Posts

Tuhan Tahu

Minggu, 26 November 2017

Tuhan Tahu

Baca: Matius 6:1-4

6:1 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. —Matius 6:4

Tuhan Tahu

Ketika Denise bertemu seorang wanita muda yang sedang bersedih di gerejanya, hatinya tersentuh dan ia pun mencari tahu bagaimana ia dapat menolong wanita itu. Setiap minggu, Denise menyediakan waktu untuk mendengarkan dan mendoakan wanita itu. Denise menjadi mentor baginya. Akan tetapi, beberapa pemimpin gereja tidak mengetahui upaya Denise dan memutuskan untuk menugasi seorang pengurus gereja menjadi mentor bagi wanita itu. Mereka berkomentar bahwa tidak ada seorang pun yang melayani wanita itu.

Meskipun Denise tidak mengharapkan imbalan apa pun, ia mengaku merasa sedikit kecewa. “Seolah-olah saya tidak melakukan apa pun,” kata Denise kepada saya.

Namun suatu hari, wanita muda itu mengatakan kepada Denise betapa ia sangat berterima kasih atas penghiburan yang Denise berikan. Mendengar itu, Denise pun merasa dikuatkan. Seolah-olah Allah sedang berkata kepadanya, “Aku tahu kamu setia mendampinginya.” Setelah itu, Denise masih rutin bertemu dengan wanita muda itu.

Kadang-kadang, kita merasa tidak dihargai ketika upaya kita tidak diakui oleh orang lain. Namun, Alkitab mengingatkan kita bahwa Allah tahu apa yang sedang kita kerjakan. Dia melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain. Allah pun senang ketika kita melayani sesama demi Dia dan bukan demi pujian dari orang lain.

Mungkin itulah alasan Yesus memberi kita teladan dengan memerintahkan kita untuk memberi “dengan tersembunyi”, sehingga “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat. 6:4). Kita tidak perlu mencari pengakuan dan pujian dari orang lain; kita dapat meyakini bahwa Allah tahu apa yang kita perbuat ketika kita setia melayani Dia dan sesama. —Leslie Koh

Tuhan, ampunilah aku pada saat-saat aku mendambakan pengakuan dan pujian dari orang lain. Tolonglah aku untuk melayani hanya demi kemuliaan-Mu.

Allah melihat segala sesuatu yang kita perbuat bagi-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 27-29; 1 Petrus 3

Biji Helikopter

Selasa, 21 November 2017

Biji Helikopter

Baca: Yohanes 12:23-33

12:23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.

12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

12:28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah suara dari sorga: “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!”

12:29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: “Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia.”

12:30 Jawab Yesus: “Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.

12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;

12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.”

12:33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. —Yohanes 12:24

Biji Helikopter

Sewaktu anak-anak kami masih kecil, mereka senang sekali berusaha menangkap “biji helikopter” yang berjatuhan dari pohon-pohon maple perak milik tetangga kami. Bentuk bijinya mirip dengan sepasang sayap. Pada akhir musim semi, biji-biji maple yang berguguran biasanya berputar-putar mirip baling-baling helikopter sebelum akhirnya jatuh ke tanah. Biji itu tidak dirancang untuk terbang, melainkan untuk jatuh ke tanah dan tumbuh menjadi pohon.

Sebelum Yesus disalib, Dia berkata kepada murid-murid-Nya, “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:23-24).

Meskipun Yesus ingin ditinggikan sebagai Mesias oleh murid-murid-Nya, Dia justru datang untuk menyerahkan nyawa-Nya supaya dosa-dosa kita diampuni dan hidup kita diubah oleh iman kita kepada-Nya. Sebagai pengikut Yesus, kita mendengar Dia berkata, “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (ay.25-26).

Biji helikopter dari pohon maple dapat membawa kita untuk merenungkan keajaiban Yesus Kristus, Sang Juruselamat, yang rela mati supaya kita dapat hidup untuk Dia. —David C. McCasland

Tuhan Yesus, kami sungguh kagum akan kasih-Mu. Berilah kami anugerah untuk melayani-Mu hari ini seperti kerinduan kami.

Yesus memanggil kita untuk menyerahkan hidup kita dan melayani-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 16-17; Yakobus 3

Melayani dan Dilayani

Jumat, 17 November 2017

Melayani dan Dilayani

Baca: Filipi 4:10-19

4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.

4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.

4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

4:14 Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.

4:15 Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu.

4:16 Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.

4:17 Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.

4:18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.

