Posts

Di Balik Kekecewaan

Selasa, 24 November 2015

Di Balik Kekecewaan

Baca: Kejadian 29:14-30

29:14 Kata Laban kepadanya: “Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku.” Maka tinggallah Yakub padanya genap sebulan lamanya.

29:15 Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub: “Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu.”

29:16 Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel.

29:17 Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya.

29:18 Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: “Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu.”

29:19 Sahut Laban: “Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku.”

29:20 Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.

29:21 Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: “Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia.”

29:22 Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan.

29:23 Tetapi pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakubpun menghampiri dia.

29:24 Lagipula Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya.

29:25 Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: “Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?”

29:26 Jawab Laban: “Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.

29:27 Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi.”

29:28 Maka Yakub berbuat demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian Laban memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya.

29:29 Lagipula Laban memberikan Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, anaknya itu, menjadi budaknya.

29:30 Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi.

Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya. —Mazmur 37:34

Di Balik Kekecewaan

Mungkin kamu pernah melihat video dari seorang anak laki-laki yang baru tahu jika ia mendapat satu lagi adik perempuan. Dengan kesal, ia mengeluh, “Perempuan lagi, perempuan lagi!”

Mungkin keluhan itu terdengar lucu, tetapi kekecewaan bukanlah hal yang lucu. Kekecewaan ada di mana-mana. Ada satu kisah di Alkitab yang marak dengan kekecewaan. Yakub setuju bekerja tujuh tahun agar dapat menikahi Rahel, putri majikannya. Namun setelah kontraknya usai, Yakub terkejut ketika ia sadar bahwa yang dinikahinya bukanlah Rahel melainkan Lea, kakak Rahel.

Kita mungkin lebih memperhatikan kekecewaan Yakub, tetapi bayangkan bagaimana perasaan Lea! Tentulah segala harapan dan impiannya buyar pada saat ia dipaksa untuk menikahi pria yang tak mencintai atau menginginkan dirinya.

Mazmur 37:4 menyatakan, “Bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” Apakah kita harus percaya bahwa orang yang takut akan Allah tidak akan pernah dikecewakan? Tentu tidak, dan pemazmur dengan jelas menyatakan bahwa ia melihat ketidakadilan di mana-mana. Namun ia melihat jauh ke depan: “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia” (ay.7). Ia pun menyimpulkan: “Orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri” (ay.11).

Pada akhirnya, justru Lea yang dihormati Yakub dan dimakamkan di makam keluarga bersama Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka (Kej. 49:31). Dan melalui garis keturunan yang diberikan Lea—yang selama hidupnya merasa tidak dicintai—Allah memberkati dunia dengan Juruselamat kita. Yesus membawa keadilan, memulihkan pengharapan, dan memberi kita warisan yang jauh melebihi dari semua impian kita. —Tim Gustafson

Ya Tuhan, alangkah sulitnya menanti dengan sabar untuk hal-hal baik. Ampuni kami karena sering membandingkan diri dengan orang lain dan mengeluhkan hal-hal yang tak kami miliki. Tolong kami untuk datang kepada-Mu dengan sikap yang baru hari ini.

Yesus adalah satu-satunya sahabat yang tidak pernah mengecewakan.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 22-23; 1 Petrus 1

Rencana Allah

Selasa, 8 September 2015

Rencana Allah

Baca: Yosua 5:13-6:2

5:13 Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: “Kawankah engkau atau lawan?”

5:14 Jawabnya: “Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang.” Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: “Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?”

5:15 Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Dan Yosua berbuat demikian.

6:1 Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk.

6:2 Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.

Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini? —Yosua 5:14

Rencana Allah

Seorang perwira angkatan darat mungkin telah mengetahui rencana perangnya secara menyeluruh, tetapi tiap kali sebelum bertempur ia harus menerima dan memberikan instruksi khusus. Sebagai pemimpin bangsa Israel, Yosua harus menyadari hal itu. Setelah umat Allah mengembara selama 40 tahun, Allah memilih Yosua untuk memimpin mereka masuk ke negeri yang telah dijanjikan-Nya kepada mereka.

Kota pertama yang harus mereka hadapi adalah Yerikho. Sebelum bertempur, Yosua melihat “Panglima Balatentara TUHAN” (yang barangkali Tuhan sendiri) berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangan-Nya. Yosua sujud dengan mukanya ke tanah, dan menyembah. Dengan kata lain, Yosua mengenali kebesaran Allah dan ketidaklayakan dirinya. Kemudian ia bertanya, “Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?” (Yos. 5:14). Yosua mengalami kemenangan di Yerikho karena ia mengikuti perintah Tuhan.

Namun di kesempatan lain, Yosua dan bangsanya “tidak meminta keputusan Tuhan” (9:14). Akibatnya, mereka ditipu dan terjebak untuk membuat perjanjian damai dengan bangsa Gibeon, musuh yang tinggal di negeri Kanaan. Hal ini mendukakan Tuhan (ay. 3-26).

Kita juga bergantung kepada Tuhan saat menghadapi pergumulan hidup. Dia rindu kita datang kepada-Nya hari ini dengan rendah hati. Dan Dia pasti akan bersama kita lagi di hari-hari mendatang. —Keila Ochoa

Dalam bidang apa kamu memerlukan bimbingan Allah hari ini? Mintalah kepada Allah untuk memimpin jalanmu.

Kemenangan rohani akan diperoleh mereka yang merendahkan dirinya dan mencari kehendak Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 3-5; 2 Korintus 1