Posts

Orisinal

Jumat, 18 Agustus 2017

Orisinal

Baca: Mazmur 100

100:1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!

100:2 Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!

100:3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

100:5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita. —Mazmur 100:3

Orisinal

Setiap dari kita adalah karya orisinal Allah. Tidak ada laki-laki atau perempuan yang menciptakan diri mereka sendiri. Tidak ada orang yang dengan sendirinya memiliki bakat, ketenaran, atau kepintaran. Allah menciptakan sendiri setiap dari kita. Dia merancang kita dan membentuk kita dari kasih-Nya yang tak terucapkan.

Allah menciptakan tubuh, pikiran, dan jiwa kamu. Dan Dia belum selesai denganmu; Dia masih terus membentukmu. Tujuan utama-Nya adalah kedewasaan kita: “Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp. 1:6). Allah membuat kamu lebih berani, lebih kuat, lebih murni, lebih mencintai damai, lebih mengasihi, lebih mementingkan sesama—menjadi pribadi yang selama ini kamu dambakan.

“Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun” (Mzm. 100:5). Allah selalu mengasihimu (“selama-lamanya” berlaku dua arah), dan Dia akan setia kepada kamu sampai akhir.

Kamu telah diberi kasih yang kekal selamanya dan Allah yang senantiasa mendukungmu. Itulah alasan yang baik untuk memiliki sukacita dan “datang kepada-Nya dengan sorak-sorai!” (100:2).

Jika kamu tidak dapat menyanyi, kamu dapat berseru kepada-Nya: “Bersorak-soraklah bagi Tuhan” (ay.1). —David Roper

Bapa, aku bersyukur karena Engkau bekerja di dalamku. Sulit bagiku untuk berubah dan kadang aku berpikir bagaimana dan kapan aku bisa berubah. Aku tahu Engkau bekerja di dalamku, dan saat melihat ke belakang aku akan melihat pertumbuhan yang Engkau berikan. Terima kasih, Tuhan!

Pertumbuhan rohani terjadi ketika iman dipelihara.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 100-102 dan 1 Korintus 1

PustaKaMu: Doa itu Bukan Sekadar Meminta Pada Tuhan

doa-itu-bukan-sekadar-meminta-pada-tuhan

Oleh Yosheph Yang

Dalam sebuah sesi pendalaman Alkitab bersama mentorku, kami membahas tentang seberapa pentingnya doa dalam kehidupan orang Kristen. Terus terang, aku bukanlah termasuk orang yang rajin berdoa. Ketika berdoa, aku lebih memfokuskan doaku untuk meminta Tuhan memenuhi apa yang menjadi keinginan hatiku. Di pertemuan itu, mentorku menjelaskan bahwa pada dasarnya, doa bukan hanya tentang meminta sesuatu kepada Tuhan. Tapi, doa itu melingkupi bagaimana kita memuji dan memuliakan nama-Nya. Kalau disederhanakan, ada sebuah metode yang dapat membantu kita berdoa:

Adoration (pujian)
Confession (pengakuan)
Thanksgiving (ucapan syukur)
Supplication (permohonan)

Selain belajar untuk berdoa menggunakan metode di atas, mentorku juga menyarankanku untuk membaca sebuah buku berjudul 31 Days of Praise. Buku ini adalah salah satu dari seri 31 Days yang ditulis oleh Ruth Myers dan Warren Myers. Walaupun diterbitkan pertama kali pada tahun 1994, tetapi isi dan pesan yang disampaikannya masih sangat relevan dengan kehidupan Kristen masa sekarang. Melalui buku ini, kita bisa belajar bagaimana memuji dan memuliakan Tuhan untuk 3 hal: siapakah Dia (who He is), apa yang Dia lakukan (what He does), dan apa yang Dia berikan (what He gives).

Bagaimana kita bisa tetap memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan di saat situasi yang kita alami tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan? Bagaimana kita bisa mengembangkan kehidupan puji-pujian kita? Apakah pentingnya puji-pujian dalam kehidupan kita? Semua pertanyaan ini dijelaskan secara rinci oleh Myers dalam buku ini. Secara tidak langsung, Myers menjelaskan pada kita bagaimana cara untuk mempraktekkan 1 Tesalonika 5:16-18 dalam kehidupan kita hari lepas hari.

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Sesuai dengan judul buku ini, Myers mengajak kita untuk ikut memuji Tuhan lewat doa-doa harian yang dia tuliskan selama 31 hari. Tak lupa, Myers juga menyertakan ayat-ayat Alkitab yang menjadi referensi dari pujian itu. Tak hanya sekadar memuji, Myers mengajak kita untuk memuji Tuhan karena kebesaran-Nya dan kedaulatan-Nya.

