Posts

Dengan Kacamata yang Baru

Minggu, 30 Juni 2019

Dengan Kacamata yang Baru

Baca: Keluaran 25:31-40

25:31 “Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya—dengan tombolnya dan kembangnya—haruslah seiras dengan kandil itu.

25:32 Enam cabang harus timbul dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu dan tiga cabang dari sisi yang lain.

25:33 Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang satu—dengan tombol dan kembangnya—dan tiga kelopak yang serupa pada cabang yang lain—dengan tombol dan kembangnya—;demikianlah juga kaubuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu.

25:34 Pada kandil itu sendiri harus ada empat kelopak berupa bunga badam—dengan tombolnya dan kembangnya.

25:35 Juga harus ada satu tombol di bawah sepasang cabang yang pertama, yang timbul dari kandil itu, dan satu tombol di bawah yang kedua, dan satu tombol di bawah yang ketiga; demikianlah juga kaubuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu.

25:36 Tombol dan cabang itu harus timbul dari kandil itu, dan semuanya itu haruslah dibuat dari sepotong emas tempaan yang murni.

25:37 Haruslah kaubuat pada kandil itu tujuh lampu dan lampu-lampu itu haruslah dipasang di atas kandil itu, sehingga diterangi yang di depannya.

25:38 Sepitnya dan penadahnya haruslah dari emas murni.

25:39 Dari satu talenta emas murni haruslah dibuat kandil itu dengan segala perkakasnya itu.

25:40 Dan ingatlah, bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.”

Apa yang tidak nampak dari pada [Allah], yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan. —Roma 1:20

Dengan Kacamata yang Baru

“Pasti luar biasa memandangi pohon dan bisa melihat setiap helai daunnya dengan jelas, bukan sekadar sekumpulan warna hijau yang kabur!”

WAWASAN
Dalam bacaan hari ini, sepuluh ayat secara khusus membahas tentang pembuatan kaki dian untuk Kemah Suci. Kaki dian hanya salah satu dari perabot dalam kemah tempat Allah akan tinggal di antara umat-Nya. Perabotan lainnya meliputi tabut perjanjian (Keluaran 25:10-22), meja (ay.23-30), mezbah korban bakaran (27:1-8), mezbah pembakaran ukupan (30:1-10), dan bejana tembaga (ay.17-21). Di samping itu, banyak barang lainnya dideskripsikan secara khusus untuk digunakan dalam penyembahan Israel: kemah itu sendiri (ukuran dan bahan-bahan); minyak untuk kaki dian; campuran ukupan; baju efod untuk imam, tutup dada, dan pakaian-pakaian lainnya. Masing-masing memiliki tujuan khusus dalam kehidupan ibadah orang Israel. —J.R. Hudberg

“Pasti luar biasa memandangi pohon dan bisa melihat setiap helai daunnya dengan jelas, bukan sekadar sekumpulan warna hijau yang kabur!” kata ayah saya. Benar sekali yang beliau katakan. Waktu itu saya berumur delapan belas tahun dan tidak terlalu senang menggunakan kacamata, tetapi benda itu mengubah cara pandang saya terhadap segala sesuatu dengan membuat semua yang terlihat kabur menjadi indah!

Ketika membaca Alkitab, saya memandang sejumlah kitab tertentu seperti melihat tanpa memakai kacamata. Tampaknya tidak banyak yang bisa dilihat. Namun, mencermati detail-detail dari bagian Kitab Suci dapat menyingkapkan keindahan dari sesuatu yang tadinya terlihat membosankan.

Itulah yang terjadi ketika saya membaca kitab Keluaran. Petunjuk yang Allah berikan untuk membangun Kemah Suci—tempat kediaman sementara Allah di antara kaum Israel—mungkin tampak seperti detail membosankan yang kabur. Namun, saya berhenti sejenak di akhir pasal 25 saat Allah memberikan arahan mengenai kandil. Kandil itu harus ditempa dari “emas murni”, termasuk kakinya, batangnya, dan kelopaknya—dengan tombol dan kembangnya (ay.31). Kelopaknya harus “berupa bunga badam” (ay.34).

