Posts

Berani Berdiri Teguh

Kamis, 4 Oktober 2018

Berani Berdiri Teguh

Baca: Efesus 6:10-18

6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.

6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,

6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;

6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,

6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. —Efesus 6:12

Berani Berdiri Teguh

Teresa Prekerowa masih remaja ketika tentara Nazi menyerang tanah kelahirannya, Polandia, pada awal Perang Dunia ke-2. Masa itu merupakan permulaan terjadinya Holocaust, ketika para tetangganya yang berdarah Yahudi mulai menghilang karena ditangkap oleh Nazi. Teresa dan orang-orang sebangsanya lalu mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan tetangga-tetangga mereka dari ghetto di Warsawa dan pembersihan etnis yang dilakukan pihak Nazi. Kelak Teresa menjadi salah seorang sejarawan penting di bidang Perang Dunia dan Holocaust. Namun, keberaniannya untuk berdiri teguh menentang kejahatan besar itulah yang membuatnya mendapat penghormatan masuk dalam daftar Orang Baik dari Berbagai Bangsa yang tercatat pada Museum Peringatan Holocaust Yad Vashem di Yerusalem.

Keberanian memang dibutuhkan untuk menentang kejahatan. Kepada jemaat di Efesus, Paulus mengatakan, “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” (Ef. 6:12). Jelaslah lawan yang tak terlihat itu tidak akan dapat dihadapi dengan kekuatan kita sendiri, karena itu Allah memberi kita sumber daya rohani yang diperlukan (“seluruh perlengkapan senjata Allah”) untuk memampukan kita “bertahan melawan tipu muslihat Iblis” (ay.11).

Apa saja yang mungkin Allah mau kita lakukan dengan berani? Mungkin kita dipanggil untuk menentang suatu ketidakadilan atau ikut membantu seseorang yang terancam menjadi korban. Apa pun bentuk konflik yang mungkin terjadi, kita bisa memiliki keberanian—karena Allah kita telah menyediakan segala hal yang kita butuhkan untuk berdiri teguh bagi-Nya dan bertahan melawan kejahatan. —Bill Crowder

Allah memampukan kita untuk berdiri teguh bagi-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 20-22; Efesus 6

Perseteruan

Selasa, 6 Agustus 2013

Perseteruan

Baca: 1 Yohanes 4:1-6

Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. —1 Yohanes 4:4

Ketika sebuah toko buku di tempat kami menata ulang penyusunan bukunya, saya melihat adanya penambahan jumlah judul yang membahas tentang ilmu sihir dan ilmu gaib. Bahkan area yang memuat buku-buku tentang agama seakan menjadi tempat “perseteruan” antara kuasa terang dan kuasa gelap. Buku-buku rohani Kristen ditempatkan di satu rak berhadap-hadapan dengan rak berisi buku-buku tentang ilmu sihir dengan jumlah yang kurang lebih sama banyaknya.

Mungkin kita terkadang berpikir bahwa Allah berhadapan dengan Iblis seperti buku-buku yang saling berhadapan di toko buku tersebut. Kita melihat Allah dan Iblis sebagai dua kuasa yang saling bertentangan, tetapi sama-sama memiliki kuasa yang tak terbatas. Namun Allah adalah Allah, sementara Iblis bukanlah Allah. Allah lebih kuat daripada kuasa gelap apa pun. Dia melakukan yang dikehendaki-Nya (Mzm. 135:6), sementara kuasa Iblis terbatas pada hal-hal yang diperkenankan Allah saja. Ketika Iblis memperkirakan bahwa nasib buruk akan membuat Ayub mengutuk Allah, Allah berkata kepada Iblis, “Nah, segala yang dipunyai [Ayub] ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya” (Ayb. 1:12). Iblis harus mengikuti aturan main Allah.

Karena Allah berkuasa atas segala sesuatu, sebagai pengikut Kristus kita tidak perlu dilumpuhkan oleh ketakutan pada kuasa Iblis terhadap hidup kita maupun hidup orang percaya yang ada di sekitar kita. Sekalipun Iblis mencobai dan berusaha mempengaruhi kita, Alkitab memberi kepastian ini, “Roh yang ada di dalam [kita], lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1Yoh. 4:4). —JBS

Terpujilah nama Yesus,
Malaikat bersujud,
Sembahkan mahkota mulia,
B’ri hormat pada-Nya. —Perronet
(Kidung Puji-Pujian Kristen, No.68)

Kuasa jahat di sekitar Anda tidak dapat menandingi kuasa Yesus di dalam diri Anda.