4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. —Filipi 4:10

Melayani dan Dilayani

Marilyn telah sakit selama beberapa minggu dan banyak orang menguatkannya sepanjang masa-masa sulit tersebut. Bagaimana aku dapat membalas semua kebaikan mereka? pikir Marilyn dengan cemas. Kemudian suatu hari ia membaca doa yang tertulis demikian: “Berdoalah agar [orang lain] semakin rendah hati, sehingga mereka tidak hanya bersedia melayani, tetapi juga mau dilayani.” Marilyn pun menyadari bahwa balasan yang setimpal itu tidak diperlukan, tetapi ucapan terima kasih dan mengizinkan orang lain menikmati sukacita dari melayani saja sudah cukup.

Di Filipi 4, Rasul Paulus mengungkapkan rasa syukurnya kepada semua orang yang mengambil bagian “dalam kesusahan-[nya]” (ay.14). Paulus bergantung pada dukungan orang lain dalam pelayanannya berkhotbah dan mengabarkan Injil. Ia menyadari bahwa pemberian yang dikirimkan kepadanya di saat ia sedang membutuhkan itu merupakan wujud kasih mereka kepada Allah: “Pemberian-pemberian dari kalian itu adalah seperti bau harum dari kurban yang dipersembahkan kepada Allah dan yang diterima oleh Allah dengan senang hati” (ay.18 BIS).

Mungkin kamu tidak merasa nyaman menerima bantuan—terutama jika kamu sudah terbiasa mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Namun dengan rendah hati, kita dapat mengizinkan Allah untuk memperhatikan kita melalui beragam cara di saat kita memang membutuhkan pertolongan.

Paulus menulis, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu” (ay.19). Itulah yang telah dipelajarinya sepanjang hidupnya yang penuh dengan kesulitan. Allah setia dan cara-Nya memelihara kita sungguh tak terbatas. —Cindy Hess Kasper

Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau memelihara kami melalui umat-Mu. Kiranya kami dapat memberi dan menerima bantuan dengan murah hati.

Terimalah kasih. Berikanlah kasih. Lakukanlah itu terus-menerus.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 5-7; Ibrani 12

Yesus yang Sedang Menyamar

Selasa, 24 Oktober 2017

Yesus yang Sedang Menyamar

Baca: Matius 25:31-40

25:31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,

25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;

25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?

25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?

25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. —Matius 25:40

Yesus yang Sedang Menyamar

Ketika seorang teman sedang merawat ibu mertuanya di rumah, ia bertanya kepada mertuanya itu apa yang paling diinginkannya. Mertuanya berkata, “Aku mau kakiku dicuci.” Teman saya mengakui, “Aku sama sekali tidak suka melakukannya! Tiap kali beliau memintaku melakukannya, aku menjadi jengkel. Aku bahkan berdoa agar beliau tidak mengetahui perasaanku yang sebenarnya.”

Namun, suatu hari sikapnya yang bersungut-sungut itu lenyap dalam sekejap. Ketika mengambil wadah dan handuk, lalu berlutut di bawah kaki ibu mertuanya, ia berkata, “Aku mendongak, dan saat itu aku merasa seperti sedang mencuci kaki Tuhan Yesus. Ibu mertuaku adalah Yesus yang sedang menyamar!” Setelah pengalaman itu, teman saya merasa terhormat dapat mencuci kaki ibu mertuanya.

Ketika mendengar cerita yang sangat menyentuh itu, saya terpikir pada perkataan Yesus tentang akhir zaman yang diajarkan-Nya di lereng Bukit Zaitun. Dia bercerita tentang Sang Raja yang menyambut putra dan putri-Nya ke dalam kerajaan-Nya, dengan berkata bahwa ketika mereka mengunjungi orang sakit atau memberi makan orang yang lapar, “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40). Kita juga melayani Yesus sendiri ketika kita melawat orang-orang yang berada di penjara atau memberikan pakaian kepada mereka yang membutuhkannya.

Hari ini, dapatkah kamu menggemakan pertanyaan teman saya, yang berpikir ketika bertemu seseorang, “Mungkinkah ia adalah Yesus yang sedang menyamar?” —Amy Boucher Pye

Tuhan Yesus Kristus, Engkau dapat mengubah pekerjaan yang paling sederhana menjadi sesuatu yang mulia. Tolonglah aku mengasihi sesamaku dalam nama-Mu.

Kita sedang melayani Yesus ketika kita melayani sesama.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 3-5; 1 Timotius 4

Interupsi Ilahi

Rabu, 4 Oktober 2017

Interupsi Ilahi

Baca: Lukas 18:35-43

18:35 Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis.

18:36 Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: “Apa itu?”

18:37 Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.”

18:38 Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”

18:39 Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”

18:40 Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya:

18:41 “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!”