Bunga badam sangatlah indah, dan Allah memasukkan keindahan alam seperti itu ke dalam Kemah Suci-Nya!

Rasul Paulus menuliskan, “apa yang tidak nampak dari pada [Allah], yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya” dapat terlihat dan dimengerti lewat ciptaan-Nya (rm. 1:20). Untuk melihat keindahan Allah, terkadang kita harus memandang karya ciptaan-Nya, dan bagian-bagian Alkitab yang kelihatannya tidak menarik, dengan kacamata yang baru. —Julie Schwab

Bagaimana kamu dapat melihat Kitab Suci dengan cara yang baru untuk melihat keindahan Allah di dalamnya? Bagaimana keindahan ciptaan-Nya menarikmu semakin dekat kepada-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 17-19; Kisah Para Rasul 10:1-23

Handlettering oleh Oei Kristina

Jangan Lewatkan Kesempatan Itu

Jumat, 7 Juni 2019

Jangan Lewatkan Kesempatan Itu

Baca: Mazmur 19:1-6

19:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.19:2 Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;

19:3 hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.

19:4 Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;

19:5 tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,

19:6 yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. —Mazmur 19:2

Jangan Lewatkan Kesempatan Itu

“Ajak anak-anakmu melihat bulan purnama, jangan lewatkan kesempatan itu!” kata Ny. Webb. Sebelum kebaktian doa tengah minggu dimulai, sebagian dari kami berbincang-bincang tentang bulan purnama yang muncul malam sebelumnya. Bulan itu tampak menakjubkan, bagaikan bulatan yang sedang duduk di garis cakrawala. Ny. Webb adalah yang paling senior dalam kelompok kami dan ia sangat menyukai karya ciptaan Allah yang indah. Ia tahu saya dan istri memiliki dua anak yang masih kecil, dan ia ingin kami mengajarkan hal-hal baik kepada mereka. Ajak anak-anakmu melihat bulan purnama, jangan lewatkan kesempatan itu!

Seandainya Ny. Webb hidup di zaman dahulu, mungkin ia sudah menjadi seorang pemazmur. Kejeliannya terhadap ciptaan Allah tecermin dalam sajak Daud tentang benda-benda langit: “Tidak ada berita dan tidak ada kata . . . ; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi” (Mzm. 19:4-5). Baik pemazmur maupun Ny. Webb sama sekali tidak bermaksud memuja bulan dan bintang-bintang, melainkan tangan Sang Pencipta yang berada di baliknya. Langit dan cakrawala menyatakan kemuliaan Allah semata (ay.2).

Kita pun bisa mendorong orang-orang di sekitar kita—dari anak kecil, remaja, hingga pasangan dan tetangga—untuk berhenti sejenak, memandang, dan menyimak cerita kemuliaan Allah yang terdengar di sekitar kita. Dengan memperhatikan karya tangan-Nya, kita akan dibawa untuk menyembah Allah yang luar biasa di balik semua ciptaan itu. Jangan lewatkan kesempatan itu. —John Blase

WAWASAN
Dalam buku “Reflections on the Psalms” karya C.S. Lewis, ia menyebut Mazmur 19 sebagai puisi terbaik dalam buku nyanyian Ibrani dengan lirik terindah di dunia. Ada “enam ayat tentang alam, lima tentang hukum Taurat, dan empat doa pribadi,” tetapi pembaca mungkin cenderung mengabaikan keterkaitan antara semua itu. Menurut Lewis, “Kata kunci dalam seluruh mazmur itu adalah ‘tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya’” (ay.7). Bagaikan terik dan panas matahari Timur Tengah, firman dari sang Pencipta (ay.1), Tuhan (ay.8), sekaligus Penebus kita (ay.15) menyelidiki pikiran-pikiran rahasia yang tersembunyi dalam hati kita (ay.12-15). Mendengar suara Allah, pemazmur pun berdoa, “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku” (ay.15). —Mart DeHaan

Apa yang bisa kamu lakukan untuk berhenti sejenak dan mengamati karya tangan Allah saat ini? Bagaimana kamu mendorong sesama untuk melakukannya juga?

