Haluan Zaman
Senin, 3 Desember 2012
Baca: Efesus 2:1-10
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini. —Efesus 2:1-2
Setiap zaman mempunyai arus pemikiran, ide, dan nilainya sendiri, sesuatu yang disebut “haluan zaman”, yang memberikan pengaruh budaya pada zaman itu. Ini merupakan semacam konsensus yang secara moral membuat kita terlena dan perlahan-lahan mendesak kita untuk menerima nilai-nilai terbaru yang berkembang di tengah masyarakat.
Rasul Paulus menyebut situasi yang semakin bobrok ini sebagai “jalan dunia ini.” Ketika menggambarkan kehidupan jemaat di Efesus sebelum mereka mengenal Kristus, ia mengatakan bahwa mereka dahulu “sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa” dan “mengikuti jalan dunia ini” (Ef. 2:1-2). Inilah desakan yang berkembang di dunia, yakni suatu sistem nilai dan pemikiran yang dipengaruhi oleh Iblis dengan cara mengembangkan suatu gaya hidup yang melepaskan diri dari Allah.
Yesus menghendaki supaya kita hidup di dalam dunia ini (Yoh. 17:15), sehingga pengaruh dunia hampir tidak mungkin kita hindari. Namun Dia telah memberikan kepada kita firman-Nya supaya meresap dalam pikiran kita sehingga kita tidak harus menjadi serupa dengan nilai-nilai dunia (Rm. 12:1-2). Sebaliknya, Allah akan menolong kita berjalan dalam terang-Nya (Ef. 5:8), dalam Roh (Gal. 5:25), dalam kasih (Ef. 5:2), dalam kebenaran (3 Yoh. 4) dan dalam Kristus (Kol. 2:6).
Ketika kita berjalan di dalam kuasa Allah dan menyediakan waktu merenungkan firman-Nya, Dia akan menguatkan kita untuk mampu menjalani hidup dengan berlandaskan nilai-nilai Kerajaan Surga dan tidak berdasarkan haluan zaman. —HDF
Bapa, Engkau telah membuat kami hidup dalam Kristus dan
sekarang kami telah mempunyai cara berpikir baru yang berbeda
dari dunia. Ajarilah kami nilai-nilai Kerajaan Surga agar
kami dapat belajar untuk hidup dalam kasih. Amin.
Meski orang Kristen hidup di dunia, tetapi kesetiaan mereka hanyalah untuk Allah.