18:42 Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!”

18:43 Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” —Lukas 18:40-41

Interupsi Ilahi

Para ahli setuju bahwa setiap hari sejumlah besar waktu yang kita miliki tergerus oleh beragam interupsi. Baik di tempat kerja atau di rumah, dering telepon atau kunjungan tak terduga dapat dengan mudah mengalihkan perhatian kita dari apa yang kita anggap sebagai tujuan utama kita.

Rasanya sebagian besar dari kita tidak menyukai adanya interupsi dalam kehidupan kita sehari-hari, apalagi ketika hal tersebut membuat kita merasa tidak nyaman atau harus mengubah rencana. Namun, Yesus menyikapi apa yang dapat dirasakan sebagai interupsi dengan cara yang jauh berbeda. Berulang kali dalam kitab-kitab Injil, kita melihat Tuhan menghentikan apa yang sedang dilakukan-Nya demi menolong seseorang yang membutuhkan.

Ketika Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem tempat Dia akan disalibkan, seorang pengemis buta di pinggir jalan berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Luk. 18:35-38). Beberapa orang di tengah keramaian itu meminta si buta untuk diam, tetapi ia terus saja memanggil Yesus. Yesus berhenti dan bertanya kepada orang buta itu, “‘Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?’ Jawab orang itu: ‘Tuhan, supaya aku dapat melihat!’ Lalu kata Yesus kepadanya: ‘Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!’” (ay.41-42).

Ketika rencana-rencana kita diinterupsi oleh seseorang yang benar-benar membutuhkan pertolongan, kita dapat meminta Tuhan untuk memberikan hikmat bagaimana kita dapat merespons dengan penuh belas kasih. Apa yang awalnya kita anggap sebagai interupsi mungkin saja merupakan pertemuan ilahi yang telah ditetapkan Tuhan untuk terjadi pada hari itu. —David C. McCasland

Tuhan Yesus, penuhi kami dengan hikmat dan belas kasih-Mu agar kami dapat memberi tanggapan seperti yang Engkau berikan bagi mereka yang membutuhkan.

Interupsi dapat menjadi kesempatan untuk melayani sesama.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 20-22; Efesus 6

Jangan Menyerah

Selasa, 25 April 2017

Jangan Menyerah

Baca: Galatia 6:1-10

6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.

6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. —Galatia 6:9

Jangan Menyerah

Bob Foster adalah seorang mentor dan sahabat yang tidak pernah berhenti mendukung saya selama lebih dari 50 tahun. Persahabatan dan penghiburan yang diberikannya tidak pernah berubah, bahkan di saat saya mengalami masa-masa kelam. Semua itu telah menolong saya untuk tetap maju dalam hidup ini.

Kita sering berniat menolong seorang kenalan kita yang sedang membutuhkan pertolongan. Namun, ketika kita tidak melihat adanya perkembangan yang langsung terjadi, niat kita melemah dan akhirnya kita tergoda untuk menyerah saja. Kita mengharapkan adanya perubahan secara cepat, tetapi yang terjadi justru proses yang panjang.

Rasul Paulus mendorong kita untuk bersikap sabar saat menolong satu sama lain melewati berbagai kesulitan dan pergumulan hidup. Ketika menulis, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu” sehingga kita “memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2), Paulus membandingkan tanggung jawab kita dengan kerja keras, waktu, dan penantian seorang petani yang mengharapkan panen.

Berapa lamakah seharusnya kita berdoa dan melayani mereka yang kita kasihi? “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (ay.9). Berapa kali seharusnya kita menolong mereka? “Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi teRutama kepada kawan-kawan kita seiman” (ay.10).

Hari ini, Tuhan mengajak kita untuk senantiasa mempercayai-Nya, tetap setia melayani sesama, tetap berdoa, dan tidak lekas menyerah! —David McCasland

Bapa di surga, berikanlah kepada kami pengharapan dan ketekunan untuk terus setia melayani dan menolong sesama kami.

Dalam doa kita berseru kepada Allah “yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan”. —Efesus 3:20

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 21-22; Lukas 18:24-43

Itu Bukan Aku

Minggu, 12 Maret 2017

Itu Bukan Aku

Baca: 1 Petrus 4:7-11

4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

4:9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.

4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang. —1 Petrus 4:10

Itu Bukan Aku

Dalam masa liburan baru-baru ini, saya memutuskan untuk menumbuhkan janggut. Banyak respons dan pujian datang dari teman-teman dan rekan kerja saya. Namun suatu hari, saya memperhatikan janggut saya dan berpikir, “Itu bukan aku.” Maka saya pun memutuskan untuk mencukurnya.

