Posts

Sungguh, Allah Kita Mahaagung!

Oleh Fransiska Simbolon, Jakarta

Saat aku menyelesaikan studi pascasarjanaku di Taiwan, ada satu mata kuliah yang awalnya kuanggap menyebalkan. Mata kuliah itu bernama Genome, isinya banyak membahas tentang genetika. Jika di jenjang sarjana dulu aku belajar tentang genetika, tentu mata kuliah ini tidak sulit untuk kuikuti. Namun, aku tetap berusaha sebisaku hingga pada akhirnya mata kuliah ini menjadi sesuatu yang berkesan.

Suatu hari, kami belajar tentang Human Genome Project, atau Proyek Genom Manusia. Jika dijelaskan secara sederhana, genom adalah keseluruhan informasi genetik yang dimiliki oleh suatu sel atau organisme. Jika kita mengingat kembali pelajaran Biologi yang didapat di bangku sekolah dulu, tubuh kita ini terdiri dari miliaran sel-sel kecil yang punya fungsi dan peranannya masing-masing.

Nah, Proyek Genom Manusia sendiri adalah sebuah proyek penelitian internasional yang digagas untuk memecahkan keseluruhan kode genetik manusia. Proyek ini membutuhkan dana fantastis, 2,7 miliar dolar dan melibatkan 20 pusat penelitian dan universitas ternama dari negara-negara maju. Sejak dimulai pada tahun 1990, proyek ini baru selesai di tahun 2013. Hasil akhirnya, sekitar 3 miliar pasang basa DNA manusia berhasil diteliti dan dipetakan data-datanya. Sekarang para ilmuwan di seluruh dunia punya akses untuk mengembangkan Ilmu Kedokteran. Mereka bisa mengembangkan alat diagnosis yang lebih efektif dan merancang perawatan baru yang lebih sesuai.

Wow. Aku berdecak kagum. Para peneliti membutuhkan waktu 13 tahun untuk memecahkan keseluruhan informasi genetik manusia yang rumit. Tapi kemudian kusadari bahwa ada sesuatu yang jauh lebih mengagumkan. Sedari awal, kode-kode genetik itu telah tercetak di dalam gen kita, dan telah ada pula sejak manusia pertama dijadikan. Bahkan, sebelum manusia diciptakan, kode-kode rumit itu telah ada dalam pikiran Allah, Sang Pencipta yang pemikiran-Nya tidak terselami (Mazmur 139:16-17). Hanya, baru di abad ini saja manusia menemukan kerumitannya dan berusaha memahaminya.

Ilmu genetika dan kode-kode rumit itu hanyalah setetes kecil dari samudera keagungan Allah yang begitu luas untuk diselami manusia. Dan, satu hal penting lainnya adalah, setiap manusia itu berharga di mata-Nya, seperti firman-Nya yang mengatakan: “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau” (Yesaya 43:4). Miliaran sel kecil tak kasat mata yang menyusun tubuh kita inilah yang menjadi salah satu bukti bahwa Allah menciptakan manusia dengan begitu cermat dan Dia menganggap kita ciptaan-Nya yang berharga dan mulia.

Memahami bahwa setiap manusia berharga di mata Allah membuatku mengerti bagaimana seharusnya aku memperlakukan sesamaku dalam kehidupan sehari-hari. Allah yang menciptakanku telah begitu mengasihiku. Dia, Sang Pencipta, Perancang Agung, dan Inisiator Kehidupan peduli dengan setiap detail kehidupan kita. Oleh karena itu, aku pun mau meneruskan kasih-Nya dengan mengasihi orang lain.

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!”

Mazmur 139:13-17.

Baca Juga:

Memprioritaskan Tuhan di Tengah Waktu Dunia yang Terbatas

Sebagai orang Kristen yang katanya sudah lahir baru, aku mendapati kalau terkadang diriku masih suka sekenanya saja dengan Tuhan dan melalui peristiwa teror yang terjadi di hari Minggu lalu, aku belajar untuk menghidupi imanku dengan sungguh-sungguh.