Posts

Sharing: Kita Bebas Memilih Cara Hidup Selama Tidak Merugikan Orang Lain, Setuju?

Sharing-WarungSaTeKaMu-201509-B

“Ben, kamu perhatikan si Fian gak belakangan ini. Dia makin sering bolos kelas, hari ini juga… Kenapa ya?” Adel menunjuk lembar absen yang baru saja selesai diparafnya. Beni, sahabat sekelasnya tertawa kecil.

“Paling juga bangun kesiangan lagi. Dia kan sekarang hobinya maen game online sampe pagi. Mungkin nanti kelas siang dia masuk.”

“Wah, nge-game sampe pagi? Kok bisa? Dulu dia gak gitu kan ya?”

“Tauk. Stres kali. Abis ditinggal pacar, wkwkwk… ”

“Yah, tapi gak harus gitu kali. Udah badannya makin abis, dompet juga jadi makin tipis, sebagai temen kan gue juga prihatin. Mana kita sama-sama anak rantau pula. Menurut lo, kita perlu negur dia ga?

“Ngapain? Dia udah cukup dewasalah untuk mikir. Biarin aja, hidup dia ya urusan dia…”

“Gitu ya.. tapi…”

“Gue sebenernya pernah ngomong sih. Bukan cuman nge-game online melulu sih. Ada beberapa hal lain yang menurut gue sebaiknya enggak perlu dia lakukan.”

“Terus?”

“Terus dia bilang: ‘Lu urus hidup lu sendirilah. Gue mau kayak apa itu urusan gue, yang penting kan gue gak merugikan siapa-siapa. Gue gak menyakiti siapa-siapa. Gue cuman mau senang-senang aja selama masih bisa.’ Ya udah, gue mau ngomong apa lagi?”

“Wah, gitu ya?”

“Ya, bener juga sih, selama dia ga merugikan orang lain, terserah dialah mau hidup kayak apa.”

Adel terdiam. Fian adalah teman yang sangat baik. Dia pintar, juga lembut hati dan suka menolong. Rasanya tidak rela melihat orang sebaik itu melakukan hal-hal yang menurut Adel, bodoh, merugikan diri sendiri. Tetapi, apa daya? Perkataan Beni masuk di akal. Tiap orang berhak menentukan bagaimana caranya menjalani hidup. Apa salahnya juga Fian melakukan hal yang ia senangi? Toh, dia tidak merugikan siapa-siapa…

Bagaimana menurutmu? Sebagai seorang Kristen, setujukah kamu bahwa tidak masalah bagaimana caramu menjalani hidup selama kamu tidak merugikan orang lain? Apa yang menjadi dasar pemikiranmu itu?