Posts

Mahkota Raja

Sabtu, 31 Maret 2018

Mahkota Raja

Baca: Matius 27:27-31

27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.

27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”

27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

27:31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.

Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. —Matius 27:29

Mahkota Raja

Kami duduk mengelilingi sebuah meja dan setiap dari kami menancapkan tusuk gigi pada lembaran gabus di depan kami. Pada saat makan malam, di minggu-minggu menjelang Paskah, kami bersama-sama membuat mahkota duri. Setiap tusuk gigi melambangkan perbuatan kami di hari itu yang kami sesali dan yang telah ditanggung Kristus lewat pengorbanan-Nya. Malam demi malam, aktivitas tersebut menyadarkan kami betapa kami sungguh bersalah atas dosa-dosa kami dan betapa kami membutuhkan Juruselamat. Kami pun menyadari kembali bahwa Tuhan Yesus telah membebaskan kami melalui kematian-Nya di kayu salib.

Mahkota duri yang dikenakan di atas kepada Yesus merupakan bagian dari permainan kejam yang dilakukan para tentara Romawi sebelum Yesus disalibkan. Mereka juga mengenakan jubah kerajaan kepada-Nya dan memberi-Nya tongkat sebagai simbol tongkat seorang raja, yang kemudian mereka pakai untuk memukul-Nya. Mereka mencemooh Yesus dengan menyebut-Nya sebagai “Raja orang Yahudi” (Mat. 27:29), tanpa menyadari bahwa tindakan mereka akan terus diingat hingga ribuan tahun kemudian. Yesus bukanlah raja biasa. Dialah Raja segala raja yang memberikan kepada kita hidup kekal melalui kematian dan juga kebangkitan-Nya.

Pada hari Paskah tahun itu, kami merayakan anugerah pengampunan dan hidup baru dari Allah dengan mengganti tusuk gigi yang kami tancapkan sebelumnya dengan bunga. Kami sungguh bersukacita karena menyadari bahwa Allah telah menghapus dosa-dosa kami dan memberikan kami kemerdekaan serta hidup yang kekal di dalam Dia! —Amy Boucher Pye

Tuhan Yesus Kristus, hatiku pedih mengingat rasa sakit dan derita yang Engkau terima demi diriku. Aku bersyukur atas anugerah kasih-Mu yang telah membebaskanku.

Mahkota duri telah diubah Allah menjadi mahkota kehidupan.

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 11-12; Lukas 6:1-26

Desain gambar oleh WarungSaTeKaMu & Septianto Nugroho

Seputih Salju

Rabu, 31 Januari 2018

Seputih Salju

Baca: Yesaya 1:16-20

1:16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,

1:17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!

1:18 Marilah, baiklah kita berperkara! –firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

1:19 Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.

1:20 Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. —Yesaya 1:18

Seputih Salju

Desember tahun lalu, saya dan keluarga pergi berjalan-jalan ke daerah pegunungan. Sepanjang hidup kami selalu tinggal di wilayah beriklim tropis, maka itulah pertama kalinya kami dapat melihat salju dengan segala keindahannya. Saat kami mengagumi salju bak permadani putih yang menutupi dataran, suami saya mengutip Yesaya, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju” (1:18).

Setelah bertanya tentang arti kirmizi, putri kami yang berusia tiga tahun bertanya, “Apa warna merah itu tidak bagus?” Ia menanyakan hal itu karena tahu bahwa dosa adalah sesuatu yang tidak disukai Allah. Namun, ayat tersebut tidak membahas tentang warna. Sang nabi sedang menggambarkan pewarna merah terang yang diperoleh dari telur-telur seekor serangga kecil. Kain-kain biasanya dicelup dua kali ke dalam pewarna itu agar warna merahnya tidak berubah. Baik hujan atau pun pencucian tidak akan membuat warna itu luntur. Seperti itulah dosa. Tidak ada upaya manusia yang dapat menghapusnya. Dosa manusia sudah demikian berakar di dalam hatinya.