Saat berhenti sejenak, memandang, dan menyimak, kita akan melihat karya ciptaan menceritakan kemuliaan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 28-29; Yohanes 17

Handlettering oleh Kent Nath

Background photo credit: Dennis Agusdianto

Menurut Gambar Allah

Minggu, 2 Juni 2019

Menurut Gambar Allah

Baca: Kejadian 1:26-31

1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

1:29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.

1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. —Kejadian 1:27

Menurut Gambar Allah

Ketika mulai muncul bercak-bercak putih di kulit cokelatnya yang indah, seorang perempuan muda merasa ketakutan, seolah-olah jati dirinya hilang atau memudar. Dengan riasan tebal, ia berusaha menutupi “bercak-bercak”, begitu ia menyebutnya—yang disebabkan oleh kelainan kulit bernama vitiligo, yaitu kehilangan pigmen melanin yang menghasilkan warna.

Kemudian, pada suatu hari, ia bertanya kepada dirinya sendiri: Mengapa hal ini harus kusembunyikan? Dengan bergantung pada kekuatan dari Allah untuk bisa menerima dirinya sendiri, ia pun berhenti memakai riasan tebal. Tak lama kemudian, ia mulai mendapat perhatian luas karena kepercayaan dirinya. Akhirnya, ia menjadi pengidap vitiligo pertama yang menjadi model iklan untuk salah satu merek kosmetik berskala global.

“Semuanya ini anugerah,” katanya kepada pembawa acara berita TV, sambil menambahkan bahwa semangatnya didorong oleh iman, keluarga, dan para sahabat.

Kisah wanita tersebut mengingatkan kita bahwa setiap dari kita diciptakan menurut gambar Allah. “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej. 1:27). Bagaimanapun penampilan kita, kita semua menyandang gambar Allah. Sebagai manusia ciptaan-Nya, kita mencerminkan kemuliaan-Nya; dan sebagai pengikut Yesus kita diubahkan untuk menjadi wakil-Nya di dunia.

Apakah kamu bergumul untuk mencintai dirimu? Hari ini, lihatlah pada cermin dan tersenyumlah untuk Allah. Dia telah menciptakanmu menurut gambar-Nya sendiri. —Patricia Raybon

WAWASAN
Bacaan hari ini berisi dua pokok penting. Pertama, umat manusia berbeda dari semua makhluk hidup lainnya karena kita dijadikan menurut gambar Allah. Kedua, tugas pertama yang Allah berikan kepada kita adalah untuk berkuasa atas semua ciptaan di bumi (Kejadian 1:26). Ada banyak perdebatan tentang makna “gambar Allah.” Hal itu bisa saja merujuk kepada intelektual, moral, atau kerohanian. Namun, yang menarik adalah ungkapan “supaya mereka berkuasa [atas semua ciptaan lain]” (ay.26). Dijadikan dalam gambar Allah memampukan kita menyelesaikan mandat untuk berkuasa atas segala ciptaan. —J.R. Hudberg

Mana yang lebih penting bagi kamu—bagaimana orang memandangmu atau bahwa mereka melihat Allah hadir dalam dirimu? Dengan cara apa kamu dapat menampilkan diri sebagai gambar Allah kepada sesama?

Tolonglah aku menerima cara-Mu menciptakanku, ya Tuhan. Berkuasalah dalam hatiku agar orang lain dapat melihat-Mu dalam diriku.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 17-18; Yohanes 13:1-20

Handlettering oleh Agnes Paulina

Kagum dalam Keheningan

Minggu, 24 Februari 2019

Kagum dalam Keheningan

Baca: Mazmur 104:10-24

104:10 Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung,

104:11 memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan;

104:12 di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan.

