Posts

Pemain ke-12

Rabu, 16 November 2016

Pemain ke-12

Baca: Ibrani 11:32-12:3

11:32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,

11:33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa,

11:34 memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.

11:35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.

11:36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.

11:37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.

11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.

11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.

11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Marilah kita . . . berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. —Ibrani 12:1

Pemain ke-12

Sebuah papan penanda berukuran besar yang terpasang di stadion sepakbola milik A&M University di Texas mencantumkan tulisan, “Home of the 12th Man” (Kandang dari Pemain ke-12). Di atas lapangan, masing-masing regu yang bertanding akan menurunkan 11 pemain. Namun regu dari kampus A&M mempunyai Pemain ke-12, yaitu ribuan mahasiswa yang selalu hadir dan terus berdiri di sepanjang pertandingan untuk menyemangati mereka. Tradisi itu berawal pada tahun 1922 ketika pelatih tim tersebut memanggil seorang mahasiswa dari tempat duduk penonton untuk mengenakan seragam tanding dan bersiap menggantikan seorang pemain yang cedera. Meski mahasiswa cadangan itu tidak jadi turun ke lapangan dalam pertandingan tersebut, kesiapsediaannya di tepi lapangan sangatlah membesarkan hati rekan-rekan satu tim.

Ibrani 11 menjabarkan nama-nama pahlawan iman yang pernah menghadapi ujian-ujian besar dan tetap setia kepada Allah. Pasal 12 diawali dengan perkataan, “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita” (ay.1).

Kita tidak sendirian dalam perjalanan iman kita. Para hamba Allah maupun orang-orang biasa yang telah hidup setia kepada Tuhan senantiasa menguatkan kita lewat teladan iman dan keberadaan mereka di surga. Mereka itu ibarat Pemain ke-12 yang secara spiritual menyemangati kita selama kita masih berlomba di dunia.

Ketika kita memandang kepada Tuhan Yesus, “yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (12:2), kita terus dikuatkan oleh semua orang yang pernah mengikut Dia. —David McCasland

Ya Tuhan, kiranya kami menyadari kehadiran umat-Mu yang kini di surga
menyemangati kami. Kuatkan kami untuk menekuni perlombaan iman hari ini.

Orang Kristen yang setia di masa lalu menguatkan kita di masa kini.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 3-4; Ibrani 11:20-40

Artikel Terkait:

Belajar dari Kesuksesan Teman-Temanku

Sejak kecil Lily Lin merasa beruntung karena memiliki teman-teman yang berotak cemerlang. Mereka terus mengukir prestasi yang bikin iri semua orang, baik saat bersekolah maupun saat mereka sudah bekerja. Lily banyak belajar dari kesuksesan teman-temannya tersebut. Apa saja yang dia pelajari? Yuk simak jawabannya di dalam artikel berikut.

Teruskan

Sabtu, 24 September 2016

Teruskan

Baca: Mazmur 78:1-8

78:1 Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.

78:2 Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.

78:3 Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami,

78:4 kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.

78:5 Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka,

78:6 supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka,

78:7 supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya;

78:8 dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah.

Kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada Tuhan. —Mazmur 78:4

Teruskan

Saya suka menonton perlombaan lari estafet. Saya kagum dengan kekuatan fisik, kecepatan, keahlian, dan daya tahan yang dituntut dari para atlet yang berlomba. Namun saya selalu memperhatikan satu bagian penting dari perlombaan yang membuat saya berdebar-debar. Itulah momen ketika tongkat estafet diteruskan dari satu atlet ke atlet berikutnya. Jika tertunda sedikit saja dan tongkat itu terlepas, mereka akan kalah.

Orang Kristen dapat diibaratkan sedang mengikuti perlombaan lari estafet, dengan membawa tongkat iman dan pengenalan akan Tuhan dan firman-Nya. Alkitab menyatakan kepada kita pentingnya meneruskan tongkat itu dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Dalam Mazmur 78, Asaf menyatakan: “Aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, . . . kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya” (ay.2-4).

Musa mengatakan hal yang serupa kepada bangsa Israel: “Jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu” (Ul. 4:9).

Kepada generasi yang akan datang, kita dipanggil untuk dengan penuh kasih dan keberanian melakukan apa pun yang kita bisa untuk meneruskan berita tentang “perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil [kita] keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1Ptr. 2:9). —Lawrence Darmani

Ya Bapa, tolong aku untuk setia meneruskan imanku kepada orang lain.

Kita mempengaruhi generasi mendatang dengan hidup bagi Kristus hari ini.

Bacaan Alkitab Setahun: Kidung Agung 4-5; Galatia 3

Artikel Terkait:

Warisan nenek penjual pecel

Bagaimana kepedulian seorang nenek penjual pecel pada akhirnya dapat mengubah kehidupan tiga generasi dalam keluarga Yonatan? Baca kesaksiannya di dalam artikel ini.