Hanya Allah yang dapat membersihkan hati manusia dari dosa. Saat memandangi pegunungan bersalju itu, kami mengagumi warna putih bersih yang tidak mungkin dicapai dengan proses penggosokan dan pemutihan pada selembar kain yang dicelupkan dalam pewarna merah. Ketika kita menaati perintah Petrus, “Sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan” (Kis. 3:19), Allah akan mengampuni kita dan memberi kita hidup baru. Hanya melalui pengorbanan Yesus Kristus, kita dapat menerima hati yang murni, sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh siapa pun kecuali Allah. Sungguh hadiah yang indah! —Keila Ochoa

Allah Bapaku, terima kasih Engkau telah mengampuni dosaku dan menyucikanku.

Allah mengampuni dan juga menyucikan kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 25–26; Matius 20:17-24

Desain gambar oleh WarungSaTeKaMu & Tora Tobing

Penghapus Utang

Senin, 8 Januari 2018

Penghapus Utang

Baca: Mazmur 103:1-12

103:1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

103:5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

103:6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.

103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. —Mazmur 103:12

Penghapus Utang

Saya coba menahan air mata saat mencermati tagihan pengobatan saya. Mengingat gaji suami saya yang turun jauh jika dibandingkan dengan pekerjaan lamanya, membayar setengah dari jumlah tagihan itu saja memerlukan cicilan bulanan selama bertahun-tahun. Saya berdoa sebelum menelepon klinik untuk menjelaskan situasi kami dan meminta dibuatkan rencana pembayaran yang sanggup saya tanggung.

Setelah saya diminta menunggu sesaat, resepsionis memberi tahu saya bahwa dokter telah membebaskan kami dari tagihan itu.

Saya terisak sambil mengucapkan terima kasih. Berkat luar biasa itu membuat saya sangat bersyukur. Setelah menutup telepon, saya pun memuji Allah. Saya terpikir untuk menyimpan lembar tagihan itu, bukan untuk mengingatkan pada besarnya utang saya, melainkan pada apa yang telah diperbuat Allah bagi saya.

Keputusan dokter untuk menghapus utang saya mengingatkan saya pada keputusan Allah untuk menghapus utang dosa saya yang karena begitu besarnya tidak mungkin saya lunasi. Kitab Suci meyakinkan kita bahwa Allah itu “penyayang dan pengasih” dan “berlimpah kasih setia” (Mzm. 103:8). “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita” (ay.10). Dia menjauhkan dosa kita “sejauh timur dari barat” (ay.12), ketika kita bertobat dan menerima Kristus sebagai Juruselamat kita. Pengorbanan-Nya menghapus utang kita—seluruhnya.

Setelah diampuni, hidup kita tidak lagi ditentukan atau dibatasi oleh utang dosa kita di masa lalu. Menanggapi limpah ruahnya anugerah Tuhan dapat kita lakukan dengan mengakui segala karya-Nya. Lewat persembahan dan ucapan syukur yang tulus, kita dapat hidup bagi-Nya dan menceritakan tentang Dia kepada sesama kita. —Xochitl Dixon

Terima kasih, Tuhan, Engkau menghapus utang kami seluruhnya saat kami percaya kepada-Mu.

Utang kita yang terbesar, yang disebabkan oleh dosa, telah dihapus oleh Allah kita yang Mahabesar.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 20–22; Matius 6:19-34

Desain gambar oleh WarungSaTeKaMu & Teguh Arianto

Mulai Kembali

Senin, 1 Januari 2018

Mulai Kembali

Baca: Ezra 1:1-11

1:1 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:

1:2 “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.

1:3 Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem.

1:4 Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem.”

1:5 Maka berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta para imam dan orang-orang Lewi, yakni setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem.

1:6 Dan segala orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan barang-barang perak, dengan emas, harta benda dan ternak dan dengan pemberian yang indah-indah, selain dari segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela.

