Posts

Hati Yang Berterima Kasih

Senin, 16 April 2012

Hati Yang Berterima Kasih

Baca: Mazmur 19:1-7

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. —Mazmur 19:2

Pahlawan masa kecil saya adalah seorang penjelajah Amerika bernama Davy Crockett. Di dalam bukunya yang berjudul David Crockett: His Life and Adventures (David Crockett: Hidup dan Petualangannya), Davy menjumpai suatu pemandangan menakjubkan yang membuatnya menyerukan pujian kepada sang Pencipta. Sang penulis menggambarkannya demikian: “Tidak jauh dari padang rumput, ada lagi sehamparan padang tanpa pepohonan, begitu limpah, begitu indah, begitu cemerlang dengan bebungaan. Kolonel Crockett, yang sama sekali tidak terbiasa untuk mengambil waktu merenung, sampai harus berhenti di atas kudanya, dan dengan mata terpesona oleh pemandangan itu, berseru, ‘Oh Tuhan, betapa indahnya alam yang telah Engkau ciptakan bagi manusia! Namun, betapa sedikitnya manusia membalas budi-Mu untuk itu! Kami bahkan tidak membalas-Mu dengan rasa syukur.’” Crockett menyadari bahwa pekerjaan tangan sang Pencipta menuntut suatu tanggapan penuh syukur—tanggapan yang sering kita lalaikan atau abaikan.

Pemazmur menulis, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm. 19:2). Jika kita mengerti dengan benar, pekerjaan tangan Allah adalah suatu pemandangan yang tidak hanya membuat kita takjub tetapi juga sepantasnya menggerakkan kita untuk menyembah dan memuji Allah kita, seperti yang dilakukan oleh sang pemazmur.

Davy Crockett benar—menjumpai keajaiban karya ciptaan Allah seharusnya menggerakkan hati kita untuk setidaknya bersyukur. Apakah kita bersyukur kepada-Nya? —WEC

Allah bentangkan ciptaan-Nya di sepanjang cakrawala—
Menaruh bintang-bintang, menegakkan dasar bumi;
Daya kuasa-Nya menuntut sembah hormat kita;
Namun salib Kalvari menarik kita mendekat pada-Nya. —Gustafson

Kemuliaan Allah bersinar terang melalui karya ciptaan-Nya.