Teruslah Maju
Jumat, 15 Maret 2019
Baca: Keluaran 10:21-29
10:21 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu.”
10:22 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
10:23 Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.
10:24 Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: “Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu.”
10:25 Tetapi Musa berkata: “Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami.
10:26 Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kakipun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana.”
10:27 Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga dia tidak mau membiarkan mereka pergi.
10:28 Lalu Firaun berkata kepadanya: “Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati.”
10:29 Kemudian Musa berkata: “Tepat seperti ucapanmu itu! Aku takkan melihat mukamu lagi!”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Karena beriman, maka Musa meninggalkan Mesir tanpa merasa takut terhadap kemarahan raja. —Ibrani 11:27 BIS
Bekerja di dunia swasta membuat saya berinteraksi dengan banyak orang yang berbakat dan berpikiran sehat. Namun, saya menemui kesulitan dalam satu proyek yang dipimpin oleh manajer yang tinggal di luar kota. Meskipun tim kami menunjukkan perkembangan, si manajer terus saja mengkritik dan menuntut kami bekerja lebih keras dalam rapat via telepon yang kami lakukan tiap minggu. Komentarnya membuat saya tawar hati dan takut, bahkan sempat terpikir untuk mengundurkan diri saja.
Bisa jadi Musa juga ingin menyerah saat menghadap Firaun di saat Mesir dijatuhi tulah kegelapan. Allah telah menjatuhkan delapan tulah atas Mesir sebelumnya, dan akhirnya kali ini kemarahan Firaun meledak. Ia berkata kepada Musa, “Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati” (Kel. 10:28).
Meski diancam, Musa tetap dipakai Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman Firaun. “Karena beriman, maka Musa meninggalkan Mesir tanpa merasa takut terhadap kemarahan raja. Musa maju menuju tujuannya seolah-olah ia sudah melihat Allah yang tidak kelihatan itu” (Ibr. 11:27 bis). Musa menghadapi Firaun dengan mempercayai bahwa Allah akan menepati janji pembebasan-Nya (Kel. 3:17).
Hari ini, kita dapat berpegang pada janji bahwa Allah akan selalu menyertai kita dalam segala keadaan dan menopang kita lewat Roh-Nya yang kudus. Ia menolong kita bertahan terhadap intimidasi dan menjaga kita dari respons yang salah. Caranya dengan memberi kita roh yang menjadikan kita kuat, penuh kasih, dan dapat menahan diri (2Tim. 1:7). Roh Kudus memberi kekuatan yang kita butuhkan untuk terus maju dan mengikuti pimpinan Allah dalam hidup kita. —Jennifer Benson Schuldt
Situasi seperti apa yang membuat kamu kesal? Bagaimana cara kamu bergantung kepada Tuhan?
Tuhan, tolong aku tetap berfokus kepada-Mu ketika aku kesal. Lindungi, pimpin, dan tolonglah aku mempercayai-Mu dalam segala keadaanku.
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 26-27; Markus 14:27-53