Buku ini berperan besar dalam mengubah kehidupan doaku, dari yang tadinya hanya sekadar “meminta”, menjadi sebuah doa yang juga memuji Tuhan, mengucap syukur, dan mengakui kelemahanku di hadapan-Nya. Aku percaya buku ini juga dapat menolong semua orang Kristen yang rindu berdoa dan memuji Tuhan setiap hari.

Baca Juga:

Tidak Selamanya Gagal Itu Berakhir Buruk, Inilah Kisahku Ketika Aku Gagal Masuk ke Sekolah Impianku

Mungkin kamu pernah mendengar sebuah kutipan yang mengatakan proses takkan mengkhianati akhir. Tapi, benarkah kenyataannya pasti begitu? Aku pernah berjuang keras untuk mewujudkan impian yang sangat aku dambakan, akan tetapi aku jatuh terpuruk ketika aku gagal mewujudkan impian itu. Namun, dari kegagalan itu Tuhan mengajariku untuk percaya bahwa Dia punya rencana yang lebih baik daripada impianku semula.

Alasan Kita Menyanyi

Jumat, 9 Juni 2017

Alasan Kita Menyanyi

Baca: 2 Tawarikh 20:14-22

20:14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah,

20:15 dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.

20:16 Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.

20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu.”

20:18 Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalempun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.

20:19 Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.

20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: “Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!”

20:21 Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”

20:22 Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.

Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! —Mazmur 47:7

Alasan Kita Menyanyi

Menyanyi ternyata mengubah otak! Sejumlah studi menunjukkan bahwa ketika menyanyi, tubuh kita melepaskan hormon yang mengurangi kecemasan dan stres. Penelitian lain menunjukkan bahwa ketika sekelompok orang menyanyi bersama, irama detak jantung mereka masing-masing sebenarnya saling menyelaraskan.

Rasul Paulus menulis kepada jemaat untuk mendorong seorang berkata-kata kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani (Ef. 5:19). Alkitab pun berulang kali menyerukan, “Bermazmurlah.”

Dalam 2 Tawarikh 20, kita membaca kisah tentang umat Allah yang menunjukkan kepercayaan mereka kepada Allah dengan bernyanyi sambil bergerak maju ke medan pertempuran. Pasukan musuh sedang bersiap menyerang Yehuda. Raja Yosafat yang cemas memanggil semua orang untuk bersatu. Ia memimpin warganya untuk berdoa dengan sungguh-sungguh. Mereka berpuasa dan berdoa, “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu” (ay.12). Keesokan harinya, mereka berangkat bukan dipimpin oleh prajurit yang paling berani, melainkan oleh para pemuji. Mereka percaya akan janji Allah bahwa mereka akan menang tanpa bertempur sama sekali (ay.17).

Sementara mereka memuji dan berjalan menuju medan perang, para musuh justru memerangi satu sama lain. Pada saat umat Allah tiba di medan perang, pertempuran telah berakhir. Allah menyelamatkan umat-Nya ketika mereka berjalan dengan iman dan bernyanyi memuji-Nya menuju pada keadaan yang tidak mereka ketahui.

Allah bermaksud baik ketika Dia mendorong kita untuk memuji-Nya. Baik dalam pergumulan atau dalam keadaan tenang, menyanyikan pujian kepada Allah sungguh memiliki kuasa untuk mengubah pikiran, hati, dan hidup kita. —Amy Peterson

Ya Allah, kami memuji kasih dan kesetiaan-Mu yang kekal! Engkau melindungi dan membimbing kami, dan kami mempercayakan hidup kami di tangan-Mu.

Hati yang selaras dengan Tuhan akan menyanyikan pujian bagi-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 32-33 dan Yohanes 18:19-40

Kuasa dari Musik Allah

Minggu, 6 Maret 2016

Kuasa dari Musik Allah

Baca: Kolose 3:12-27

3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

3:25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, . . . dengan segala hikmat . . . menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani. —Kolose 3:16

Kuasa dari Musik Allah

The Sound of Music, salah satu film musikal tersukses yang pernah diproduksi, ditayangkan pertama kalinya di bioskop pada tahun 1965. Film tersebut dianugerahi banyak penghargaan, termasuk 5 Academy Awards, dan berhasil memikat hati dan jiwa banyak orang di seluruh penjuru dunia. Lebih dari separuh abad kemudian, para penonton masih menghadiri penayangan spesial dari film tersebut dengan berdandan bak bintang pujaan mereka dan ikut bernyanyi bersama sepanjang pemutaran film.