104:13 Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu.

104:14 Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah

104:15 dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia.

104:16 Kenyang pohon-pohon TUHAN, pohon-pohon aras di Libanon yang ditanam-Nya,

104:17 di mana burung-burung bersarang, burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar;

104:18 gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk.

104:19 Engkau yang telah membuat bulan menjadi penentu waktu, matahari yang tahu akan saat terbenamnya.

104:20 Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka haripun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan.

104:21 Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah.

104:22 Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya;

104:23 manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang.

104:24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.

Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. —Mazmur 104:24

Kagum dalam Keheningan

Hidup saya sering terasa padat dan sesak, bergerak dari satu kesibukan ke kesibukan lain dengan tergesa-gesa. Di tengah perjalanan, saya menerima telepon sembari memeriksa daftar pekerjaan yang tampaknya tak kunjung habis. Suatu hari Minggu, karena kelelahan, saya memutuskan untuk berbaring di atas tempat tidur gantung yang ada di halaman belakang rumah. Ponsel saya ada di dalam, begitu juga suami dan anak-anak. Semula saya berencana untuk rebah sejenak. Namun, dalam keheningan itu, saya mulai memperhatikan hal-hal yang membuat saya enggan beranjak. Saya bisa mendengar derit ayunan tempat tidur gantung, dengungan lebah di dekat bunga lavender, dan suara kepak burung di atas kepala. Langit berwarna biru cerah, awan berarak ditiup angin.

Air mata saya menetes tatkala menyadari semua yang telah Allah ciptakan. Ketika saya mengambil waktu untuk menyerap banyak hal menakjubkan yang bisa ditangkap oleh mata dan telinga, saya pun tergerak untuk menyembah Allah dalam ucapan syukur atas kuasa penciptaan-Nya. Penulis Mazmur 104 juga dibuat kagum oleh karya tangan Allah, dan ia berseru, “Bumi penuh dengan hasil karya-Mu”(ay.13 BIS).

Di tengah kehidupan yang serba cepat, saat-saat hening yang kita ambil dapat mengingatkan kita pada kuasa penciptaan Allah! Dia melingkupi kita dengan bukti kekuatan sekaligus kelembutan-Nya; Dia menciptakan gunung-gunung yang menjulang dan juga ranting-ranting pepohonan agar burung-burung dapat bertengger. “Semuanya Kaujadikan dengan bijaksana” (ay.24 bis). —Kirsten Holmberg

Tuhan, aku kagum pada ciptaan-Mu. Engkau menciptakan segala sesuatu dengan kuasa tak terbatas, dan kami diajak menikmati keindahannya di sekitar kami. Tolong aku untuk menyadari karya-Mu dan menyembah-Mu dalam keheningan.

Kita dilingkupi oleh karya ciptaan Allah yang Mahakuasa.

Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 9-11; Markus 5:1-20

Allah atas Kehidupan

Rabu, 24 Januari 2018

Allah atas Kehidupan

Baca: Mazmur 104:1-12,24-30

104:1 Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak,

104:2 yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda,

104:3 yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, yang menjadikan awan-awan sebagai kendaraan-Mu, yang bergerak di atas sayap angin,

104:4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,

104:5 yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya.

104:6 Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung.

104:7 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu,

104:8 naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kautetapkan bagi mereka.

104:9 Batas Kautentukan, takkan mereka lewati, takkan kembali mereka menyelubungi bumi.

104:10 Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, 104:11 memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan;

104:12 di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan.104:24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.

104:25 Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar.

104:26 Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya.

104:27 Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya.

104:28 Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.

104:29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.

104:30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.

Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak. —Mazmur 104:1

Allah atas Kehidupan

Beberapa waktu lalu, pada waktu musim dingin, kota tempat saya tinggal dilanda cuaca yang tidak lazim berupa angin kencang berkepanjangan dengan suhu dingin yang menusuk tulang. Selama dua minggu berturut-turut, termometer di luar rumah menunjukkan angka jauh di bawah 0 derajat (-20ºC; -5ºF).