1:7 Pula raja Koresh menyuruh mengeluarkan perlengkapan rumah TUHAN yang telah diangkut Nebukadnezar dari Yerusalem dan yang ditaruhnya di dalam kuil allahnya.

1:8 Koresh, raja Persia itu, menyuruh mengeluarkan semuanya itu di bawah pengawasan Mitredat, bendahara raja, yang menghitung seluruhnya bagi Sesbazar, pembesar di Yehuda.

1:9 Inilah daftarnya: tiga puluh bokor emas, seribu bokor perak, dua puluh sembilan pisau,

1:10 tiga puluh piala emas, pula empat ratus sepuluh piala perak, seribu buah barang-barang lain.

1:11 Barang-barang emas dan perak itu seluruhnya berjumlah lima ribu empat ratus. Semuanya itu dibawa oleh Sesbazar sewaktu orang-orang buangan itu dibawa pulang dari negeri Babel ke Yerusalem.

Setiap orang yang hatinya digerakkan oleh Allah, berkemas-kemas untuk pulang ke Yerusalem dan membangun kembali Rumah Tuhan. —Ezra 1:5 BIS

Mulai Kembali

Setelah perayaan Natal berakhir pada akhir Desember, pikiran saya mulai tertuju pada tahun yang akan datang. Di saat anak-anak sedang libur sekolah dan rutinitas sehari-hari agak longgar, saya dapat merenungkan kembali apa saja yang telah saya alami setahun lalu dan apa yang saya harapkan di tahun yang baru. Perenungan saya terkadang disertai rasa sakit dan penyesalan atas kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan. Namun, penantian untuk memulai tahun yang baru telah memenuhi hati saya dengan pengharapan dan semangat baru. Saya merasa mempunyai kesempatan untuk memulai kembali dengan awal yang baru, terlepas dari apa pun yang terjadi setahun lalu.

Semangat saya untuk memulai awal yang baru tidaklah sebanding dengan besarnya pengharapan yang dirasakan orang Israel pada saat Koresh, raja Persia, membebaskan mereka untuk kembali ke kampung halaman mereka di Yehuda. Saat itu orang Israel telah menjalani masa pembuangan di Babel selama tujuh puluh tahun. Raja yang terdahulu, Nebukadnezar, telah mengasingkan orang Israel dari tanah kelahiran mereka. Namun, Allah menggerakkan Koresh untuk memulangkan para tawanan ke Yerusalem untuk membangun Bait Allah (Ezr. 1:2-3). Koresh juga mengembalikan kepada mereka segala harta benda yang telah diambil dari Bait Allah. Hidup mereka sebagai umat pilihan Allah, di tanah yang sudah Allah janjikan bagi mereka, dimulai kembali dengan awal yang baru setelah menjalani masa-masa yang sulit di Babel sebagai konsekuensi dari dosa mereka.

Apa pun yang terjadi di masa lalu, saat kita mengakui dosa, Allah mengampuni kita dan memberi kita awal yang baru. Karena itulah, kita dapat memasuki tahun baru dengan penuh harap! —Kirsten Holmberg

Anugerah Allah memberi kita awal yang baru.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 1–3; Matius 1

Menjadi Bersih

Rabu, 30 Agustus 2017

Menjadi Bersih

Baca: Yehezkiel 36:24-32

36:24 Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu.

36:25 Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.

36:26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

36:27 Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

36:28 Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.

36:29 Aku akan melepaskan kamu dari segala dosa kenajisanmu dan Aku akan menumbuhkan gandum serta memperbanyaknya, dan Aku tidak lagi mendatangkan kelaparan atasmu.

36:30 Aku juga memperbanyak buah pohon-pohonanmu dan hasil ladangmu, supaya kamu jangan lagi menanggung noda kelaparan di tengah bangsa-bangsa.

36:31 Dan kamu akan teringat-ingat kepada kelakuanmu yang jahat dan perbuatan-perbuatanmu yang tidak baik dan kamu akan merasa mual melihat dirimu sendiri karena kesalahan-kesalahanmu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji.

