Posts

Pikirkan Sumbernya

Senin, 6 Februari 2012

Baca: Yakobus 1:12-18

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. —Yakobus 1:17

Saya suka kayu manis. Saya suka roti gulung kayu manis, biskuit kayu manis, permen kayu manis, roti bakar kayu manis, apel berlumur kayu manis, dan kue kayu manis. Kayu manis adalah salah satu bumbu yang dapat membuat bahan-bahan makanan lainnya terasa lebih enak. Akan tetapi, tidak pernah terpikir oleh saya untuk memikirkan dari mana kayu manis berasal. Kemudian, dalam suatu perjalanan ke Sri Lanka barubaru ini, saya mengetahui bahwa 90 persen dari semua kayu manis di dunia berasal dari negara pulau yang berada di Samudra Hindia itu. Bertahun-tahun lamanya, saya tidak pernah memikirkan dari mana asal kayu manis yang saya nikmati.

Sayangnya, perjalanan iman saya di dalam Kristus terkadang seperti itu. Allah telah memberkati saya dengan seorang istri yang mengagumkan, lima orang anak, dan cucu-cucu yang sangat lucu dan menggemaskan. Namun demikian, di tengah kebahagiaan saya bersama mereka, saya terkadang gagal untuk memikirkan sumber dari segala berkat tersebut, yaitu apa yang disebut oleh seorang penulis himne sebagai “sumber segala rahmat”. Yakobus menyatakannya demikian: “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang, pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” (1:17).

Betapa tidak bersyukurnya kita jika kita hanya menikmati berlimpahnya berkat dalam hidup ini tanpa berterima kasih kepada Bapa yang menjadi pencipta dari segalanya. —WEC

Tuhan yang baik, dari-Mu semua berkat mengalir,
Karunia paling berharga telah Engkau curahkan;
Karenanya aku ingin sungguh-sungguh setia
Seperti Engkau telah begitu baik kepadaku. —Roworth

Berterima kasih merupakan sikap yang menghormati Allah.

Hidup Berkelimpahan

Senin, 23 Januari 2012

Baca: Ulangan 8:7-18

Karena dari kepenuhan- Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. —Yohanes 1:16

Selama perayaan Tahun Baru Imlek, ada kata-kata tertentu yang biasa digunakan baik dalam tulisan maupun percakapan. Satu kata yang sering muncul tersendiri adalah kata penuh yang berarti “kelimpahan” dan ini digunakan untuk mendoakan supaya seseorang mengalami kemakmuran materi sepanjang tahun yang akan datang.

Musa mengatakan kepada bangsa Israel tentang kekayaan dan kemakmuran yang akan mereka nikmati di tanah Kanaan sebelum mereka memasukinya (Ul. 8:7-9). Mereka akan memiliki segala sesuatu yang mereka butuhkan dan bahkan lebih banyak lagi. Namun, ia memperingatkan mereka tentang bahaya dari melupakan bahwa Allah saja, satu-satunya Pribadi yang telah membebaskan mereka dari Mesir dan melindungi mereka di sepanjang perjalanan, yang telah memberikan kepada mereka kelimpahan tersebut (ay.11). Oleh karena itu, Musa memerintahkan kepada mereka, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan” (ay.18).

Tentu saja “kekayaan” bukan hanya bersifat materi. Segala sesuatu yang Anda miliki adalah dari Allah. Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku datang, supaya [engkau] mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10).

Kita juga mungkin tergoda untuk melupakan bahwa Tuhanlah yang telah memberkati kita dan memenuhi segala kebutuhan kita. Hidup kita akan mengalami kepenuhan, kelimpahan, dan kepuasan, hanya ketika kita menjalin hubungan dengan Yesus Kristus. —CPH

Engkau satu-satunya Hidup yang sejati,
Mengenal-Mu berarti menjalani hidup
Hidup yang lebih berkelimpahan
Yang tak pernah bisa diberikan oleh dunia. —Clarkson

Jangan sampai berlimpahnya pemberian Allah menyebabkan Anda melupakan Sang Pemberi.