Suatu kali di pagi hari yang sangat dingin itu, suara kicauan burung memecah kegelapan yang sunyi. Lusinan, bahkan ratusan burung berkicau dengan sangat nyaring. Kalau saya boleh membayangkan, saya pikir burung-burung kecil itu sedang berseru kepada Sang Pencipta agar cuacanya dibuat menjadi lebih hangat!

Para ahli burung menyatakan bahwa ramainya kicauan burung yang biasa terdengar pada pagi hari di akhir musim dingin kebanyakan berasal dari burung-burung jantan. Burung-burung itu berusaha memikat burung betina dan mengklaim daerah kekuasaan mereka. Kicauan burung itu mengingatkan saya bahwa Allah mengatur ciptaan-Nya dengan begitu cermat agar mereka dapat bertahan hidup dan bertumbuh dengan indah—karena Dialah Allah atas kehidupan.

Dalam sebuah mazmur yang mengagumi keindahan kehidupan di bumi ciptaan Allah, penulis mengawalinya demikian, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku!” (Mzm. 104:1). Kemudian ia melanjutkan tulisannya, “Di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan” (ay.12).

Dari burung yang berkicau dan bersarang hingga lautan luas dengan “binatang-binatang yang kecil dan besar” (ay.25) yang tidak terbilang banyaknya, kita memiliki begitu banyak alasan untuk memuji Allah Pencipta atas karya-Nya yang begitu cermat demi memastikan agar segala makhluk ciptaan-Nya bertumbuh dengan indah. —Jeff Olson

Bersyukurlah kepada Allah atas dunia yang diciptakan-Nya. Tuliskan apa saja karya ciptaan-Nya yang sangat Anda nikmati. Bersyukurlah untuk semua itu satu demi satu.

Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Kolose 1:17

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 9–11; Matius 15:21-39

Artikel Terkait:

Apakah Kamu Orang Percaya?

Kemuliaan yang Menakjubkan

Rabu, 3 Januari 2018

Kemuliaan yang Menakjubkan

Baca: 1 Tawarikh 29:10-13

29:10 Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud: “Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.

29:11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.

29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.

29:13 Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu.

Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan. —1 Tawarikh 29:11

Kemuliaan yang Menakjubkan

Salah satu hal yang menyenangkan dari perjalanan ke Eropa adalah kesempatan mengunjungi katedral-katedral megah yang banyak terdapat di sana. Keindahan dari setiap katedral yang menjulang tinggi itu sungguh menakjubkan. Karya arsitektur, seni, dan simbol-simbol pada bangunan-bangunan luar biasa tersebut seakan memancarkan keajaiban dan kemegahan yang dapat membuat seseorang terpesona.

Saat memikirkan bahwa semua katedral tersebut dibangun untuk mencerminkan kebesaran Allah dan keagungan-Nya yang tak tertandingi, saya pun bertanya-tanya bagaimana hati dan pikiran manusia dapat merasakan kembali keagungan Allah dan diingatkan lagi akan kebesaran-Nya.

Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan memandang jauh melampaui bangunan megah yang dibuat oleh manusia dan merenungkan keagungan dari alam semesta ciptaan Allah sendiri. Lihatlah langit malam yang bertabur bintang dan pikirkanlah tentang kuasa Allah saat Dia berfirman untuk menciptakan alam semesta. Gendonglah bayi yang baru lahir dan bersyukurlah kepada Allah untuk keajaiban hidup itu sendiri. Lihatlah gunung-gunung yang tertutup salju atau luasnya samudera raya yang dipenuhi jutaan mahkluk ciptaan Allah dan bayangkanlah kuasa yang membuat ekosistem tersebut berfungsi sebagaimana adanya.