Saya sedang berpikir tentang siapa diri kita dan mengapa ada hal-hal tertentu yang kita rasa tidak mencerminkan kepribadian kita. Yang teRutama, hal itu terjadi karena Allah mengaruniakan kesukaan dan perbedaan kepada kita masing-masing. Tidak masalah jika kita memiliki hobi yang berbeda, tidak menyukai makanan yang sama, atau beribadah di gereja yang berbeda. Setiap kita diciptakan dengan unik, “dahsyat dan ajaib” (Mzm. 139:14). Petrus menuliskan bahwa kita diberi karunia yang unik untuk melayani satu sama lain (1Ptr. 4:10-11).

Para murid Yesus tidak melepaskan sifat-sifat mereka sebelum mengikut Yesus. Petrus begitu impulsif sehingga ia sempat memotong telinga seorang hamba pada saat Yesus ditangkap. Tomas bersikeras menuntut bukti sebelum mempercayai bahwa Kristus sudah bangkit. Tuhan tidak menolak mereka mentah-mentah karena mereka masih bertumbuh. Dia sedang membentuk mereka bagi pelayanan-Nya.

Ketika kita memikirkan cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk melayani Tuhan, kita patut bersikap bijaksana dengan mempertimbangkan segala karunia dan sifat yang kita miliki. Itu berarti adakalanya kita harus berkata, “Itu bukan aku. Aku bukanlah orang yang tepat.” Allah mungkin memanggil kita untuk keluar dari zona nyaman kita, tetapi Dia melakukan hal tersebut untuk mengembangkan karunia dan kepribadian kita yang unik demi memenuhi maksud-Nya yang baik. Kita menghargai sifat Allah yang kreatif ketika kita mengizinkan Dia untuk memakai hidup kita apa adanya. —Dave Branon

Bapa, terima kasih untuk kepribadian dan kemampuan yang telah Engkau bentuk dalam diriku. Bimbing aku untuk menggunakannya bagi-Mu.

Tidak ada manusia yang biasa—kita diciptakan sebagai pribadi yang unik.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 17-19; Markus 13:1-20

Artikel Terkait:

Bagaimana Jika Tuhan Mengambil Talentaku?

Selama sekian tahun lamanya, Shawn telah menulis banyak puisi tentang berbagai sisi kehidupannya. Dia merasa Tuhan telah memberkatinya dengan talenta ini. Namun, belakangan, Shawn merasa kesulitan menulis puisi dengan lancar. Dia pun mulai bertanya-tanya: “Apakah aku sudah kehabisan inspirasi? Atau yang lebih parah, apakah aku telah kehilangan talentaku?”

Lihat yang Telah Yesus Lakukan

Minggu, 12 Februari 2017

Lihat yang Telah Yesus Lakukan

Baca: Lukas 8:1-8

8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,

8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,

8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:

8:5 “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.

8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.

8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.

8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.”* Setelah berkata demikian Yesus berseru: /”Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. —2 Korintus 8:7

Lihat yang Telah Yesus Lakukan

Ketika baru berumur delapan tahun, seorang anak pernah mengatakan kepada Wally, seorang sahabat dari orangtuanya, “Aku mengasihi Yesus dan aku mau melayani Tuhan di luar negeri suatu saat nanti.” Sepanjang kurang lebih sepuluh tahun, Wally mendoakan anak itu sambil melihatnya bertambah dewasa. Ketika pemuda itu kemudian memberikan diri untuk pergi bermisi ke negara Mali, Wally pun mengatakan kepadanya, “Sudah saatnya! Ketika dahulu aku mendengar apa yang ingin kamu lakukan, aku menginvestasikan sejumlah uang dan menabungnya untukmu, sambil menunggu kabar gembira ini.” Wally memiliki hati yang mengasihi orang lain dan senang mendukung upaya pemberitaan Injil pada dunia.

Yesus dan murid-murid-Nya membutuhkan dukungan dana dalam perjalanan mereka keluar masuk kota dan desa untuk mengabarkan Injil Kerajaan Allah (Luk. 8:1-3). Sekelompok perempuan yang telah dilepaskan dari roh jahat dan penyakit mendukung rombongan itu “dengan kekayaan mereka” (ay.3). Salah seorang dari perempuan itu adalah Maria Magdalena yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat. Ada juga Yohana, istri dari bendahara Herodes. Kita tidak tahu apa-apa tentang Susana dan “banyak perempuan lain” (ay.3), tetapi kita tahu bahwa Yesus telah menjawab kebutuhan rohani mereka. Sekarang mereka melayani Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya dengan memberikan dukungan dana.