36:32 Bukan karena kamu Aku bertindak, demikianlah firman Tuhan ALLAH, ketahuilah itu. Merasa malulah kamu dan biarlah kamu dipermalukan karena kelakuanmu, hai kaum Israel.

Setelah itu kamu akan Kuperciki dengan air jernih, supaya kamu bersih dari segala berhalamu dan dari segala sesuatu yang telah mencemarkan kamu. —Yehezkiel 36:25 BIS

Menjadi Bersih

Ketika membuka mesin pencuci piring kami, saya bingung dengan apa yang terjadi. Alih-alih melihat peralatan makan yang bersih berkilauan, saya malah mendapati piring dan gelas yang dipenuhi debu kapur. Saya bertanya-tanya, apakah air sumur di daerah kami yang kotor atau mesinnya yang rusak.

Tidak seperti mesin pencuci piring yang rusak, pembersihan oleh Allah menghapus semua kecemaran kita. Kita membaca di kitab Yehezkiel bahwa Allah memanggil umat-Nya untuk kembali kepada-Nya ketika Yehezkiel membagikan pesan Allah tentang kasih dan pengampunan-Nya. Israel telah berdosa ketika mereka mengabdi kepada ilah-ilah lain dan bangsa-bangsa lain. Namun, Tuhan menunjukkan belas kasihan-Nya dengan menyambut mereka kembali kepada-Nya. Dia berjanji untuk membersihkan mereka “dari segala berhala [mereka] dan dari segala sesuatu yang telah mencemarkan mereka” (36:25 BIS). Ketika Allah mencurahkan Roh-Nya ke dalam hati mereka (ay.27 BIS), Dia akan membawa mereka ke tempat yang berbuah lebat dan tidak ada kelaparan (ay.30).

Seperti pada zaman Nabi Yehezkiel, hari ini Tuhan menyambut kita kembali kepada-Nya pada saat kita tersesat. Ketika kita menyerahkan diri pada kehendak-Nya dan cara-Nya, Allah mengubah kita dengan membersihkan kita dari segala dosa. Dengan Roh Kudus yang berdiam di dalam diri kita, Allah menolong kita untuk mengikut-Nya dengan setia hari demi hari. —Sheridan Voysey

Tuhan Allah, tak tergambarkan rasanya saat dibersihkan dan diampuni. Terima kasih karena telah mengubahku menjadi ciptaan baru. Ajarku untuk berserah kepada-Mu setiap hari agar aku semakin serupa dengan Yesus.

Tuhan saja yang sanggup membersihkan kita dari kecemaran.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 129-131 dan 1 Korintus 11:1-16

Kesalahan Kita Dihapuskan

Rabu, 23 Agustus 2017

Kesalahan Kita Dihapuskan

Baca: Mazmur 32:1-11

32:1 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!

32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!

32:3 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;

32:4 sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela

32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela

32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.

32:7 Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela

32:8 Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.

32:9 Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.

32:10 Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia.

32:11 Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!

Aku berkata: “Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. —Mazmur 32:5

Kesalahan Kita Dihapuskan

Saat remaja, saya mengajak teman untuk menemani ke toko suvenir di dekat rumah. Ia mengagetkan saya dengan menjejalkan segenggam jepit rambut warna-warni ke saku celana saya dan menarik saya keluar tanpa membayar. Rasa bersalah mengusik saya seminggu penuh sebelum saya menceritakannya kepada Ibu— pengakuan saya terucap sederas air mata saya.

Karena sedih telah membuat pilihan yang salah dengan tidak menolak perbuatan teman saya, saya mengembalikan jepit rambut yang saya curi, meminta maaf pada pemilik toko, dan berjanji untuk tidak mencuri lagi. Pemilik toko meminta saya untuk tidak kembali lagi ke tokonya. Namun, karena ibu memaafkan dan meyakinkan saya bahwa saya telah melakukan yang terbaik untuk memperbaiki keadaan, saya pun dapat tidur tenang malam itu.

