Bebas dari Kekhawatiran
Jumat, 4 Desember 2015
Baca: Mazmur 37:1-9
37:1 Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;
37:2 sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.
37:3 Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
37:4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
37:5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
37:6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
37:7 Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
37:8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
37:9 Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Jangan marah karena orang yang berbuat jahat. —Mazmur 37:1
Usaha untuk tetap mengikuti perkembangan berita terkini memiliki sisi negatifnya, karena kabar buruk lebih laku daripada kabar baik. Dengan mudah kita menjadi terlalu khawatir dengan tindak kriminal yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok massa, atau pemerintah yang berada di luar kendali kita.
Mazmur 37 memberikan sudut pandang terhadap berita sehari-hari. Daud memulainya dengan berkata, “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat” (ay.1). Ia kemudian menguraikan beberapa pilihan yang dapat kita terapkan agar kita tidak menjadi terlalu cemas. Intinya, Daud menyarankan sebuah cara yang lebih baik dalam memikirkan tentang kabar buruk yang terjadi di sekitar kita.
Apa yang akan terjadi bila kita lebih memilih untuk “percaya kepada Tuhan” (ay.3) daripada mengkhawatirkan keadaan yang tidak bisa kita kendalikan? Bukankah lebih baik bagi kita untuk “bergembira karena Tuhan” (ay.4) daripada resah dan khawatir tanpa henti? Bayangkan betapa terbebasnya kita dari kekhawatiran bila kita mau menyerahkan hidup kita kepada Tuhan (ay.5). Ketenangan pun akan kita alami ketika kita belajar “berdiam diri di hadapan Tuhan” dan menantikan-Nya dengan sabar (ay.7).
Kabar buruk yang tidak dapat kita ubah memberikan kita kesempatan untuk memberikan batasan atas kekhawatiran kita. Ketika kita mempercayai Allah, menyerahkan jalan hidup kita kepada-Nya, dan bersandar penuh kepada-Nya, pandangan kita terhadap hidup ini akan menjadi lebih cerah. Pergumulan dan pencobaan mungkin tidak serta-merta lenyap, tetapi kita akan mendapati bahwa Dia memberi kita damai sejahtera-Nya di tengah segala pencobaan tersebut. —Dave Branon
Tuhan, kami melihat bahaya dan masalah di sekeliling kami. Tolonglah kami untuk tidak khawatir, melainkan percaya dan bersandar kepada-Mu. Tunjukkanlah kedamaian yang kami alami dari sikap kami yang menantikan Engkau dengan sabar.
Hambatan memberi kita kesempatan untuk mempercayai Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 47-48; 1 Yohanes 3