sebelum bangsa Israel menaklukkannya. Kaleb percaya bahwa Allah akan menolong bangsanya mengalahkan bangsa Kanaan, tetapi mata-mata yang lain tidak sependapat (Yos. 14:8). Karena iman Kaleb, secara ajaib Allah menopang hidupnya selama 45 tahun sehingga ia berhasil mengembara di padang gurun dan memasuki Tanah Perjanjian. Ketika akhirnya tiba waktunya untuk memasuki Kanaan, Kaleb yang sudah berusia 85 tahun mengatakan, “Seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang” (ay.11). Dengan pertolongan Allah, Kaleb berhasil mengambil bagiannya atas tanah itu (Bil. 14:24).

Allah tidak melupakan kita ketika kita semakin tua. Meskipun badan kita terus bertambah tua dan kesehatan kita menurun, Allah Roh Kudus senantiasa memperbarui batin kita dari hari ke hari (2Kor. 4:16). Roh Kudus memberi kita kesanggupan untuk bisa menjalani hidup yang penuh arti dalam setiap tahap dan usia kehidupan kita. —Jennifer Benson Schuldt

Bapa Surgawi, aku tahu bahwa kekuatan tubuhku dan kesehatanku bisa menurun. Namun aku berdoa, kiranya Engkau akan terus memperbarui iman dan kerohanianku agar aku dapat melayani-Mu dengan setia selama aku hidup.

Dengan dorongan dari kekuatan Allah dan tangan-Nya yang menopangmu, kamu dapat menghadapi apa pun di depanmu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 51–53; Roma 2

Kawan Seperjalanan

Selasa, 19 November 2013

Kawan Seperjalanan

Baca: Mazmur 39

Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku. —Mazmur 39:13

Baru-baru ini saya mencari tahu kabar tentang teman-teman seangkatan dari seminari tempat saya belajar dahulu. Saya mendapati banyak kawan saya yang telah meninggal dunia, dan ini mengingatkan saya akan singkatnya hidup. Masa hidup manusia mencapai 70 tahun, bisa kurang atau lebih, setelah itu kita pun lenyap (Mzm. 90:10). Pemazmur asal Israel itu memang benar: Kita tak lain adalah orang yang menumpang dan pendatang di bumi (39:13).

Singkatnya hidup membuat kita berpikir tentang “akhir hidup” kita—batas umur kita dan betapa fananya hari-hari itu (ay.5), suatu perasaan yang tumbuh semakin jelas ketika kita semakin mendekati akhir hidup kita. Dunia ini bukanlah rumah kita; kita hanya menumpang dan menjadi pendatang.

Namun kita tidak sendirian dalam perjalanan ini. Kita adalah orang asing dan pendatang bersama Allah (39:13), dan pemikiran inilah yang membuat perjalanan hidup kita terasa lebih ringan, lebih melegakan, dan lebih menenangkan hati. Kita melintasi dunia ini dan menuju ke alam baka yang akan datang bersama Bapa penuh kasih sebagai teman seperjalanan dan penuntun yang selalu menyertai kita. Kita hanyalah orang asing di dunia ini, tetapi kita tak pernah sendirian dalam perjalanan ini (73:23-24). Kita memiliki satu Pribadi yang bersabda, “Aku menyertai kamu senantiasa” (Mat. 28:20).

Mungkin kita pernah kehilangan ayah, ibu, pasangan serta teman-teman kita, tetapi kita senantiasa tahu bahwa Allah terus berjalan menyertai kita. Satu pepatah lama menyatakannya demikian: “Teman seperjalanan yang baik akan membuat perjalanan kita terasa lebih ringan.” —DHR

Waktuku ada di tangan Bapaku;
Adakah yang kuragukan lagi?
Dia yang merancang jalannya
Menuntunku sampai akhirnya. —Fraser

Di tengah pergulatan Anda dalam hidup ini, biarlah Yesus mengangkat beban berat Anda.