Musik begitu mengakar dalam jiwa kita. Dan bagi para pengikut Yesus, musik menjadi sarana yang ampuh untuk menguatkan seorang akan yang lain di sepanjang perjalanan iman. Paulus mendorong umat percaya di Kolose, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu” (Kol. 3:16).

Menyanyikan bersama pujian untuk Tuhan akan membuat pesan kasih Allah tertanam di dalam jiwa dan pikiran kita. Itulah kuasa pengajaran dan nasihat yang kita alami bersama. Baik saat hati kita berseru, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah” (Mzm. 51:12), atau menyatakan dengan penuh sukacita, “Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya” (Why. 11:15), kuasa musik yang mengagungkan Allah akan membangkitkan semangat kita dan memberi kita damai sejahtera. Mari bernyanyi untuk Tuhan hari ini. —David McCasland

Terima kasih, Tuhan, untuk musik pemberian-Mu. Kami semua menyanyikan lagu pujian bagi-Mu dan mengenal lebih dalam kasih dan kuasa-Mu.

Musik membersihkan jiwa dari noda kehidupan sehari-hari.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 1-2; Markus 10:1-31

Sukacita dalam Hadirat-Nya

Kamis, 22 Oktober 2015

Sukacita dalam Hadirat-Nya

Baca: Mazmur 145:1-18

145:1 Puji-pujian dari Daud. Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

145:2 Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

145:3 Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.

145:4 Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.

145:5 Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.

145:6 Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan.

145:7 Peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu akan dimasyhurkan mereka, dan tentang keadilan-Mu mereka akan bersorak-sorai.

145:8 TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.

145:9 TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

145:10 Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.

145:11 Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,

145:12 untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.

145:13 Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

145:14 TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

145:15 Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya;

145:16 Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.

145:17 TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

145:18 TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. —Mazmur 96:4

Sukacita dalam Hadirat-Nya

“Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya,” menurut Katekismus Westminster. Sebagian besar isi Kitab Suci menyerukan manusia untuk bersyukur kepada Allah yang hidup dengan hati yang penuh sukacita dan pengagungan. Ketika kita menghormati Allah, kita mengagungkan Dia sebagai Pemberi dari segala kebaikan yang kita terima.

Pada saat kita memuji Allah dengan segenap hati, kita pun mengalami sukacita yang menjadi tujuan penciptaan kita itu. Sama seperti indahnya matahari terbenam atau pemandangan alam yang teduh mengarahkan kita pada kemuliaan Allah Pencipta, demikianlah penyembahan menarik kita pada persekutuan rohani yang intim dengan-Nya. Pemazmur mengatakan, “Besarlah TUHAN dan sangat terpuji. . . . TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya”(Mzm 145:3,18).

Allah tidak membutuhkan pujian kita, tetapi kita perlu memuji Allah. Dengan menikmati hadirat-Nya, kita mereguk sukacita yang mengalir dari kasih-Nya yang tak terbatas dan bersuka di dalam Dia yang telah datang untuk menebus dan memulihkan kita. “Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah,” kata pemazmur. “Di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (Mzm. 16:11). —Dennis Fisher

Ya Tuhan, Engkaulah Allah yang Mahabesar dan Mahakuasa, Pencipta alam semesta. Aku akan memuji nama-Mu selalu. Tiada Allah selain Engkau saja.

Penyembahan terutama adalah hati yang berlimpah pujian kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 65-66; 1 Timotius 2

Memuji Allah yang Hidup

Minggu, 19 Juli 2015

Memuji Allah yang Hidup

Baca: Efesus 1:3-14

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.

1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus

1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

1:11 Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan–kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya–

1:12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.

1:13 Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. —Efesus 1:3

Memuji Allah yang Hidup

Pada tahun 2005, saat Rosa Parks, pahlawan hak sipil Amerika, meninggal dunia, Oprah Winfrey merasa terhormat atas kesempatan untuk memberikan eulogi pada mendiang. Tentang wanita yang menolak memberikan tempat duduknya di bus kepada seorang pria kulit putih di tahun 1955 tersebut, Oprah berkata, “Saya sering memikirkan tentang risikonya— mengingat suasana masa itu dan apa yang bisa menimpa Rosa—risiko dari mempertahankan tempat duduk itu. Rosa bertindak tanpa mempedulikan dirinya sendiri dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi kita semua.”

