Posts

Apa Isi Doamu?

Hari ke-29 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus
Baca Pengantar Kitab Yakobus di sini

Apa Isi Doamu?

Baca: Yakobus 5:13-18

5:13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!

5:14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.

5:15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.

5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

5:18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

Apa Isi Doamu?

Apa yang biasanya kamu doakan atau bicarakan dengan Tuhan?

Menurutku, doa-doa kita itu sama seperti percakapan-percakapan kita. Kedalaman percakapan kita mencerminkan kedalaman hubungan kita—apa yang kita pilih untuk ceritakan dan bagaimana kita menyampaikannya, menunjukkan tingkat kedekatan dalam tiap-tiap hubungan. Sebagai contoh, percakapan kita dengan seorang rekan kerja mungkin akan sangat berbeda dibandingkan percakapan kita dengan seorang sahabat dekat.

Demikian juga, cara kita berdoa mencerminkan kondisi rohani kita dan kedekatan hubungan kita dengan Tuhan.

Hal ini disampaikan Yakobus saat ia mengajarkan bagaimana kita sebagai orang-orang Kristen, seharusnya berespons terhadap berbagai situasi hidup (ayat 13-15). Saat ada begitu banyak masalah dan kesusahan yang melingkupi, kita harus berdoa meminta hikmat (Yakobus 1:2-5)—sehingga kita dapat melihat pencobaan itu sebagai kesempatan untuk mendapatkan sukacita yang besar dan sebagai sarana untuk membangun ketekunan dengan mengingat bahwa Tuhan berdaulat penuh atas semua yang kita alami. Tuhan tahu apa yang sedang Dia lakukan, dan kita dapat melangkah dengan berani mengetahui bahwa Dia akan mewujudkan tujuan-tujuan-Nya yang baik bahkan di tengah situasi yang paling buruk.

Saat kita sedang bergembira, kita didorong untuk menyanyi dan memuji Tuhan sembari menghitung berkat-berkat-Nya, mengakui bahwa segala pemberian yang baik berasal dari Bapa kita yang baik (ayat 13).

Saat kita sakit, kita didorong untuk memanggil para penatua jemaat untuk mendoakan kita, percaya bahwa “doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu” (ayat 15). Kita juga dapat memakai kesempatan tersebut untuk memeriksa hati kita apakah ada dosa yang tersembunyi, dan bila ada kita dapat mengakuinya di hadapan Tuhan.

Namun, apa yang dimaksud “doa yang lahir dari iman”? Bagaimana seseorang bisa berdoa demikian?

Ibrani 11:1 memberitahu kita bahwa iman adalah “dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Doa yang lahir dari iman adalah doa yang dinaikkan atas dasar janji-janji Tuhan, dengan keyakinan bahwa Tuhan akan memegang janji-Nya dan akan menepatinya pada waktu yang tepat.

Tuhan sangat senang bila kita menghampiri-Nya dengan sikap yang demikian.

Dalam ayat 15-16, Yakobus menekankan pentingnya pengakuan dosa dalam doa. Kita harus saling mengaku dosa dan saling mendoakan supaya kesembuhan dapat terjadi (ayat 16). Yakobus kemudian berbicara tentang “orang benar” yang doanya penuh kuasa dan dikabulkan (ayat 17). Maksudnya bukanlah orang yang merasa diri benar dan mengandalkan pencapaian serta perbuatan baiknya. Maksudnya adalah orang yang dengan rendah hati mengakui anugerah dan rahmat Tuhan yang menyelamatkan hidupnya, yang menaruh imannya pada pekerjaan dan firman Kristus semata.

Yakobus menyebut nabi Elia sebagai salah satu tokoh yang dapat diteladani (1 Raja-Raja 17-18). Sebelum ada yang protes dan mengatakan bahwa level Elia itu beda dengan kita, Yakobus cepat-cepat mengingatkan bahwa Elia adalah “manusia biasa sama seperti kita” (ayat 17). Elia juga punya rasa takut, rasa tidak aman, kebimbangan dan kekhawatiran—hingga pada satu titik ia pernah merasa sangat lelah dengan hidupnya dan minta Tuhan mengambil nyawanya (1 Raja-Raja 19:4).

Namun, Elia mengenal Tuhan dan firman-Nya. Elia memegang sungguh-sungguh janji Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan menepati janji-Nya pada waktu-Nya yang sempurna—sebab itu ia dapat berdoa dengan penuh iman dan keyakinan yang kuat (ay. 17-18).

Apa yang bisa kita pelajari?

Dalam hubungan kita dengan Tuhan selama kita hidup di dunia ini, kita dapat bertumbuh mengenal Tuhan dan janji-janji-Nya dengan membaca firman-Nya. Bertambahnya pengenalan kita akan janji-janji Tuhan akan mengubah total cara kita berdoa. Kita akan mulai menaikkan doa-doa iman yang didasarkan pada janji-janji yang sudah Tuhan berikan untuk kita, dan kita akan dapat melakukannya dengan penuh keyakinan—meminta Tuhan menepati janji-janji-Nya pada waktu-Nya yang baik dan sempurna.

Mari mulai menaikkan doa-doa iman! —Lydia Tan, Singapura

Handlettering oleh Teguh Arianto

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Ambillah waktu untuk merenungkan doa-doa kita belakangan ini. Apakah doa-doa kita bisa disebut sebagai doa yang penuh iman…. atau lebih seperti doa yang putus asa?

2. Satu hal apa yang bisa kamu ubah dari cara kamu berdoa?

3. Tuliskan satu janji Tuhan yang akan kamu sertakan dalam doamu hari ini.

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

Lydia Tan, Singapura | Lydia adalah seorang yang optimis. Sepertinya tidak ada suatu hal yang bisa membuatnya pesimis, kecuali pikiran tentang sayuran dan jarum. Dia sangat senang ketika dia ada bersama-sama dengan orang, anak anjing, atau anak kecil. Dari mereka, dia dapat belajar pelajaran hidup. Lydia punya kelemahan, dia tidak bisa menahan diri untuk cokelat hitam dan pernak-pernik yang cantik (terutama jika itu buatan tangan). Lydia adalah seorang pempimpi, dia bersemangat untuk menjadi terang Tuhan bagi bangsa-bangsa dan dia suka banyak petualangan. Ketika tidak sedang sibuk, Lydia suka berjalan-jalan santai dan menikmati Tuhan di alam.

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus

Apa Kata Sobat Muda tentang #WSKSaTeYakobus ?

#WSKSaTeYakobus sudah memasuki minggu ke-empat. Bagaimana saat teduhmu sejauh ini, sobat muda?

Beberapa sobat muda dari berbagai daerah di Indonesia yang telah mengikuti #WSKSaTeYakobus punya kesan dan pesan buat kita semua. Banyak dari mereka merasa diberkati melalui firman Tuhan yang disampaikan dalam #WSKSaTeYakobus.

 

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus

 

Rangkuman Singkat Yakobus 1:1-15

Selama 5 hari, kita telah belajar Kitab Yakobus pasal 1 dari ayat pertama sampai lima belas. Apa yang paling sobat muda ingat dari bacaan tersebut?
Supaya kita tidak lupa, yuk sekarang kita mengingat kembali apa yang sudah kita pelajari dari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus selama seminggu ke belakang.

Bagikan Gambar ini melalui Facebook

Kamu juga bisa membagikan hasil perenunganmu di Instagram Story.
Klik di sini untuk download template.

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus