Bertolak Belakang
Minggu, 26 Maret 2017
Baca: Roma 14:1-12
14:1 Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.
14:2 Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
14:3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
14:4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
14:5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
14:6 Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.
14:7 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.
14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
14:9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
14:11 Karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.”
14:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? —Roma 14:4
Seorang guru tamu dari Amerika Utara mendapat pelajaran berharga saat mengajar para mahasiswa dari Asia Tenggara. Setelah memberikan ujian yang berisi soal-soal pilihan ganda kepada mahasiswanya, ia merasa heran melihat banyaknya pertanyaan yang tidak dijawab. Saat mengembalikan lembar-lembar jawaban yang telah dikoreksi, ia menyarankan agar lain kali sebaiknya mereka menebak saja apa yang kira-kira menjadi jawabannya, daripada tidak menjawab sama sekali. Seorang mahasiswa yang terkejut mengangkat tangan dan bertanya, “Bagaimana jika saya secara kebetulan memberikan jawaban yang benar? Itu berarti saya memberikan kesan bahwa saya tahu jawabannya, padahal sebenarnya tidak.” Mahasiswa dan guru itu mempunyai sudut pandang dan penerapan yang berbeda.
Di masa Perjanjian Baru, para petobat dari latar belakang Yahudi dan bukan Yahudi mengenal Kristus dengan membawa sudut pandang masing-masing yang sangat bertolak belakang. Karena itulah mereka kemudian berbeda pendapat tentang hal-hal tertentu, seperti hari-hari ibadah dan apa saja yang boleh atau tidak boleh dimakan atau diminum oleh seorang pengikut Kristus. Rasul Paulus mendorong mereka untuk mengingat satu fakta yang penting: Tidak seorang pun dapat mengetahui atau menghakimi keyakinan hati orang lain.
Untuk menjaga keharmonisan dengan saudara-saudari seiman, Allah mendorong kita untuk menyadari bahwa kita semua bertanggung jawab kepada Tuhan, dan harus bertindak sesuai dengan firman-Nya dan hati nurani kita. Namun demikian, hanya Dia yang berhak menghakimi sikap hati kita (Rm. 14:4-7). —Mart DeHaan
Bapa di surga, ampunilah kami karena kami cenderung menghakimi keyakinan hati orang lain yang berbeda sudut pandang dengan kami.
Hendaklah kamu lebih dahulu mengintrospeksi diri sendiri sebelum menghakimi orang lain.
Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 22-24; Lukas 3
5 Tips Menghentikan Kebiasaan Bergosip
Bergosip mungkin adalah hal yang sangat menyenangkan bagi kita. Bahkan ada perkataan yang mengatakan, “makin digosok, makin sip!” Namun, tentunya kita tahu bahwa kebiasaan bergosip ini tidaklah baik.
Berikut 5 tips yang akan membantumu menghentikan kebiasaan bergosip.