Raja Daud juga menerima pengampunan setelah mengakui perbuatannya (Mzm. 32:1-2). Ia telah menyembunyikan dosa yang dilakukannya terhadap Betsyeba dan Uria (2Sam. 11-12) sampai “tulang-tulangnya menjadi lesu” (Mzm. 32:3-4). Namun, ketika Daud tidak lagi “menutupi” dosanya, Tuhan menghapus kesalahannya (ay.5). Allah menjaga Daud dari “kesesakan” dan mengelilingi Daud sehingga dapat “luput dan bersorak” (ay.7). Daud bersukacita karena “orang percaya kepada Tuhan dikelilingi-Nya dengan kasih setia” (ay.10).

Kita tak bisa memilih konsekuensi dosa kita atau mengendalikan respons orang saat kita mengakui kesalahan dan meminta maaf. Namun, Tuhan memampukan kita untuk lepas dari cengkeraman dosa dan merasakan damai setelah kita mengakui kesalahan kita. Allah menegaskan bahwa kesalahan kita dihapuskan selamanya. —Xochitl Dixon

Tuhan, saat kami mengakui dosa-dosa kami dan menerima pengampunan-Mu, tolonglah kami untuk percaya bahwa kesalahan kami sudah dihapus sepenuhnya dan selamanya.

Ketika Allah mengampuni, kesalahan kita dihapuskan.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 113-115 dan 1 Korintus 6

Diampuni!

Jumat, 28 Juli 2017

Diampuni!

Baca: 1 Yohanes 1:1-10

1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup—itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

1:2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.

1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

1:4 Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

1:5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini. —Mazmur 119:176

Diampuni!

Teman saya, Norm Cook, terkadang memberikan kejutan untuk keluarganya ketika ia tiba di rumah sepulang kerja. Ia masuk dari pintu depan, dan berteriak, “Kalian diampuni!” Itu bukan karena anggota keluarganya telah berbuat salah kepadanya dan membutuhkan pengampunannya. Ia bermaksud mengingatkan mereka bahwa meskipun mereka pasti dan telah berbuat dosa di sepanjang hari, mereka diampuni sepenuhnya oleh anugerah Allah.

Rasul Yohanes memberikan catatan ini tentang anugerah: “Jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa [tidak mempunyai keinginan untuk berdosa], maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1Yoh. 1:7-9).

“Hidup di dalam terang” merupakan kiasan dari mengikut Yesus. Menurut Yohanes, menjadi serupa dengan Yesus oleh pertolongan Roh Kudus menjadi tanda bahwa kita telah bergabung dengan para rasul dalam suatu persekutuan iman. Kita sudah sah menjadi orang Kristen. Namun, lanjutnya, janganlah kita teperdaya: Kita pasti akan membuat pilihan-pilihan yang salah sewaktu-waktu. Kendati demikian, anugerah Allah diberikan sepenuhnya: Kita dapat menerima pengampunan yang kita butuhkan.

Kita tidak sempurna, tetapi diampuni oleh Yesus! Itulah kata-kata yang patut kita ingat hari ini. —David Roper

Tuhan, aku sadar aku jauh dari sempurna. Karena itulah, aku membutuhkan Engkau dan pengampunan-Mu dalam hidupku. Aku akan terhilang tanpa-Mu.

Selidikilah hatimu setiap hari agar tidak menyimpang dari hikmat Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 46-48 dan Kisah Para Rasul 28

Menghapus Cap

Selasa, 18 Juli 2017

Menghapus Cap

Baca: Roma 5:1-11

5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,

5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—.

5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. —Roma 5:8

Menghapus Cap

Sebuah gereja di kota saya memiliki kartu sambutan pengunjung dengan tulisan unik yang menunjukkan kasih dan anugerah Allah bagi setiap orang. Kartu itu menyatakan, “Baik kamu . . . orang baik, orang berdosa, pecundang, pemenang”—dilanjutkan dengan banyak istilah lain yang suka digunakan untuk menggambarkan orang yang bermasalah—“pemabuk, orang munafik, penipu, penakut, orang aneh . . . Kami senang menyambutmu!” Salah seorang pendetanya mengatakan kepada saya, “Kami membacakan isi kartu tersebut dengan suara lantang bersama-sama dalam kebaktian tiap Minggu.”

