Posts

Berbelanja dengan Liam

Selasa, 23 Juni 2015

Berbelanja dengan Liam

Baca: Kejadian 3:14-19

3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.

3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.”

3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”

Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. —Kejadian 3:15

Berbelanja dengan Liam

Anak saya Liam suka sekali memetik dandelion (sejenis bunga rumput liar) untuk ibunya. Sampai sekarang, ibunya tak pernah bosan menerima pemberiannya. Rumput liar bahkan bisa dianggap sebagai bunga oleh seorang anak kecil.

Suatu hari saya mengajak Liam berbelanja. Saat kami terburu-buru dan melewati kios penjualan bunga, ia menunjuk dengan penuh semangat pada satu rangkaian bunga tulip berwarna kuning. “Ayah,” serunya, “Ayah harus membeli dandelion itu untuk Ibu!” Anjurannya membuat saya tertawa. Saya pun membeli rangkaian bunga tulip itu, dan karena gembiranya, istri saya memuat foto bunga itu di halaman Facebook miliknya.

Sebagian orang melihat rumput liar sebagai pengingat akan dosa Adam. Dengan memakan buah terlarang, Adam dan Hawa menimpakan atas diri mereka sendiri kutuk dari sebuah dunia yang telah jatuh dalam dosa—kerja keras, kesakitan dalam persalinan, dan akhirnya kematian (Kej. 3:16-19).

Namun sudut pandang seorang anak seperti Liam mengingatkan saya akan sesuatu yang lain, yakni bahwa rumput liar sekalipun mengandung keindahan. Kesakitan dalam persalinan memberi harapan bagi kita semua. Kematian akhirnya dikalahkan. “Keturunan” yang Allah sebutkan di Kejadian 3:15 akan berperang melawan keturunan ular. Keturunan yang dimaksud itu adalah Yesus sendiri, dan Dialah yang menyelamatkan kita dari kutuk kematian (Gal. 3:16).

Dunia mungkin tidak sempurna, tetapi keajaiban menanti di setiap lika-liku hidup kita. Bahkan rumput liar mengingatkan kita pada janji penebusan dan Sang Pencipta yang mengasihi kita. —Tim Gustafson

Ya Bapa, tolonglah kami untuk melihat kehadiran-Mu bahkan di tengah kepedihan hidup dan keadaan yang tidak menyenangkan. Ampunilah kami yang sering gagal melihat keindahan yang telah Engkau tempatkan di mana-mana.

Alam ciptaan Allah mengingatkan kita akan janji penebusan-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Ester 9–10; Kisah Para Rasul 7:1-21