Musim Yang Terbaik

Jumat, 26 April 2013

Musim Yang Terbaik

Baca: Efesus 5:15-21

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, . . . dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. —Efesus 5:15-16

Hidup ini berjalan seperti cuaca yang musim-musimnya datang silih berganti. Suka atau tidak, jalan hidup mendesak kita untuk keluar dari satu musim dan masuk ke musim berikutnya. Dan ketika terdesak masuk ke musim berikutnya, kita sering merasa bimbang bahkan takut pada apa yang akan terjadi pada kita.

Hal ini dialami terutama di musim-musim penghujung hidup kita, ketika kita dihantui dengan berbagai pikiran seperti: Apa saya akan ditinggal sendiri? Apa saya akan selalu sehat? Apa uang saya akan cukup? Apa pikiran saya akan tetap jernih? Sebagaimana halnya dengan setiap musim kehidupan, kita harus memilih—menyia-nyiakan musim itu dengan diliputi oleh ketakutan atau, seperti yang dikatakan Paulus, menggunakan “waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” (Ef. 5:16).

Apa pun musim yang sedang Anda jalani, Anda dapat senantiasa mengandalkan kesetiaan Allah. Dia telah berfirman, “‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’ Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: ‘Tuhan adalah penolongku. Aku tidak akan takut’” (Ibr. 13:5-6).

Karena kehadiran Allah dan pemeliharaan-Nya atas Anda, Anda bisa menggunakan waktu Anda sebaik-baiknya di setiap musim yang ada dengan sungguh-sungguh mengikut Yesus, merenungkan firman- Nya dan berdoa, lebih sungguh mengasihi dan mengampuni, dan melayani sesama dengan penuh sukacita dan kemurahan hati.

Allah telah memberkati kita dengan musim yang kita jalani saat ini—gunakanlah sebaik-baiknya! —JMS

Tuhan, berilah aku kerelaan untuk menerima keadaan hidup yang
kualami saat ini, dan tolong aku untuk mengalahkan rasa takut yang
membuatku menyia-nyiakan waktu yang ada. Berilah aku hikmat
dan hasrat untuk menggunakan setiap hari bagi kemuliaan-Mu.

Hidup itu berarti—gunakanlah sebaik-baiknya!

Gemuk Dan Segar

Jumat, 24 Februari 2012

Baca: Mazmur 92

Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. —Mazmur 92:15

Dalam Mazmur 92, sang penyair memulai tulisannya dengan dorongan untuk menaikkan pujian: “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan.” Baik untuk apa? Baik untuk Anda dan saya. Adalah sangat baik bagi jiwa kita untuk berpaling dari pikiran yang penuh kekhawatiran dan mengisi hari-hari kita dengan pujian dan doa; adalah baik untuk menyambut setiap pagi dengan pujian syukur, karena puji-pujian tersebut membuat kita bahagia. Pujian itu melepaskan kita dari kemurungan dan menggantikan kesedihan kita dengan pujian penuh sukacita atas “perbuatan tangan-[Nya]” (ay.5). Dan perbuatan apakah itu? Perbuatan yang sedang dikerjakan-Nya di dalam diri kita!

Inilah salah satu gambaran yang paling saya sukai: “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertumbuh di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar” (ay.13-15).

Pohon korma adalah simbol dari keindahan yang menjulang dan pohon aras adalah simbol dari kekuatan yang tidak terpatahkan. Itulah sifat-sifat dari mereka yang telah “ditanam di bait Tuhan” (ay.14). Akar-akar mereka akan masuk ke dalam tanah kasih Allah yang tidak pernah berkesudahan.

Apakah Anda berpikir bahwa kegunaan Anda bagi Allah telah berakhir? Lanjutlah merenungkan firman Allah, berakar dengan dalam dan berlandaskan pada Kristus, reguklah curahan kasih dan kesetiaan- Nya. Jadi, berapa pun usia Anda, Anda akan menghasilkan buah dan menjadi “gemuk dan segar.” —DHR

Pujilah Allah dari dalam hatimu
Atas berkat-berkat-Nya di sepanjang harimu;
Bagi Allah di surga, angkatlah suaramu—
Allah yang pemurah, Allah yang pengasih. —Hess

Puji-pujian akan terbit dari hati ketika Anda menghitung berkat-berkat Anda.