Kita sering memakai kata eulogi yang mengacu pada kata sambutan yang diucapkan di suatu pemakaman. Namun eulogi juga dapat dipakai dalam situasi-situasi lain ketika kita memberikan penghargaan atau pujian terhadap seseorang. Dalam kalimat pembukaan kitab Efesus, Paulus memberikan eulogi kepada Allah yang hidup. Saat berkata, “Terpujilah Allah dan Bapa,” kata “terpujilah” itu bermakna sebagai “eulogi”. Paulus mengundang jemaat Efesus untuk bergabung dengannya dalam memuji Allah atas segala berkat rohani yang telah mereka terima: Allah telah memilih dan menjadikan mereka anak-anak-Nya; Yesus telah menebus, mengampuni, dan menyatakan rahasia Injil kepada mereka; dan Roh Kudus telah menjamin dan memeteraikan mereka. Keselamatan agung itu sepenuhnya adalah karya Allah oleh kasih karunia-Nya.

Marilah terus memusatkan pikiran kita pada berkat-berkat Allah di dalam Kristus. Saat kita melakukannya, seperti Paulus, hati kita akan penuh melimpah dengan eulogi yang mengumandangkan: “Terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia.” —Marvin Williams

Bapa yang termulia, aku begitu kagum akan kasih karunia-Mu. Sudah sepantasnya aku memuji-Mu senantiasa. Terima kasih telah memilihku, menjadikanku anak-Mu, menebusku, mengampuniku, dan menyatakan rahasia Injil kepadaku.

Pujian adalah nyanyian yang keluar dari jiwa yang telah dimerdekakan.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 23–25; Kisah Para Rasul 21:18-40

Kekuatan dan Pujian Kita

Senin, 25 Mei 2015

Kekuatan dan Pujian Kita

Baca: Keluaran 15:1-2,13-18

15:1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.

15:2 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.

15:13 Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus.

15:14 Bangsa-bangsa mendengarnya, merekapun menggigil; kegentaran menghinggapi penduduk tanah Filistin.

15:15 Pada waktu itu gemparlah para kepala kaum di Edom, kedahsyatan menghinggapi orang-orang berkuasa di Moab; semua penduduk tanah Kanaan gemetar.

15:16 Ngeri dan takut menimpa mereka, karena kebesaran tangan-Mu mereka kaku seperti batu, sampai umat-Mu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang.

15:17 Engkau membawa mereka dan Kaucangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri; di tempat yang telah Kaubuat kediaman-Mu, ya TUHAN; di tempat kudus, yang didirikan tangan-Mu, ya TUHAN.

15:18 TUHAN memerintah kekal selama-lamanya."

TUHAN memerintah kekal selama-lamanya. —Keluaran 15:18

Kekuatan dan Pujian Kita

John Philip Sousa adalah seorang komponis, pemimpin band, dan pencipta ternama dari lagu-lagu mars yang telah dimainkan oleh berbagai band di dunia selama lebih dari seratus tahun. Menurut Loras John Schissel, sejarawan musik dan dirigen dari Virginia Grand Military Band, “Sousa bagi lagu mars adalah seperti Beethoven bagi musik simfoni.” Sousa, yang sering dijuluki “Raja Lagu Mars”, sangat memahami kekuatan musik untuk memotivasi, membangkitkan semangat, dan menginspirasi orang.

Di masa Perjanjian Lama, orang Israel sering mendapat inspirasi untuk menggubah dan menyanyikan puji-pujian untuk merayakan pertolongan Allah di tengah masa-masa sulit yang mereka alami. Ketika Allah menyelamatkan umat-Nya dari ancaman yang diakibatkan oleh pasukan Firaun, “Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN . . . ‘Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia’” (Kel. 15:1-2).

Musik mempunyai pengaruh yang dapat membangkitkan semangat kita dengan cara mengingatkan kita pada kesetiaan Allah di masa lampau. Ketika kita kehilangan semangat, kita dapat menyanyikan mazmur dan pujian yang bisa mengalihkan pandangan kita dari tantangan sulit yang sedang dihadapi kepada kuasa dan kehadiran Tuhan dalam hidup ini. Kita diingatkan bahwa Allah itu kekuatan kita, mazmur kita, dan keselamatan kita. —David McCasland

Percayalah jangan bimbang—Dia setia tak berubah; Tiada yang memisahkanmu dari Tuhanmu. —Kelly (Kidung Puji-Pujian Kristen, No. 80)

Nyanyian pujian membuka mata kita untuk melihat kesetiaan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 25-27; Yohanes 9:1-23

Photo credit: thegreattiny / Foter / CC BY-NC-SA

Kuasa Pujian

Minggu, 17 Mei 2015

Kuasa Pujian

Baca: 2 Tawarikh 20:15-22

20:15 dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.

20:16 Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.

20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."

20:18 Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalempun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.

20:19 Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.

20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"

20:21 Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"

20:22 Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.

Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya! —2 Tawarikh 20:21

Kuasa Pujian

Willie Myrick diculik di depan rumahnya saat ia berusia 9 tahun. Selama berjam-jam, ia menempuh perjalanan dalam mobil bersama penculiknya, dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya. Pada saat itu, Willie memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu berjudul “Every Praise” (Tiap Pujian). Ketika ia mengulang-ulang lagu itu, si penculik mengeluarkan sumpah serapah dan menyuruhnya untuk diam. Akhirnya, penculik itu menghentikan mobilnya dan menurunkan Willie—tanpa melukainya sama sekali.

Seperti yang ditunjukkan Willie, memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh menuntut kita untuk memusatkan perhatian pada karakter Allah dan mengabaikan hal-hal yang kita takuti, masalah dalam hidup kita, dan sikap bergantung pada diri sendiri yang tersimpan dalam hati kita.

Bangsa Israel mencapai tahap penyerahan diri ini ketika berhadapan dengan musuh mereka. Saat mereka bersiap-siap untuk bertempur, Raja Yosafat mengatur agar sekelompok penyanyi berjalan di depan para tentara. Para penyanyi itu memuji, “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” (2TAW. 20:21). Ketika mereka mulai menyanyi, para musuh Israel dibuat bingung dan membinasakan satu sama lain. Seperti yang telah dinubuatkan Nabi Yahaziel, bangsa Israel tidak perlu bertempur sama sekali (ay.17).

Ketika kita menghadapi pergumulan atau dalam keadaan terjebak, kita bisa memuliakan Allah di dalam hati kita. Sungguh, “TUHAN maha besar dan terpuji sangat” (Mzm. 96:4). —Jennifer Benson Schuldt

Ya Allahku, Engkau kudus dan baik. Aku menyembah-Mu hari ini meskipun masalah menghalangi aku memandang-Mu dengan jelas. Kiranya jiwaku menyanyikan tentang kemuliaan-Mu selamanya.

Inti dari ibadah adalah hati yang melimpah dengan syukur kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 1-3; Yohanes 5:25-47

Dunia Allah

Minggu, 19 April 2015

Dunia Allah

Baca: Mazmur 24

24:1 Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.

24:2 Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

24:5 Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.

24:6 Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub." Sela

24:7 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!

24:8 "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!"

24:9 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!

24:10 "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!" Sela

Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. —Mazmur 24:1

Dunia Allah

Saya tahu putra saya akan senang menerima gambar peta dunia untuk kado ulang tahunnya. Setelah melihat-lihat di toko, saya menemukan selembar peta dunia berwarna-warni yang dilengkapi dengan ilustrasi dari setiap daerah. Ada kupu-kupu cantik melayang di atas Papua Nugini. Ada rangkaian gunung di Chili. Ada berlian yang menghiasi Afrika Selatan. Saya sangat senang melihat peta itu, tetapi saya merasa ragu saat membaca label di bagian bawah peta itu yang bertuliskan: Dunia Kita.

Di satu sisi, bumi adalah dunia kita karena kita hidup di dalamnya. Kita diizinkan untuk minum airnya, menambang emasnya, memancing di lautnya—tetapi itu semata-mata karena Allah sudah memberikan izin-Nya (Kej. 1:28-30). Sesungguhnya, ini adalah Dunia Allah. “TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya” (Mzm. 24:1). Saya sangat terpesona saat mengingat bahwa Allah sudah mempercayakan karya ciptaan-Nya yang luar biasa kepada manusia biasa. Dia tahu bahwa ada dari kita yang akan menyalahgunakannya, menyangkal bahwa Dialah penciptanya, dan mengakuinya sebagai milik kita. Tetap saja Dia mengizinkan kita untuk menghuni bumi ini dan menjaga kelangsungannya melalui Anak-Nya (KOL. 1:16-17).

Hari ini, sediakanlah waktu untuk menikmati hidup di dalam dunia Allah. Kecaplah rasa beberapa jenis buah. Dengarkanlah kicauan burung dan nyanyiannya. Nikmatilah suasana matahari tenggelam. Izinkanlah dunia yang kamu huni ini mengilhamimu untuk menyembah Allah yang empunya bumi. —Jennifer Benson Schuldt

Tolong aku, Tuhan, untuk sesekali berhenti. Untuk melihat, mendengar, mencicipi, memikirkan tentang berkat yang Engkau berikan untuk kami nikmati. Terima kasih untuk ungkapan kreativitas dan kasih-Mu kepadaku hari ini.

Keindahan karya ciptaan memberi kita alasan untuk memuji Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 6-8; Lukas 15:1-10