Memang, tidak salah manusia mendirikan bangunan-bangunan yang tinggi dan megah dengan tujuan untuk mengarahkan pandangan kita kepada Allah. Namun demikian, kekaguman kita yang sejati sudah sepatutnya ditujukan kepada Allah sendiri, sambil kita mengatakan kepada-Nya, “Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan” (1Taw. 29:11). —Dave Branon

Tuhan, kebesaran-Mu sungguh membuat kami terpesona. Terima kasih, Engkau telah mengingatkan kami akan kebesaran-Mu di dalam dunia ini dan di dalam firman-Mu.

Hanya Allah yang layak kita sembah.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 7–9; Matius 3

Lekat di Mata

Jumat, 29 Desember 2017

Lekat di Mata

Baca: Mazmur 104:24-35

104:24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.

104:25 Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar.

104:26 Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya.

104:27 Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya.

104:28 Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.

104:29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.

104:30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.

104:31 Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!

104:32 Dia yang memandang bumi sehingga bergentar, yang menyentuh gunung-gunung sehingga berasap.

104:33 Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.

104:34 Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN.

104:35 Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, dan biarlah orang-orang fasik tidak ada lagi! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Haleluya!

Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan! —Mazmur 104:24

Lekat di Mata

Nama burung kolibri dalam bahasa Inggris adalah hummingbird. Nama itu diperoleh dari suara dengungan (hum) yang terdengar saat burung itu mengepakkan sayapnya dengan cepat. Dalam bahasa Portugis, burung itu dikenal sebagai “pencium bunga”, dan dalam bahasa Spanyol disebut sebagai “permata terbang”. Salah satu nama kesukaan saya untuk burung kolibri adalah biulu, yang artinya “lekat di mata” dalam bahasa Zapotec di Meksiko. Dengan kata lain, sekali kamu melihat burung kolibri, kamu tidak akan pernah melupakannya.

G. K. Chesterton pernah menulis, “Tidak sedikit hal yang mengagumkan di dunia, tetapi hanya sedikit keinginan untuk mengaguminya.” Burung kolibri adalah salah satu dari hal yang mengagumkan itu. Apa yang begitu menarik dari mahkluk kecil ini? Mungkin ukuran tubuhnya yang kecil (rata-rata sekitar 5-8 cm) atau kecepatan dari kepakan sayapnya yang mencapai 50-200 kali per detik.

Kita tidak tahu pasti siapa yang menulis Mazmur 104. Namun, penulis mazmur itu tentu sangat terpikat oleh keindahan alam semesta. Setelah menggambarkan banyaknya ciptaan Tuhan yang mengagumkan, seperti pohon-pohon aras dari Libanon dan keledai-keledai hutan, ia bernyanyi, “Biarlah Tuhan bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya” (ay.31). Kemudian ia berdoa, “Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya” (ay.34).

Keindahan dan keteraturan alam semesta ini memang dapat membangkitkan rasa kagum dalam diri kita. Namun, bagaimana kita dapat merenungkan segala keindahan itu dengan cara yang menyenangkan Allah? Kita dapat bersukacita dan bersyukur kepada Allah saat kita merenungkan karya ciptaan-Nya dan menghayati segala keindahannya yang mengagumkan. —Keila Ochoa

Ya Bapa, tolong kami untuk merenungkan keajaiban alam yang mengagumkan dan sungguh-sungguh bersyukur atas segala hal yang telah Engkau perbuat!

Kekaguman membuahkan ucapan syukur.

Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 9-12 dan Wahyu 20

Allah Lebih Besar dari Apa Pun

Sabtu, 16 Desember 2017

Allah Lebih Besar dari Apa Pun

Baca: Kolose 1:12-17

1:12 dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.

1:13 Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;

1:14 di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.

1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,

1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

Karena di dalam [Yesus]-lah telah diciptakan segala sesuatu. —Kolose 1:16

Allah Lebih Besar dari Apa Pun

Ketika kami berkendara di kawasan bagian utara Michigan, Marlene, istri saya, berseru, “Dunia ini besar sekali. Benar-benar tak terbayangkan!” Ia mengucapkan komentar itu saat kami melintasi sebuah papan yang menandai garis lintang 45 derajat—titik tengah antara garis khatulistiwa dan Kutub Utara. Kami pun berbicara tentang betapa kecilnya manusia dan betapa besarnya dunia ini. Namun dibandingkan dengan ukuran alam semesta, planet kecil yang kita diami ini hanyalah setitik debu.

