Indahnya Cinta
Sabtu, 19 Januari 2019
Baca: Amsal 5
5:1 Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,
5:2 supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan.
5:3 Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak,
5:4 tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.
5:5 Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati.
5:6 Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya.
5:7 Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.
5:8 Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya,
5:9 supaya engkau jangan menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain, dan tahun-tahun umurmu kepada orang kejam;
5:10 supaya orang lain jangan mengenyangkan diri dengan kekayaanmu, dan hasil susah payahmu jangan masuk ke rumah orang yang tidak dikenal
5:11 dan pada akhirnya engkau akan mengeluh, kalau daging dan tubuhmu habis binasa,
5:12 lalu engkau akan berkata: “Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;
5:13 mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?
5:14 Aku nyaris terjerumus ke dalam tiap malapetaka di tengah-tengah jemaah dan perkumpulan.”
5:15 Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual.
5:16 Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan?
5:17 Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain.
5:18 Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:
5:19 rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.
5:20 Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?
5:21 Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.
5:22 Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.
5:23 Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hendaklah engkau berbahagia dengan istrimu sendiri. —Amsal 5:18 BIS
“Jarabe Tapatio” adalah tarian asal Meksiko yang merayakan cinta. Dalam tarian berirama cepat ini, sang pria menaruh topi sombrero miliknya di atas lantai. Lalu, di akhir tarian, sang wanita akan mengambil topi itu dan keduanya pun bersembunyi dan berciuman di balik topi sebagai penegasan atas cinta mereka berdua.
Tarian itu mengingatkan saya akan pentingnya kesetiaan dalam pernikahan. Dalam Amsal 5, setelah muncul peringatan tentang bahaya percabulan, kita membaca bahwa pernikahan itu bersifat eksklusif. “Sebab itu, setialah kepada istrimu sendiri dan berikanlah cintamu kepada dia saja” (ay.15 BIS). Meski ada sepuluh pasangan yang menari Jarabe di atas panggung, setiap orang berfokus hanya pada pasangannya sendiri. Demikian juga haruslah kita bersukacita dalam komitmen yang teguh dan bulat kepada pasangan kita (ay.18 BIS).
Kisah cinta kita juga tak luput dari perhatian. Para penari yang menikmati tarian bersama pasangannya sadar bahwa ada orang yang menyaksikan mereka. Begitu pula dengan kehidupan kita, “Tuhan melihat segala-galanya yang dilakukan oleh manusia. Ke mana pun manusia pergi Tuhan mengawasinya” (ay.21 BIS). Allah ingin melindungi pernikahan kita, karena itulah Dia senantiasa memperhatikan kita. Kiranya kita menyenangkan hati Allah dengan saling setia kepada pasangan.
Seperti tarian Jarabe, hidup juga memiliki ritme yang harus diikuti. Jika kita mengikuti irama Sang Pencipta dengan berlaku setia kepada-Nya—baik sudah menikah maupun belum—kita akan menerima berkat dan sukacita. —Keila Ochoa
Tuhan, Engkau mengenal segala jalanku. Tolong aku untuk menghormati-Mu dalam hubunganku dengan sesama.
Kesetiaan menghasilkan sukacita.
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 46-48; Matius 13:1-30