Ketika kita menyadari apa yang telah Yesus lakukan untuk kita, maka kerinduan hati-Nya bagi sesama menjadi kerinduan kita juga. Mari tanyakan kepada Allah bagaimana Dia mau memakai kita dalam pelayanan-Nya. —Anne Cetas

Bagaimana kamu mengambil bagian dalam pemberitaan Injil kepada orang-orang di sekitarmu dan di dunia? Ceritakanlah kepada seseorang apa yang telah Yesus lakukan untukmu. Tulislah pesan yang dapat menyemangati seseorang. Berbagilah berkat dengan seorang misionaris. Berdoalah.

Yesus telah menyerahkan semua milik-Nya; Dia layak mendapatkan seluruh milik kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 13; Matius 26:26-50

Artikel Terkait:

Tak Kusangka, Pelayanan Kecil yang Kulakukan Ternyata Begitu Berarti

“Beberapa waktu lalu, aku disibukkan dengan sebuah kegiatan penggalangan dana. Lewat penjualan gelang denim, aku dan kawan-kawan pemuda gerejaku rindu memberikan donasi sebagai sebuah bentuk dukungan bagi sebuah komunitas yang melayani anak-anak punk. Dana terkumpul, dan aku kira cerita telah usai. Ternyata tidak.”

Baca artikel Claudya selengkapnya di dalam artikel berikut.

Para Pahlawan Tak Terlihat

Jumat, 27 Januari 2017

Para Pahlawan Tak Terlihat

Baca: Keluaran 17:8-15

17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.

17:9 Musa berkata kepada Yosua: “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.”

17:10 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.

17:11 Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

17:12 Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.

17:13 Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

17:14 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit.”

17:15 Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: “Tuhanlah panji-panjiku!”

Harun dan Hur menopang kedua belah tangan [Musa], seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. —Keluaran 17:12

Para Pahlawan Tak Terlihat

Kisah-kisah dalam Alkitab dapat membuat kita terpana dan bertanya-tanya. Contohnya, ketika Musa memimpin umat Allah menuju Tanah Perjanjian dan mereka diserang oleh bangsa Amalek, bagaimana Musa tahu bahwa ia harus pergi ke puncak bukit dan memegang tongkat Allah di tangannya? (Kel. 17:8-15). Alasannya tidak dijelaskan kepada kita, tetapi kita tahu bahwa ketika Musa mengangkat tangannya, orang Israel akan memenangi pertempuran, tetapi ketika tangannya turun, orang Amalek yang menang. Ketika Musa lelah, Harun saudaranya, dan Hur menopang kedua belah tangan Musa supaya orang Israel menang.

Kita tidak tahu banyak tentang Hur, tetapi ia memegang peran penting dalam sejarah Israel saat itu. Hal itu mengingatkan kita akan pentingnya para pahlawan yang tak kelihatan, ketika mereka yang menopang dan menguatkan para pemimpin mempunyai peran penting yang sering kali terlewatkan. Para pemimpinlah yang mungkin sering disebutkan dalam buku-buku sejarah atau disanjung di media sosial. Namun demikian, kesaksian yang setia dan tak menonjol dari mereka yang melayani dengan cara-cara lain tidaklah diabaikan oleh Tuhan. Dia melihat seseorang yang berdoa syafaat setiap hari untuk teman-teman dan keluarganya. Dia memperhatikan wanita yang setiap Minggu merapikan kursi di gereja. Dia melihat seseorang yang memberkati tetangganya dengan perkataan yang menguatkan.

Allah sedang memakai hidup kita, bahkan ketika perbuatan kita terasa tak berarti. Kiranya kita memperhatikan dan berterima kasih kepada tiap pahlawan tak terlihat yang menolong kita. —Amy Boucher Pye

Bapa, terima kasih karena Engkau menciptakanku dan memberiku keunikan tersendiri. Tolonglah aku melayani Engkau dan sesama dengan setia, serta menghargai orang-orang yang sudah Engkau kirimkan untuk menolongku.

Para pahlawan yang tak terlihat selalu terlihat oleh Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 16-18; Matius 18:1-20

Artikel Terkait:

Melawan Cuek, Raksasa Penumpul Jiwa

Andhika tidak banyak memikirkan tentang orang lain di sekitarnya. Cuek. Seperti kebanyakan orang, dia punya banyak mimpi yang ingin dicapai, mana ada waktu mengurusi orang lain? Namun, suatu hari Tuhan membukakan matanya tentang siapa sesungguhnya dia di hadapan-Nya.

Baca cerita selengkapnya di dalam artikel ini.