Jika dunia ini begitu besar, dan alam semesta jauh lebih besar, seberapa besarkah Pribadi yang menciptakannya dengan penuh kuasa? Alkitab mengatakan, “Karena di dalam [Yesus]-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kol. 1:16).

Itu adalah kabar baik, karena Yesus yang menciptakan alam semesta juga datang untuk menyelamatkan kita dari dosa dan menjaga kita dari hari ke hari, bahkan sampai selamanya. Pada malam sebelum kematian-Nya, Yesus berkata, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33).

Saat menghadapi tantangan hidup, baik besar atau kecil, kita dapat berseru kepada Tuhan Yesus—Pribadi yang telah menciptakan alam semesta, yang telah mati dan bangkit kembali dari kematian, dan yang telah menang atas kehancuran dunia ini. Di tengah pergumulan kita, Dia sanggup memberikan damai sejahtera-Nya bagi kita. —Bill Crowder

Tuhan, aku bersyukur karena Engkau lebih besar daripada yang dapat kupahami dengan pikiranku. Tolonglah aku untuk mempercayai-Mu hari ini.

Tiada terukur anugerah Allah, tak habis-habisnya belas kasih-Nya, dan tak terkatakan damai sejahtera-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Amos 4-6 dan Wahyu 7

Ajaibnya Penglihatan

Minggu, 18 Januari 2015

Ajaibnya Penglihatan

Baca: Mazmur 139:7-16

139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?

139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.

139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,

139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"

139:12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.

139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.

139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;

139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. —Mazmur 139:14

Ajaibnya Penglihatan

Di situs livescience.com, saya membaca sepenggal informasi yang sangat menakjubkan: “Jika Anda berdiri di puncak suatu gunung dan mengarahkan pandangan pada suatu bercak di atas bumi yang tampak lebih besar daripada biasanya, mata Anda akan dapat menangkap cahaya terang yang berada ratusan mil jauhnya. Dan di suatu malam yang gelap, Anda bahkan dapat melihat kerlip sebatang lilin yang jaraknya sejauh 30 mil (48 km).” Kamu tidak memerlukan teleskop atau kacamata khusus untuk malam hari—karena mata manusia dirancang sedemikian luar biasa sehingga dengan mata telanjang pun kita bahkan dapat melihat dengan jelas benda yang sedemikian jauh.

Fakta itu menjadi pengingat yang kuat akan kebesaran Allah Pencipta kita, yang merancang tidak hanya mata manusia, tetapi juga setiap seluk-beluk dari alam semesta kita yang teramat luas ini. Kemudian, kita telah diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26), sama sekali berbeda dari karya ciptaan-Nya yang lain. “Menurut gambar dan rupa-Nya” mencakup makna yang jauh lebih luas daripada sekadar kemampuan untuk melihat. Yang dimaksud adalah suatu keserupaan dengan Allah yang memungkinkan kita untuk mempunyai hubungan dengan Dia.

Kita dapat meneguhkan pernyataan Daud, “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya” (Mzm. 139:14). Kita bukan saja telah diberi mata untuk melihat, tetapi juga telah diciptakan sedemikian rupa sehingga suatu hari kelak, di dalam Kristus, kita akan dapat memandang Dia muka dengan muka! —WEC

Tuhan, betapa keajaiban-Mu terpampang,
Ke mana pun mataku memandang,
Ketika kulihat tanah tempatku berpijak,
Maupun mataku menatap langit tak beranjak! —Watts

Segala karya ciptaan Allah memberi kesaksian tentang Dia sebagai Pencipta kita yang agung.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 43-45, Matius 12:24-50