Berapa sering kita diberi cap oleh seseorang dan membiarkan cap itu membentuk gambaran diri kita? Dan betapa mudahnya juga bagi kita untuk memberikan cap pada diri orang lain. Namun, anugerah Allah menghapus semua cap itu karena anugerah itu berakar pada kasih-Nya, bukan pada persepsi kita sendiri. Entah kita memandang diri kita hebat atau buruk, mampu atau tidak mampu, kita dapat menerima hidup kekal yang dikaruniakan Allah. Rasul Paulus mengingatkan para pengikut Yesus di Roma, pada “waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah” (Rm. 5:6).

Allah tidak menuntut kita untuk berubah dengan kekuatan kita sendiri. Sebaliknya Dia mengundang kita supaya datang apa adanya untuk menemukan pengharapan, pemulihan, dan kebebasan di dalam Dia. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (ay.8). Tuhan siap dan bersedia menerima kita apa adanya. —David McCasland

Bapa Surgawi, terima kasih atas kasih-Mu yang ajaib di dalam Yesus Kristus.

Pengampunan Allah mengangkat orang yang dicap pecundang dan merendahkan orang yang tinggi hati.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 20-22 dan Kisah Para Rasul 21:1-17

Saatnya Bertumbuh

Jumat, 30 Juni 2017

Saatnya Bertumbuh

Baca: Lukas 13:1-9

13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.

13:2 Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?

13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.

13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?

13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”

13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.

13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,

13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”

Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. —Lukas 13:8

Saatnya Bertumbuh

Musim semi lalu, saya berencana memangkas pohon mawar di belakang rumah kami. Selama tiga tahun kami di sana, pohon itu tidak banyak berbunga dan ranting-rantingnya yang terlihat jelek bertumbuh semakin liar ke segala arah.

Namun karena kesibukan, rencana itu tertunda. Tanpa kami duga, beberapa minggu kemudian, bunga-bunga pun tumbuh mekar pada pohon mawar itu. Ratusan mawar putih besar yang harum semerbak bergelantungan dari atas pintu belakang sampai ke halaman, dan memenuhi tanah dengan helai-helai mahkota bunga yang indah.

Pertumbuhan pohon mawar kami itu mengingatkan saya akan perumpamaan Yesus tentang pohon ara di Lukas 13:6-9. Orang di Israel biasanya memberi waktu tiga tahun bagi pohon ara untuk berbuah. Jika tidak berbuah, pohon itu akan ditebang sehingga tanahnya dapat diolah lagi dengan lebih baik. Dalam perumpamaan Yesus, sang tukang kebun meminta kepada tuannya waktu tambahan satu tahun untuk sebatang pohon ara agar dapat berbuah. Dalam konteksnya (ay.1-5), perumpamaan itu menyiratkan bahwa bangsa Israel tidak lagi hidup sesuai kehendak Allah, dan Dia berhak menghakimi mereka. Namun, Allah itu sabar dan telah memberikan tambahan waktu bagi mereka untuk kembali kepada-Nya, diampuni, dan berbuah.

Allah ingin semua orang bertumbuh dan Dia telah memberikan tambahan waktu agar mereka dapat benar-benar bertumbuh. Kesabaran-Nya menjadi kabar baik bagi kita semua, baik yang belum sungguhsungguh percaya kepada Tuhan maupun yang mendoakan anggota keluarga dan sahabat mereka yang belum percaya. —Sheridan Voysey

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. —Yohanes 15:5

Allah telah memberi dunia tambahan waktu untuk menerima pengampunan yang ditawarkan-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 17-19 dan Kisah Para Rasul 10:1-23